Selasa, 29 Mei 2012

Pandangan




PANDANGAN MENGENAI HUKUMAN MATI BAGI SEORANG PENJAHAT





BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dari zaman dahulu hingga sekarang telah terjadi banyak kejahatan dan mengakibatkan banyak menimbulkan harta benda bahkan mengorbankan nyawa orang lain yang telah diberikan oleh Allah sendiri kepada umat manusia ketika Tuhan telah mempercayakan untuk menjaga dan memlihara, ketika kita sedang tidak siap ada seorang maupun kelompok merampas dan membunuh apa yang telah Tuhan percayakan sebagai Amanat Agung, saya selaku penulis makalah ini akan membahas pandangan tentang hukuman mati bagi seorang penjahat, bagaimana yang seharusnya hukuman mati itu dilakukan terhadap pelanggaran yang berat dan dampak yang telah dilakukan seorang penjahat jika ia dengan sadar telah melakukan pelanggaran yang mengakibatkan kerugian baik harta benda maupun nyawa orang lain dan juga menurut pandangan Alkitab, diharapkan dapat memahami kenapa hukuman mati harus diberlakukan dikarenakaan hingga pada saat ini hukuman mati masih diperdebatkan dikarenakan ada yang pro dan kontra melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahan jika hukuman mati itu harus dilakukan untuk menegakan keadilan.

BAB II
ISI
Hukuman mati ialah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan pengadilan atau tanpa pengadilan sebagai bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.
Ketika sebuah tindakan yang dilakukan tidak dipikirkan secara matang dan pertimbangan yang penuh dengan kesadaran untuk mengambil keputusan, maka akan menimbulkan kerugian bagi oranglain baik harta maupun kehilangan nyawa seseorang.
Pemerintah dalam hal ini yang telah dipercayakan untuk mengatur Hukum yang berlaku di suatu pemerintahan harus memiliki dasar yang kuat pengambilan keputusan dan pertimbangan yang sangat baik, jika tidak akan mengakibatkan dan membahayakan dan merugikan oranglain bahkan dapat menimbulkan konflik yang yang berkepanjangan.
Pengambil keputusan tindak kasus pidana harus mempertimbangkan pelanggaran yang telah dilakukan seorang terpidana, menimbang dampak yang telah dilakukan akibat pelanggaran yang dilakukan dan memiliki data yang akurat untuk membuktikan keputusan yang diambil.
Ketika seorang penjahat melakukan kejahatan, dengan terencana dan dilakukan secara sadar, sebelum melakukan kejahatan pasti telah memikirkan dampak akibat perbuatannya yang telah dilakukan, resiko dari perbuatan yang diakibatkan, bahkan hukuman dari tindak kejahatan yang dilakukan, ketika kejahatan yang dilakukan dampak yang ditimbulkan kepada korban, Masyarakat luas, Pemerintah dan mengakibatkan kerugian yang sangat besar, maka penjahat harus mendapatkan konswekensi yang sepadan untuk mempertangungjawabkan perbuatanya yang telah dilakukakan.
Dalam sejarah, dikenal beberapa cara pelaksanaan hukuman mati, diantaranya adalah :
  1. Hukuman pancung: hukuman dengan cara potong kepala
  2. Sengatan listrik: hukuman dengan cara duduk di kursi yang kemudian dialiri listrik bertegangan tinggi
  3. Hukuman gantung: hukuman dengan cara digantung di tiang gantungan
  4. Suntik mati: hukuman dengan cara disuntik obat yang dapat membunuh
  5. Hukuman tembak: hukuman dengan cara menembak jantung seseorang, biasanya pada hukuman ini terpidana harus menutup mata untuk tidak melihat.
  6. Rajam: hukuman dengan cara dilempari batu hingga mati1
Sebagian besar Negara-negara didunia memberlakukan hukuman mati dengan metode yang berbeda-beda dan tingkatan yang berbeda tergantung dengan kebijakan Negara tersebut, dan Standar Undang-undang peraturan yang telah dibakukan dan diketahui semua lapisan masyarakat dan disosialisasikan.
Pelaksanaan hukuman mati di Indonesia Hukuman mati masih dipraktekkan di Indonesia sampai dengan saat ini, terutama untuk beberapa tindak pidana berat, seperti pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP), peredaran narkotika, dan terorisme. Namun terkadang masih Kontra diktif karena dianggap sebagai pelanggaran HAM.
Ketika semua pihak dan lapisan Masyarakat mengetahui ketentuan dan batasan Undang-undang yang di berlakukan dan menjadi tolak ukur sejauhmana pemahaman Masyarakan tentang kepedulian terhadap sesama ini menjadi peringatan akan segala tindakan yang kita lakukan harus di pikirkan dan di pertimbangkan secara baik, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan sebuah Kasus kejahatan.
Ketika sebuah hukuman mati diberlakukan maka, Sesungguhnya yang ingin dicapai dari penjatuhan hukuman itu bukan hanya unsur adil namun juga sebuah peringatan bagi manusia lain agar tidak melakukan hal yang sama.
Ancaman hukuman yang berat adalah cara yang paling baik untuk memperingatkan manusia terhadap suatu tindakan yang kita semua tidak mau itu terjadi. Dalam kitab PL Allah menetapkan kasus yang pelanggarnya diancam hukuman mati. Ada banyak sekali kasus yang diancam hukuman mati, menikahi ibu sekaligus anaknya harus dihukum mati, bahkan bersetubuh dengan binatang ancaman hukumannya ialah hukuman mati (Im. 20:1415).
Bersetubuh dengan menantu juga diancam dengan hukuman mati. Dan masih banyak lagi kasus yang diancam hukuman mati. Tuhan memberi alasan mengapa ancaman hukumannya sedemikian berat pada bangsa Isarel adalah karena mereka ditetapkan sebagai bangsa yang kudus. Yang harus dipikirkan mereka setiap hari itu hidup kudus bukan berpikir untuk berdosa. Dosa dengan ancaman hukuman mati adalah dosa yang seharusnya membangkitkan bulu roma seseorang. Hukuman yang sedemikian berat itu tentu dimaksudkan agar tidak akan terbersit sedikit pun di dalam pikiran seseorang untuk melakukannya.2
Pemerintah harus berani mengambil tindakan dan keputusan, dan menyatakan hal yang dilakukan seorang penjahat benar-benar salah, dan jika dinyatakan tidak bersalah harus dibebaskan, jangan sampai ada kesalahan dalam pengambilan keputusan, Ketika sebuah tindakan yang merugikan Masyarakat yang berdampak sangat luas dan berkepanjangan dilakukan secara berencana dan menimbulkan banyak korban jiwa seperti yang dilakukan oleh kelompok maupun perorangan penjahat ( teroris ) harus diproses dengan benar karena akibat tindakan yang dilakukan dapat mengancam Keamanan dan kesetabilan Masyarakat, Pemerintah selaku pemegang kekuasaan tertinggi harus memahami dampak kejahatan yang dilakukan oleh seorang penjahat, untuk memberikan rasa aman demi kesetabilan Masyarakat.
Rasul Paulus juga mengatakan dalam suratnya kepada jemaat di Roma ( Roma 13 :1-5), ia mengatakan Pemerintah yang memegang kekuasaan secara penuh untuk mengambil keputusan dan menjatuhkan hukuman yang berat bagi orang yang melakukan kejahatan untuk menunjukan keadilan, karena pemerintah yang memegang peranan dan kuasa untuk memberikan ganjaran kepada penjahat dengan apa yang telah ia perbuat terhadap orang lain yang telah mengalami kerugian karena Allah sendiri yang telah menetapkan pemerintah itu ada untuk menjalankan pemerintahan, kita harus mematuhi orang-orang yang berkuasa atas kita kecuali bila mereka memerintah untuk melakukan apa yang dilarang Allah atau mereka melarang yang Allah perintahkan3 banyak yang telah terjadi Hukman mati yang salah ketika pemerintah tidak memegang kebenaran pengikut Tuhan dijatuhi hukuman mati sebagai martir yang rela mati, pemerintah harus mempunyai bukti dan saksi yang benar sebelum mengambil keputusan untuk menjalankan fungsinya dari Allah dengan baik, pemerintah diperlukan karena manusia cenderung tidak hidup untuk Allah, tidak mengasihi Allah dan tidak mengasihi sesama manusia, barang siapa menumpahkan darah manusia, darahnya akan ditumpahkan oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambarNya sendiri ayat ini sangat jelas. Jikalau seorang membunuh orang lain, Allah mengharuskan pembunh itu dibunuh oleh tangan manusia, karena hidup manusia begitu sangat berharga.

PENUTUP

KE
SIMPULAN
Saya selaku penulis makalah ini memberikan tanggapan dan kesimpulan dengan berbagai sumber yang telah saya buat tentang bagaimana yang seharusnya hukuman mati bagi seorang penjahat itu dilakukan, hukuman mati itu perlu dilakukan ketika seorang melakukan kejahatan dengan resiko yang sangat besar bagi oranglain supaya orang lain menjadi jera dan sekaligus teguran bagi oranglain agar tidak melakukan kejahatan yang sama, pemerintah selaku pengambil keputusan harus dengan tegas memberikan hukuman bagi orang yang bersalah dan membela yang benar bagi yang tidak bersalah, memiliki keakuratan data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, karena pemerintah adalah wakil Allah untuk melaksanakan tugasnya, karena pemerintah pada akhirnya akan mempertanggungjawabkan apa yang sudah dipercayakan kepadanya
















DAFTAR PUSAKA
1, Etika dan sikap orang Kristen R.C Sproul






Internet
2. file:///D:/menghapus_hukuman_mati.htm


1 . file:///D:/menghapus_hukuman_mati.htm
2 . file:///D:/menghapus_hukuman_mati.htm
3 . Etika dan sikap orang Kristen R.C Sproul

Senin, 28 Mei 2012

Seni Yang hilang


PEMURIDAN SENI YANG HILANG




BAB I
PENDAHULUAN
Pemuridan sangat penting dan perlu dilakukan untuk keberlanjutan pengabaran amanat agung, melalui makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan pembelajaran, yang telah dilakukan baik oleh Tuhan Yesus sendiri selaku guru yang agung, dan para murid juga Rasul Paulus salah satu murid Tuhan Yesus, juga metode yang di gunakan untuk melakukan pemuridan dari sumber buku “ Pemuridan Seni Yang Hilang “ oleh LeRoy Eims, dalam ringkasan makalah ini akan belajar beberapa hal antara lain cara murid yang seharusnya membina hubungan, menolong orang lain, latihan pemuridan, tujuan yang ingin dicapai dalam pemuridan, perlunya melatih pemimpin-pemimpin, agar kedepannya banyak pemimpin yang dikehendaki dan takut akan Tuhan.



BAB II
ISI
Tuhan Yesus ketika naik ke sorga memberi perintah kepada para murid untuk menjalankan amanat angung ( Matius 28 : 18-20) dan untuk menolong melatih pekerja-pekerja ( Matius 9 : 37, 38). Sebagai tugas untuk mengajar dan membimbing agar terjadi pelipat gandaan atau bertambahan orang yang percaya kepada Kristus,Tuhan Yesus juga mengajarkan bagaimana cara ketika Ia memilih para murid “ ketika hari siang, Ia memanggil murid-muridnya kepadaNya, lpara murid di panggil dari pekerjaan sehari-hari mereka untuk bersama Yesus ( Matius 4 : 18-22 ), menjalin hubungan keakraban denga Yesus, menguatkan dan mengubah hidup murid, para murid berani pergi dari kalangan sederhana di Galilea kepada pusat kalangan atas di Yerusalem ada suatu perubahan yang luar biasa mereka mampu mempertahankan keyakinan dihadapan makamah agama Yahudi, yaitu dewan kekuasaan tertinggi di Yerusalem.
Tuhan Yesus memberitahu murid-muridNya “ bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu ( Yohanes 15 : 16 ), Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita telah di pilih semenjak dalam ibu kita untuk mejalankan amanat agungNya, dan mengahasilkan buah melalui pengajaran yang telah di ajarkan Tuhan Yesus dan mempertahankan ajaran kebenaran dan pengajaran serta pelatihan pendampingan harus dilakukan secara terus menerus agar buah itu tetap.
Mereka bertekun dalam pengajaran Rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa ( Kisah Para Rasul 2 : 42), gereja mula-mula hidup dalam ketekunan dan kesungguhan dan selalu bersekutu dalam beribadah persatuan antara murid hidup dalam kekeluargaan tidak memandang perbedaan sebagai batasan dan penghalang tetapi hidup dalam keutuhan saling menghargai dan menopang saling menguatkan memberikan motifasi yang saling membangun dan kepunyaan pribadi bukan hal yang harus di pertahankan tetapi lebih mengutamakan kepentingan bersama dan selalu tekun dalam doa, karena doa yang saling menguatkan doa besar kuasanya jika dilakukan dengan kesungguhan dan kenyakinan yang di tujukan hanya kepada Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus mengatakan kepada murid jika kamu berbuah banyak dengan demikian kamu adalah murid-muridKu ( Yohanes 15 : 8 ), Ia mengajarkan untuk kita bukan hanya sebagai pendengar Firman Tuhan tanpa melakukan sesuatu apapun, tetapi melakukan pemuridan bukan hanya keepada satu orang, tetapi melakukan terus menerus, sama seperti yang dilakukan oleh para Rasul, rasul Petrus memenangan tiga ribu jiwa ketika ia melakukan Khotbah yang pertama dan Rasul Paulus tanpa henti mendirikan jemaat dan melakukan pemuridan yang di dasari oleh ketekukan dan kesungguhan, karena jerih payah kita tidak akan sia-sia dengan demikian kita adalah murid yang taat melakukan pengajaran kebenaran Kristus.
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu ( Lukas 14 : 33 ), Tuhan Yesus mengajarkan ketika kita mengikut Dia berarti segala sesuatu yang harus di korbankan dan di tinggalkan untuk menjadikan hidup kita lebih mengutamakan Tuhan dari pada yang kita miliki yang bersifat sementara, baik harta benda yang kita miliki yang dapat menyebabkan kita mendukakan hati Tuhan, meningalkan keluarga bukan berarti melupakan tetapi lebih mengutamakan agar terfokus dalam pelayanan, agar tidak mengutamakan keluarga menjadikan terpenting dari pada pelyanan untuk melakukan pemuridan.
Kamu akan menjadi saksiKu (Kisah Para Rasul 1 : 8 ), kata-kata Yesus yang terakhir di Bukit Zaitun mengajarkan suatu perintah sebagai pelayan Tuhan harus menjadi saksi kebenaran, dengan apa yang telah di lihat dan ajaran kebenaran yang telah di amanatkan Tuhan Yesus kepada para murid, hal ini yang seharusnya terus kita perjuangkan untuk menjadi saksi hidup melalui perkataan dan perbuatan baik maupun buruk keadaan kita harus menjadi saksi untuk memberitakan injil Allah, ketika para Rasul dipanggil untuk bersaksi, Paulus di panggil untuk bersaksi bahkan ketika ia di dera dalam penjara sekalipun mendapatkan penganiayaan tetapi ia terus bersaksi.
Rasul Paulus mendapat banyak penganiayaan ketika bersaksi tetapi ia tidak henti untuk menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati mereka supaya mereka bertekun dalam iman ( Kisah Para Rasul 14 : 22 ), ketika murid-murid yang baru menerima Tuhan Yesus harus perlu mendapat bimbingan yang harus dilakukan supaya iman tidak mengalami kemunduran dan mengalami peningkatan pertumbuhan secara rohani, agar selalu menguatkan dan menasehati mana yang perlu dan harus dilakukan bertekun dalam setiap pertemuan pendalaman Firman Tuhan.
Orang-orang yang dipilih oleh Yesus adalah orang-orang biasa penjala ikan, pemungut cukai, dan lain sebagainya. Pada saat sebelum Ia memilih orang-orang yang akan di latih, Ia berdoa sepanjang malam ( Lukas 6 : 12, 13), ketika setiap pengambilan keputusan yang akan di ambil perlu di pikirkan dengan baik, karena dampat dari keputusan dapat berakibat fatal jika hanya dipkirkan hanya sesaat Tuhan Yesus mengajarkan perlunya Tuntunan Allah di dalam doa agar bukan kehendak kita tetapi kehendak Allah yang dinyatakan, Ia berdoa semalaman betapa gesunguhan dan hal yang sangat penting karena TujuanNya ketika Tuhan Yesus sudah tidak bersama para murid, murid dapat melanjutkan amanat agungNya, Ia juga memilih setiap orang yang memiliki kesungguhan hati untuk melayani bukan karena kepintaran atau dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, bukan karena ada kecocokan dalam hubungan kekeluargaan kesamaan suku, ras dan golongan dan bukan karena orang itu baik, berstandar yang dapat kita terima tetapi orang yang mau berkorban, orang yang dinggap hina karena profesi pekerjaan tetapi di panggil Allah untuk menjadi muridnya, dengan latar belakang yang menurut Tradisi Yahudi tidak layak tetapi Tuhan Yesus memanggi kedua belas muridnya, bahkan hasilnya dari pelayanan para murid masih ada sampai sekarang.
Murid yang baru harus selalu di kuatkan dalam iman karena dengan latar belakang kepribadian yang berbeda-beda kebudayaan agama yang berbeda, dan menasehati agar selalu bertekun dalam iman antara murid yang satu dengan yang lain pasti adanya ketidak cocokan dalam hal apapunjuga perlunya ketekunan dan kesungguhan untuk saling berbagi menerima keadaan dari setiap kekurangan dan kelemahan masing-masing pribadi, untuk masuk dalam kerajaan Allah tidak hanya kemudahan yang di dapatkan tetapi kesulitan pasti akan dihadapi banyak para Rasul telah mendapat penganiayaan, Rasul Paulus telah menghadapi banyak hal yang buruk tetapi Tuhan Yesus telah menjukan kesengsaraan yang akan di hadapi, hingga saat ini kita telah di tunjukan kesengsaraan dengan melihat pengorbanan Yesus dan para murid yang lain itu yang menjadi kekuatan dalam ikutipelayanan, yang terpenting adalah saling menguatkan bukan malah kita saling menjatuhkan sesama murid hal itu yang menyebabkan hancurnya persekutuan pelayanan.
Tuhan Yesus mengatakan “ tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit “ ( Matius 9 : 37 ), Ia mengatakan hal ini melihat begitu banyak orang yang berbondong-bondong mengikutinya, tetapi jumlah para murid yang sedikit hingga kini masih banyak yang belum mendengar kabar keselamatan dikarenakan kekurangan sumberdaya yang ada untuk menjalankan amanat agung, pekerja disini bukana hanya mereka hamba Tuhan tetapi semua orang yang terlibat dalam pembinaan murid.
Tuhan Yesus mengajarkan “ karena Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang ( Markus 10 : 45 ). Tuhan Yesus mengajarkan untuk saling melayani bukan untuk dilayani, ketika Tuhan Yesus membasuh kaki para murid betapa Ia menunjukan kerendahan hati, Ia mengatakan berbuatlah demikian berarti kita diwajibkan untuk melakukan hal demikian dengan kerendahan hati tanpa melihat setatus kita Yesus adalah Raja sang pencipta tetapi mau melayani kita menghapuskan dosa kita, maka seharusnya kita mengasihi sesama dengan seluruh kemampuan kita.
Tuhan Yesus juga mendoakan kesatuan kita. Ia memohon, Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya Dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku ( Yohanes 17 : 21 ), Tuhan Yesus mengajar dasar yang kokoh kesatuan sama seperti Bapa dengan Dia, kunci yang utama suatu keberhasilan adalah kesatuan seia sekata, sepikiran, satu Roh dan satu hati sama seperti jemaat mula-mula ketika menghadapi tantangan dan ajaran sesat dibutuhkan kesatuan untuk meolak ajaran tersebut, jika tanpa kesatuan yang kokoh maka lebih mudah di hancurkan oleh ajaran dan rasul palsu yang menentang kebenaran, hilangnya kasih persaudaraan kecendrungan hilangnya kekuatan, Paulus menggambarkan kesatuan kristen dengan tubuh ( Efesus 4 : 15 – 16 ), Ia menggambarkan banyak anggota tubuh tetapi dengan fungsi dan karunia yang berbeda-beda tetapi satu kesatuaan untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan ketika salah satu anggota. Tidak berfungsi maka tujuan tidak akan tercapai secara maksimal bahkan akan terjadi kegagalan, itulah pentingnya fungsi kesatuan setiap anggota memiliki cara kerja masing-masing namun saling keterkaitan. Anggota sangsatu menopang yang sain agar terjadi keselarasan.
Tuhan Yesus mengajarkan untuk mempunyai sikap sukarela, Ia tidak membrontak ketika akan di salibkan “ Ia pergi ke Yerusalem dan mengetahui apa yang akan di hadapinya (Markus 10 : 32-32), Ia mengajarkan seorang murid harus mempunyai sikap sukarela menjadi suatu keharusan harus mempunyai semangat sama juga yang dimiliki Nabi Yesaya ketika ia memberikan diri untuk di utus menjadi alat Tuhan untum menyampaikan FirmanNya, Ia sama sekali tidak menolak tetapi memberikan seluruh tenaga, pikiran bahkan kemampuan hanya untuk Tuhan “ maka sahutku, ini aku, utuslah aku, (Yesaya 6 : 80) suatu kesungguhan yang luar biasa tapa melihat tantangan yang akan dihadapi resiko yang akan di tanggungnya tetapi dengan semangat yang luar biasa, menjadikan teladan yang sangat membangun iman rohani, ia tidak menunda waktu maupun memberikan alasan ketidak sanggupan atau menunjuk orang lain yang lebih hebat darinya, tetapi ia memberi diri untuk menjadi alat bagi Tuhan.
Rasul Paulus mengajak para murid untuk menjadi teladan, Ia mengajak Jemaat di Korintus “ jadilah pengikutKu, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus ( I Korintus 11 : 1), Ia mengajar setiap pemimpin baik dalam jemaat maupun pemuridan harus menjadi teladan agar semua murid dapat melihat sosok yang patut menjadi contoh untuk di ikuti dalam setiap karakter kpribadiannya yang berkenan kepada Tuhan melalui sikap dan perbuatan bahkan perkataan yang selalu memberikan motofasi dan membangun untuk dihargai, agar murid yang telah menjadi pengikut kita, ia juga menjadi teladan bagi murid yang lainnya.
Tuhan Yesus mempunyai teladan peka terhadap orang lain, pendekatannya dengan Zakeus (Lukas 19 : 1-10), Ia mengajarkan bagaimana cara berkomukasi, perkataan maupun sikap yang mencerminkan bahwa Yesus mengenal dari dalam hati Zakeus, bagaimana cara pendekatan, waktu yang tepat, ketika semua orang menjauhi Zakeus karena di anggap sebagi orang berdosa pemungut cukai melakukan kecurangan, tetapi Yesus melihat kesungguhan hati dan keterbukaan untuk menerima keselamatan, Yesus peka bahwa Zakeus butuh keselamatan, Yesus mengajarkan penanganan dan pendampingan setiap orang berbeda-beda, Zakeus berbeda dengan orang pada umumnya dia lebih tertutup tidak mau berbagi apa yang dimili dengan orang lain, tetapi dengan kehadiran Yesus memberi dampak perubahan ia bertobat dan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain. Ia juga mengajarkan “ hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya (Lukas 12 : 14-15), Ia mengajarkan manusia tidak dapat di selamatkan walaupun banyaknya harta ketamakan hanya akan mendatangkan kesengsaraan dan tidam menyelamatkan, kekayaan hanyalah milik dunia dan akan di tinggalkan.
Tuhan Yesus mengajarkan kepekaanNya terhadap situasi dan penanganan para murid berbeda-beda “ perlakuanNya terhadap Andreas tidak sama dengan perlakuanNya terhadap Petrus (Yohanes 4 : 2-42), pendekatan yang dilakukan berbeda-beda masing-masing murid mempunya keunikan, kelebihan, latarbelakang yang berbeda-beda, dan emosi yang berbeda-beda, Yesus peka dan tau akan kedalama isi hati para murid, sikapNya kepada murid pun berbeda cara penanganannya, bukan berarti membedakan para murid tetapi lebih kependekatan pribadi.
Rasul Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Filipi “ sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 3 : 14), Paulus mengajar kepada jemaat untuk selalu berpegang kepada injil kebenaran Kristus, setelah kita percaya Yesus adalah Tuhan dan juru selamat, tetapi tidak berhenti sampai disitu ia mengajarkan kita harus turut serta dalam ambil bagian bahkan turut menderita mengambil bagian untuk memikul salib, dihina, dianiaya, sama seperti Paulus banyak menerima tantangan menderita secara fisik, jiwanya pun terancam sering di kejar untuk dibunuh, tetapi Paulus mengatakan “ hidup adalah Kristus mati adalah keuntungan “, hal yang sunguh luar biasa, ia mengajarkan kita turut serta ambil bagian dalam penderitaan, kita diciptakan oleh Kristus, yang bertujuan kita untuk melakukan kehendakNya.
Tuhan Yesus memanggil ke dua belas muridNya dengan latar belakang yang berbeda-beda dengan pekerjaan yang kurang mendapat perhatian di kalangan masyarakat yang dianggap rendah setatus sosialnya, Rasul Petrus seorang penjala ikan di ubahkan oleh Yesus sebagai penjala manusia, yang memenangkan 3000 jiwa dalam khobah pertamanya, sungguh luar biasa setiap orang yang meberikan waktunya tenaga sepenuhnya untuk di pakai oleh Tuhan, ia juga seorang yang mau bersemangat dalam pelayanannya, ketika ia melakukan dosa dengan menyangkan Tuhan Yesus ia bertobat dengan kesungguhan hatinya, ia pekerja keras dengan menebarkan jala siang dan malam dan menuruti kata-kata Tuhan Yesus, membuktikan semangat yang luar biasa.
Bahwa segala sesuatu dikerjakan oleh Allah untuk menghasilkan kebaikan bagi kita dan untuk membentuk kita agar lebih dekat dengan teladan Kristus (Roma 8 : 28-29), Rasul Paulus mengajarkan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan siapa saja dapat di pakai Tuhan untuk menjadi alatNya, Ketika Yusuf harus di jual dan menjadi budak ia di pakai Tuhan untuk menolong keluarganya dan bangsa Israel di Tanah Mesir, mengajarkan ketika kita di dera oleh berbagai kesulitan Tuhan mengajarkan itu semua untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, Yusuf menjadi penguasa setelah mendapat tantangan di fitnahkan hal yang buruk padanya tetapi Tuhan memakai hal yang buruk menjadi kebaikan dan untuk membentuk kepribadian yang selalu mengandalkan Tuhan ketika Yusuf di dalam penjara ia tidak meninggalkan Tuhan, menghujatnya ataupun meratapi nasipnya seakan Tuhan jauh dari dirinya, tetapi ia senantiasa dekat dan berdoa kepada Tuhan dan tidak melakukan hal-hal yang tercela, ia juga tidak pendendam dengan menaruh pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah menjualnya, ia juga di bentuk dengan kepribadian yang kuat oleh Tuhan dengan menunjukan kasihnya terhadap orang yang telah menfitnahnya, bahkan kepada bangsa mesir sekalipun ia menunjukan kasihnya, ia di kenal sebagai orang yang dipakai Allah oleh bangsa yang tidak mengenal Allah sekalipun seperti bangsa mesir yang dipimpinnya dengan menunjukan kepribadian yang berkenan.
Rasul Paulus juga pernah mengalami kekecewaan karena beberapa orang yang lama besama-sama dengan dia akhirnya berpaling daripadanya ( II Timotius 4 : 10), Ia mengajarkan kepada kita segala sesuatu dapat berubah oleh karena ketidak sepahaman tentang pendapat, bahkan dapat menimbulkan perpecahan, ketika ia harus berpisah dengan Barnabas menyebabkan keretakan hubungan, bahkan para jemaat yang Paulus bina untuk melakukan pengabaran injil banyak yang berpaling kepada ajaran yang lain, ia sangat kecewa pastinya merasa gagal dalam melatih, tetapi ia mengajarkan kepada Timotius untuk selalu setia.
Rasul Petrus mengajarkan untuk selalu mempunyai ide inisiatif yang membangun, ia tidak perlu di dorong karena ia akan bertindak sendiri ia juga tidak berencana untuk menyampaiakan khotbah pada hari pentakosta tetapi ketika ada kesempatan ia berinisiatif untuk menyampaikan kabar keselamatan, ia mengajarkan pentingnya menggunakan waktu yang ada dimanasaja, kapan saja dan kepada siapa saja menyampaikan kabar kebenaran, kesempatan adalah peluang bisa jadi hal itu tidak akan terulang lagi di waktu yang akan datang, di dukung oleh ide yang berani mengambil resiko bahkan 3000 orang dimenangkan.
Tuhan Yesus mengajarkan seorang pelayan Tuhan harus memiliki sifat percaya akan dirinya sendiri, ketika berhadapan dengan para pemuka agama Yahudi di Yerusalem Ia menunjukan bahwa Ia sangat melayani













































































































Jumat, 25 Mei 2012


PRINSIP PENGAMPUNAN MENURUT DOA BAPA KAMI






BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
            Allah menghendaki kita sebagai umatNya untuk saling mengasihi dan juga mendoakan terlebih mengampuni karena Allah terlebih dahulu mengampuni kita atas pelanggaran yang kita lakukan dengan mengutus AnakNya ke Dunia dengan menebus dosa kita hingga mati di kayu salib.
Ketika Tuhan Yesus Kristus datang ke Dunia, Ia mengajarkan banyak hal, terutama tentang bagaimana kita berdoa yang baik dan benar yang telah diajarkan kepada para murid ketika bersama-sama dengan mereka melayani.
            Selaku penulis makalah ini saya akan membahas Prinsip pengampunan menurut Doa Bapa Kami, doa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada para murid dan hingga kini masih sangat diterapkan dan menjadi pedoman yang sangat penting bagi setiap orang yang percaya, akan dibahas bagaimana yang seharusnya kita mengampuni orang lain dengan kesungguhan hati kita dan apa yang dikehendaki Allah bagi umatnya yang percaya ketika kita berdoa untuk mendapatkan pengampunan, Ia juga mengajarkan untuk kita mengampuni musuh kita sekalipun, Dengan apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, karena doa orang percaya besar kuasanya.









BAB II
ISI
Ketika dosa telah terjadi sejak zaman Nabi Adam dan Hawa telah terjadi pelanggaran dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat dengan tidak mentaati perintah Allah yang menyebabkan manusia yang telah menjadi berdosa dimata Tuhan akibat ketidak taatan dan murka Tuhan turun terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran termasuk para Nabi utusan Tuhan.
Banyak yang telah di lakukan oleh umat Tuhan pelanggaran yang telah dilakukan oleh para tokoh, Raja Israel dan Nabi Tuhan bahkan kita pada saat  ini masih melakukan dosa, tetapi telah terjadi pengampunan yang dilakukan dengan pengorbana Tuhan Yesus, pengampunan dalam konteks perjanjian baru sering diartikan “ berdamai kembali “ kata Yunani untuk pengampunan lebih tepat diterjemahkan sebagai “ melepaskan atau membebaskan dan menawarkan sesuatu memberikan kasih karunia yang patut untuk di syukuri, Ia telah mengajarkan untuk dengan tulus mengampuni di dalam Doa Bapa Kami yang di ambil dari Injil Matius 6 : 9 -13 yang telah di ajarkan kepada murid salah satu ajaran yang diberikan yaitu mengampuni yang terdapat pada ( Matius 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. di sini bukan “ampunilah kami, seperti kami akan mengampuni yang bersalah kepada kami.” Maka seharusnya, pada saat kita mengucapkan doa ini, kita sudah harus mengampuni orang yang telah bersalah kepada kita atau yang menyakiti hati kita, kalimat yang sederhana ini namun sangat dalam artinya: Bahwa Tuhan akan mengampuni kita kalau kita terlebih dahulu mengampuni orang lain. Jadi artinya, kalau kita tidak mengampuni maka kitapun tidak beroleh ampun dari Tuhan. Betapa sulitnya perkataan ini kita ucapkan pada saat kita mengalami sakit hati yang dalam oleh karena sikap sesama, terutama jika itu disebabkan oleh mereka yang terdekat dengan kita. Pengampunan bukan sesuatu yang dapat dikuasai tetapi suatu hal yang membutuhkan proses yang timbul dari ketulusan hati membutuhkan lahkah yang baik, Namun Tuhan menghendaki kita mengampuni mereka, agar kitapun dapat diampuni oleh-Nya. Maka mengampuni orang lain sesungguhnya bukan saja demi orang itu, tetapi sebaliknya, demi kebaikan diri kita sendiri: supaya kita-pun diampuni oleh Tuhan. Memahami mengasihi
adalah langkah-langkah menuju pengampunan[1], memiliki sifat rendah hati melalui tindakan dan sikap saling percaya yang semakin bertumbuh, ketika tidak mengampuni dan memiliki keinginan untuk balas dendam maka, akan merendahkan diri kita dari pada orang yang menyakiti kita, balas dendam hal yang paling tidak berharga di dunia, dan sangat tidak di kehendaki oleh Tuhan.
Hanya pengampunan yang dapat menerima perbedaan-perbedaan dan memulihkan suatu hubungan yang telah rusak oleh karena sebuah tindakan yang salah baik yang dilakukan secara sengaja maunpun tanpa sengaja, baik pikiran jahat yang timbul dari kebencian hati kita, penkataan yang tidak terkontrol dengan baik maupun sikap tingkah laku, yang menyingung seseorang baik yang kita lakukan ataupun sebaliknya orang lain terhadap kita.
Tuhan Yesus berkata “ karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu“ ( Mat 6 : 14-15 ), hal ini yang di ajarkan Tuhan Yesus bahkan ketika Ia harus mati di atas kayu salib Ia berkata “ ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat “ apa yang Tuhan Yesus lakukan Ia tidak menaruh dendam dengan apa yang telah dirasakanNya, Ia mengajarkan untuk kita dapat mengampuni, agar kita mendapat pengampunan, karena kita juga sudah diampuni sebelum mengampuni orang lain dengan perkataan Tuhan Yesus ampunilah mereka, Ia yang tidak berdosa telah lebih dahulu mengampuni pelanggaran kita, maka kitapun harus demikian membuktikan kasih Tuhan terhadap sesama kita, ketika kita tidak dapat mengampuni saudara kita, sesungungnya kita menghalangi pengampunan untuk datang kepada kita, mengampuni dan di ampuni adalah satu kesatuan, dua hal ini tidak dapat di pisahkan dengan memberi kita akan menerima, dengan orang yang sudah melukai kita. Tidak menjadi masalah mana yang lebih dulu, bukan karena kebaikan kita dengan mengampuni orang lain maka kita akan diselamatkan, tetapi hal yang penting bahwa kita di selamatkan oleh karena anugrah Allah dengan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, Ia terlebih dahulu telah mengampuni segala dosa yang kita lakukan.
Ketika Rasul Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali ia harus mengampuni apabila ada orang yang berbuat salah kepadanya, Tuhan Yesus mengatakan “ Tujuh puluh tujuh kali “ jawaban Tuhan Yesus membuktikan kita harus mengampuni setiap saat apapun keadaannya, tanpa memandang seberapa besar pelanggarannya dan siapapun orangnya dari golongan apa, suku bahkan kebudayaan yang melakukan kesalahan kepada kita, bahkan dengan kesungguhan hati untuk mengampuni bukan hanya untuk sesaat hanya untuk menyenangkan oranglain, tetapi lebih sungguh-sungguh mengasihi orang yang telah menyakiti.
Tuhan Yesus juga mengajarkan “ ketika di tampar pipi kirimu berikanlah pipi kananmu”  hal ini mengajarkan kejahatan untuk tidak balas dengan kejahatan tetapi lebih untuk mengasihi.
Kita di panggil untuk saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni, ketika manusia telah jatuh kedalam dosa betapa mahal yang harga yang harus dibayar dalam perjanjian Lama ketika seorang berbuat dosa harus ada persembahan yang kudus bagi Tuhan yaitu anak lembu, dalam perjanjian baru harus ada darah kudus yang tercurah untuk menggantikan persembahan kita, memperlihatkan betapa besar karya Allah dalam pengampunan dan harga yang mahal untuk ditebus, memberikan contoh bagi dunia untuk mengampuni, karena Allah telah melakukan terlebih dahulu bagi kita, bagi dunia yang tidak mau mengampuni, Allah sama sekali tidak berhutang. Kitalah yang berhutang tetapi tidak membayarnya, untuk membayar apa yang sudah kita lakukan, Yesus Kristus yang menjadi pendamai bagi kita, tidak ada jalan lain yang dapat mendamaikan kita dengan Allah oleh pelanggaran kita hanya Yesus yang sanggup, untuk mengampuni di perlukan kasih karunia.\
Apabila Allah mengampuni kita, tidak berarti Ia menganggap sepeleh dosa dan kita juga tidak berarti selalu melakukan dosa, Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh karena kristus yang harus menjadi pendamai kita, ketika kita diberikan kesempatan untuk berbuat baik dan mengampuni maka harus dilakukan dan dimaknai dengan benar jangan menganggap sepele dosa, ketika umat Israel  melakukan pelanggaran Allah menunjukan murkaNya bahkan banyak yang menjadi korban.
Syarat utama untuk mendapat kedamaian adalah untuk mengampuni orang lain agar dapat melepaskan masa lalu yang menyakitkan, yang mengakibatkan trauma yang berkepanjangan, tetapi menuju masa depan yang lebih baik, hubungan perlu di jaga agar terjalin kasih persaudaraan, perlunya komunikasi dan saling keterbukaan agar tidak memiliki prasangka yang buruk terhadap orang lain, jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain maka, kedamaian akan menjauh dari kehidupan kita yang ada hanya prasangka yang buruk hidup tidak memiliki ketenangan, hidup hanya dalam kebencian, emosi yang tidak terkendali.
Yesus menyuruh pengikutNya untuk mengampuni saudara yang bertobat sekalipun ia berdosa tujuh kali sehari ( Lukas 17 : 3 -4 )[2] , hal ini sangat sulit dilakukan jika tidak memiliki iman yang besar seperti yang dikatakan Tuhan Yesus berarti harus dilakukan secara terus menerus untuk melakukan pengampunan, yang dimaksudkan jika kita memiliki kerelaan untuk mengampuni walaupun dampak dari perbuatan yang dilakukan oleh orang yang telah melukai kita secara sadar maupun tidak akan menimbulkan efek yang buruk secara berkepanjangan bahkan bisa terjadi bukan hanya kepada diri kita, lingkungan bahkan orang lain akan menerima akibatnya, tetapi Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berubah melalui sikap tindakan dan perkataan. Iman untuk mengampuni pastinya membutuhkan pengorbanan, hal ini pastinya sulit untuk dilakukan disebabkan jikalau sudah terlanjur terluka maupun sudah mengalami banyak kerugian, baik materil maupun non materil, bahkan bisa jadi harga diri yang akan dipertaruhkan untuk mengampuni oranglain dikarenakan kesalahan orang tersebut yang membawa nama baik kita, yang tidak bertanggung jawab Tuhan Yesus mengajarkan “ Iman sebesar biji sesawi saja mampu mengampuni pelaku yang begitu banyak.
Pengampunan membuat ketenangan menguasai pikiran kita, maka dari itu Allah memerintahkan Ampunilah ( Matius 6 : 12 ), ketika kita mengampuni pastinya memiliki kesulitan baik perkataan maupun situasi yang tidak mendukung untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran jika bertentantangan dengan hati kita, maka Tuhan memberikan kemampuan untuk mengampuni walaupun dalam emosi sering bertentangan menguasai pikiran kita, selama kita tidak mengambil keputusan untuk mengampuni maka di dalam kehidupan kita tidak akan memiliki ketenangan, kehilangan hubungan dan komunikasi terhadap orang yang telah menyakiti hati kita.
Pengampunan yang kita lakukan dapat memberikan berkat bagi orang lain dengan kesungguhan pengampunan yang kita berikan maka orang lain akan melihat kebaikan yang Allah telah lakukan pada diri kita dan orang lain dapat melihat kasih yang bersinar, karena Allah dapat menggunakan kesalahan orang lain kepada diri kita untuk mendatangkan kebaikan.
Kasih tidak menyimpan kesalahan ( 1 Korintus 13 : 5 ), dengan jelas Rasul Paulus mengajarkan agar kita tidak menaruh dendam dengan meutuskan hubungan yang baik kesalahan yang selalu terpendan dihati dan dapat menyebabkan emosi yang tidak terkendali jika tidak ada keterbukaan, tetapi kita harus mengampuni dan selalu mendoakannya agar orang yang bersalam kepada kita dapat bertobat, oleh karena tuntunan Roh Kudus yang selalu menyertai.










BAB III
KESIMPULAN
Pengampunan hal yang sangat penting karena perintah langsung dari Allah, dikarenakan sebelum kita mengampuni orang lain Allah telah terlebih dahulu mengampuni pelanggaran kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, hutang yang telah di bayar lunas dengan harga yang mahal, mengampuni hal yang sangat mendasar, dengan mengampuni orang lain maka kita menjalankan perintah yang telah di ajarkan Tuhan Yesus kepada para murid hingga kepada kita sekarang,  pengampunan dapat memberikan kedamaian dan ketenangan dalam tindakan dan pikiran, hubungan yang baik dan komunikasi yang saling meneguhkan dalam kasih Kristus tidak adanya dendam, ketika itu juga Bapa akan mengampuni kesalahan kita. Hanya oleh karena anugrah Yesus Kristus kita di selamatkan karena dosa kita telah diampuni, maka kita harus mengampuni kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja, agar kasih itu nyata dalam kehidupan kita.


           





DAFTAR PUSTAKA
1. Bebas mengampuni oleh David Augsburger
2. Mengampuni Nieder & Thomas M. Thompson dan mengasihi kembali oleh John


[1] . Bebas mengampuni oleh David Augsburger
[2]. Mengampuni dan mengasihi kembali oleh John Nieder & Thomas M. Thompson

Kamis, 03 Mei 2012

RAJA SAUL


RAJA SAUL






BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Didalam Alkitab kita mengenal banyak Tokoh yang telah dipanggil oleh Allah yang mendapat kedudukan sebagai Raja umat pilihan Allah yaitu salah satunya adalah Raja Saul yang dipilih oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel, ketika bangsa Israel ditindas oleh orang Filistin yang tidak mengenal Allah, dalam makalah ini penulis akan menceritakan tentang bagaimana Allah menyertai Saul sebagai pemimpin juga kegagalannya dalam kepemimpinannya hingga ia tidak mendapat pemulihan dan pada akhirnya mengalami kejatuhan, juga memaparkan kelebihan yang dimiliki oleh Raja Saul agar menjadi pedoman bagi kita dalam menjadi seorang pemimpin yang menjadi alat untuk menyatakan kebenaran dan kuasa Allah dalam diri kita, melalui kisah Raja saul diharapkan sebagai wacana kehidupan yang mencerminkan kebaikan dan penyertaan Allah, bukan hanya mengandalkan kekuatan dan keperkasaan dirisendiri karena Allah adalah pusat keimanan kita.







BAB II
ISI
Kelebihan-kelebihan Saul
                        Saul tidak langsung naik takhta, melainkan melalui beberapa tahap. Ia diurapi oleh Samuel sesuai dengan perintah Allah ( I Samuel 9 : 16 ) setelah keduanya bertemu, ketika Saul sedang mencari Keledai ayahnya yang hilang. Kelak di Mizpah Saul menjadi raja dengan mengundi kaum keluarga Matri Dari suku benyamin ( I Sam 10 : 21)[1]. Ada manfaat politis bila orang dari suku bennyamin yang dipilih dan hal ini sering diperhatikan pula. Seperti yang dikatakan  Saul sendiri, peranan politis suku benyamin yang relatif kecil (“ suku yang terkecil di Israel I Sam 9 :21) memperkecil ancaman bagi suku-suku lain karena mereka harus memilih seorang raja dari salah satu suku yang memerintah suku-suku lainnya. Kerendahan hati Saul juga terlihat di Mizpa ketika ia bersembunyi di belakang barang-barang sementara Samuel berusaha memperkenalkan dia ( I Sam 10 : 20-24). Sebagai seorang Tokoh yang menonjol Saul memperoleh banyak dukungan, walaupun ada perlawanan dari beberapa pengacau ( ay 25-27).                        Kerusuhan orang Amon menguji kemampuan Saul untuk memimpin mereka berdasarkan Kharisma dari Allah ( I Sam 11-15). Meskipun ia dinobatkan menjadi Raja secara pribadi dan dipuja-puja orang banyak, ia masih tetap bertani di Gibea ketika Ia mengetahui serbuan orang Amon di Yabesy-Gilead. Para suku segera di kerahkan dan tentara-tentara Amon di porak-porandakan. Tampaknya Saul masih mengangap Samuel sebagai penguasa atau rekan hakim. Keberhasilan Saul membuat lawanya tunduk kepada kepemimpinannya dan sekali lagi Samuel mengukuhkan Saul sebagai raja di Gilgal. Cerita-cerita tentang naiknya Saul ke tampuk pemerintahan tidak perlu dilihat sebagai peristiwa-peristiwa tersendiri, melainkan sebagai tahap-tahap masa peralihan dari pemerintahan para hakim menuju bentuk kerajaan. Sebelum  Saul dapat diterima penuh oleh seluruh suku-suku Israel, ia harus mendapat pengakuan rakyatnya beberapa kali dan harus membuktikan kemampuannya.
            Saul diperbaharui Hatinya dan dipimpin oleh Roh Kudus. Ia juga dianugrahi sekawanan orang yang hatinya digerakan oleh Allah ( I Samuel 10 : 26). Ia beroleh Samuel, Nabi yang diurapi oleh Nabi Elia  menjadi penasehat yang dapat dipercaya, teristimewa lagi pada permulaan pemerintahannya. Inilah harapan yang indah bagi Saul karena kaya dengan bakat pembawaan, serta diperlengkapi dengan berkat Rohani, tentulah masadepannya sangat gemilang. Ia dipanggil Raja dalam kerajaan teokrasi, dan Allah memperlengkapinya secara ajaib untuk jabatan itu, suatu kesempatan kerjasama yang mulia dengan Allah, suatu kesempatan untuk menjadi berkat bagi orang lain, penobatan sebagai raja Israel benar-benar merupakan harapan besar dan masa depan yang gemilang.           
Sayang permulaan  yang cerah itu segera berubah menjadi gelap karena kegagalan. Pendurhakaan, kemunduran dan malapetaka, itulah yang menyedihkan yang mulai merasuki kehidupan raja Saul, dan Akhirnya pahlawan yang perkasa ini jatuh dalam berbagai kesalahan-kesalahan ;
Saul tidak taat kepada Firman Tuhan (1Sam. 13: 1- 13)
Nabi Samuel menyuruh Saul ke Gilgal untuk menunggu dia selama 7- hari disana. Setelah Saul menunggu selama 7- hari, ternyata Samuel tidak kunjung tiba, maka rakyat mulai gelisah dan kemudian meninggalkan Saul. Pada waktu itu pasukan Filistin sedang mengepung bangsa Israel. Karena Samuel belum datang juga, maka Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban yang mana seharusnya adalah bukan bagian dia untuk melakukannya.


Saul sombong (1 Sam. 15: 12)
Sebelum Saul terpilih menjadi raja, Saul adalah orang yang minder. Hal ini terbukti, sewaktu Saul ditemui oleh nabi Samuel untuk diurapi, maka Saul berkata, “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin?“(1 Sam. 9: 21). Dan ketika pada waktu diadakan suatu undian, Saul terpilih sebagai orang yang ditunjuk oleh Tuhan, tetapi ia, bersembunyi diantara barang- barang (1Sam. 10: 22). Ini sebagai bukti bahwa Saul, sebelum ia menjadi raja, adalah seorang yang minder. Nah, setelah ia diurapi, diubah oleh Roh Allah dan diberi kuasa, ia menjadi sombong. Hal ini terbuti dari: Saul membangun monument untuk menghormati dirinya sendiri (1 Sam. 15: 12) Ketika Saul ditegor oleh Samuel, ia memberikan alasan untuk perbuatannya yang salah serta mencari kambing-hitam: rakyat yang menjadi kambing-hitam (1 Sam.13: 8- 12; 1Sam. 15: 14, 15, 21)  Saul tidak pernah menerima tegoran dengan rendah hati (1 Sam. 15: 30)
 Saul serakah (1 Sam. 15: 17- 19)
Saul dikenal dengan keserahannya: Seharusnya ia membunuh semua ternak- ternak orang- orang Amalek, tetapi ia memilih ternak yang baik dan membawanya. Solah- olah semua ini ia lakukan untuk Tuhan, yaitu mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Tetapi sebenarnya motivasi Saul adalah serakah. Ingat! Allah tidak melihat tujuan kita dalam melakukan sesuatu, melainkan motivasi kita.
Saul takut kepada orang banyak (1 Sam.15 : 24)
Ketika rakyat menuntut supaya jarahan orang- orang Amalek tidak dibinasakan, melainkan dibawa pulang. Disini Saul takut terhadap rakyat dan mengizinkan rakyat untuk melakukan hal itu,Saul melanggar firman Tuhan karena rakyat. Saul tidak masuk dalam rencana Tuhan, disebabkan karena takut kepada orang banyak atau takut dengan apa kata orang terhadap dirinya
Mengapa Tuhan Akhirnya Menolak Saul
Saul tidak memiliki kepatuhan dia lupa dengan pangilannya untuk memimpin bangsa Israel, Pidato Samuel menyatakan sikapnya serta sikap Nabi-nabi pengantinya terhadap jabatan Raja, “  dan baik kamu, maupun raja yang akan memerintah kamu mengikuti Tuhan, Allahmu ! tetapi jika kamu tidak mendengarkan Firman Tuhan dan kamu menentang titah Tuhan, maka tangan Tuhan akan melawan kamu dan melawan rajamu ( I Samuel 12 :14-15) dengan Jelas Samuel sebagai utusan Tuhan untuk menyampaikan Firman kepada Raja Saul dan yang telah mengurapi Saul sebagai Raja bangsa Israel, tetapi Saul telah melanggar dan lupa dengan penyertaan Tuhan terhadap Dirinya dan bangsa Israel ketika melawan Orang Filistin yang terus-menerus menghanjurkan bangsa Israel, ketika itulah Samuel menjadi sedih akan keputusan yang telah diambil.Saul tahu dia dipilih oleh Tuhan. Tuhan punya rencana dalam hidupnya, tetapi Saul tidak mempunyai iman dan karakter untuk mencapai itu. 1Samuel 16: 4, dikatakan ”Roh Tuhan telah undur dari Saul dan dia diganggu oleh roh jahat daripada Tuhan.” Apabila roh jahat itu menyerang Saul, maka Saul menjadi gelisah, frustasi, depressi dan tidak merasa ada damai sejahtera dalam hidupnya,
Tuhan tidak memulihkan Hubungan dengan Saul
Saul sebagai Raja yang telah diurapi dan menjadi pilihan Allah untuk memimpin bangsa Israel, tetapi pelanggaran yang tidak berkenan dihadapan Allah dengan tidak mau mengakui kesalahan dan bertobat maka ia tidak dipulihkan, Sebagai ganti Saul yang telah di tolak Allah, Seorang raja yang baru harus dicari. Meskipun Saul mengalami kegagalan, tidak pernah ada maksud untuk kembali pada bentuk persekutuan dua belas suku Israel seperti sebelumnya. Faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya kerajaan itu masih tetap ada. Yang dibutuhkan bukanlah perubahan bentuk pemerintahan melainkan seorang Raja yang baru. Atas perintah Allah, Samuel pergi ke Betlehem untuk menemui Raja yang baru itu.
     Penobatan Daud diikuti dengan lunturnya kekuasaan Saul yang diberikan oleh Allah, “ ia pandai main kecapi, Ia pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai berbicara, elok perawakannya ; Dan Tuhan menyertai dia ( I Samuel 16 : 18).
   Daud juga melakukan perbuatan Dosa besar dihadapan Allah, Daud telah menuruti hawa nafsunya dengan mengambil banyak istri ( II Samuel 5 : 13), suatu hal yang nyata terlarang bagi Raja-raja Israel, dosa yang dilakukan Daud menjerumuskan dia kepada dosa yang lebih jahat lagi, Daud telah berbuat dosa yang jauh lebih besar daripada Saul. Tetapi yang membuat Daud selalu diterima dan bahkan menjadi orang yang berkenan di hati Allah adalah kerendahan hati Daud: Ketika itu ia berbuat dosa (berzinah dan melakukan pembunuhan yang berencana), nabi Natan datang kepada Daud dengan suatu tegoran. Lalu Daud menerima tegoran itu dan merendahkan hatinya di hadapan Tuhan.
Setelah melihat kedudukan kejahatan Saul keangkukahan dan ketidak taatan kepada Allah, kemauan menuruti kehendak sendiri dan tidak suka berserah kepada Allah, Ia memaksakan kehendaknya sendiri, ia mementingkan diri sendiri dan membinasakan diri sendiri dan tidak mau di berikan arahan oleh Samuel.
Saul masih berbicara, sesudah Ia Mati (Ibrani 11 :4)[2]Dengan nada sedih dan menyayat hati Saul masih berkata-kata sebab itu haruslah kita dengar-dengaran, pertama Ia memberitakan bahwa yang menjadi syarat utama bagi pelaksanaan hidup sejati ialah kesetiaan akan kehendak Tuhan.

  
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dengan mempelajari Seorang Raja Saul yang telah diurapi oleh Tuhan dan memimpin bangsa Israel, Saya selaku penulis mendapatkan berkat dengan mempelajari tokoh Raja Saul, tetapi Saul tidak terlepas dari pelanggaran ketidak taatan dengan mengandalkan kekuatan sendiri dan menjauh diri dari Tuhan, Saul dalam kehidupannya mengajarkan kepada kita, jika kita hanya membiarkan kehendak dan kekuatan Kita dan tidak mau mendengar nasehat Tuhan melalui hambanya, hal itu terjadi ketika ia tidak mau dinasehati oleh Nabi Samuel,  maka kita akan mendapatkan kekalahan dan kegagalan, sama ketika Saul dikalahkan oleh Serangan Bangsa Filistin, Saul tidak ingin mendapatkan bimbingan dari Allah, dengan kepanikan Raja Saul dalam menghadapi Bangsa Fiistin, Ia pergi ke seorang dukun, Karena ketidak taatannya, Saul kehilangan mahkotanya, sebuah awal yang baik jika tidak dipertahkan dengan baik dan ketaatan yang sungguh-sungguh maka akan menghasilkan kematian, hal itu yang menjadi pedoman ketika kita belajar tentang Raja Saul, terima kasih Tuhan Yesus Memberkati.






DAFTAR PUSTAKA
1.      W.S. Lasor, Pengantar PL, BPK Gn. Mulia
2.      www.sumberkristen.com file:///D:/Saul.htm





[1]. W.S. Lasor, Pengantar PL, BPK Gn. Mulia
[2]. www.sumberkristen.com file:///D:/Saul.htm

Selasa, 01 Mei 2012


STRATEGI PEMURIDAN PAULUS






BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Ketika kita mengenal sosok seseorang yang telah memimpin dengan mengorbankan nyawaNya dikayu salib untuk menebus dosa umat Manusia Yaitu  Tuhan Yesus Kristus dan telah mengajarkan kepada kedua belas Muridnya tentang kebenaran dan hal mengasihi selama berada di Didunia bahkan sampai saat ini kabar tentang keselamatan terus diberitakan.
Dalam makalah ini Saya selaku penulis akan membahas Murid yang dipilih oleh Yesus Kristus yaitu Rasul Paulus dan bagaimana Paulus menerima Tuhan Yesus menjadi bagian dalam kehidupannya dan menjadi pembawa berita kebenaran dan membahas bagaimana  Strategi Pemuridan Rasul Paulus untuk memimpin dan mengajarkan serta mendampingi setiap jemaat dalam proses pemuridan, yang sampai sekarang masih dilakukan dan menjadi pedoman dalam pemuridan karena melihat faktor keberhasilan dan menjangkau keberbagai wilayah bahkan sampai ke Asia,  dalam makalah ini juga akan dijelaskan tentang bagaimana Rasul menghadapi tantangan dan langkah menyelesaikan masalah dari setiap  tantang dalam pemuridan, Rasul Paulus yang telah mendapat tuntunan dari Tuhan Yesus, dan memiliki kerendahan hati dan kasih yang besar untuk melayani dan mau dipimpin untuk menjadi seorang pelayan firman, ketika Rasul mendapatkan rintangan dan ditolak kehadiranya untuk melakukan pemuridan, tetapi Allah senantiasa tetap menyertai dan tidak pernah meninggalkan Rasul Paulus, dan membuktikan kesetiaan Pelayanan Rasul Paulus dalam Pemuridan baik kepada Jemaat maupun kepada Silas, Timotius dan Titus sebagai Murid yang dipilih langsung oleh Rasul Paulus. Karena semua itu hanya untuk Kemuliaan Allah.


BAB II
ISI
Paulus lahir di sebuah keluarga Yahudi yang sangat menjunjung tinggi Hukum Taurat. Ia adalah seorang yang terpelajar, yang sejak kecil telah mendapat pendidikan Yahudi. Masa remajanya dihabiskan di Sinagoge, dan ia pernah belajar di bawah asuhan guru besar Gamaliel[1]. Sebelum mengenal Kristus,  ia adalah penganiaya jemaat, dia juga seorang yang menyetujui kematian Stefanus.
Ketika dalam perjalanan ke Damsyik,  Paulus bertemu dengan Kristus. Ia tersungkur ke tanah dan matanya buta. Kemudian, ia dibawa kepada seorang imam yang bernama Ananias. Setelah Ananias berdoa baginya, ia dapat melihat kembali. Inilah titik balik baginya. Dan ketika bertobat, ia yang dahulu bernama Saulus, kini bernama Paulus.
Setelah pertobatannya, Paulus tidak langsung terjun dalam pelayanan. Ia terlebih dahulu menimba pengalaman ke berbagai daerah, bahkan sampai ke Arab selama kurang lebih tiga tahun Setelah siap, barulah ia mulai terjun ke ladang pelayanan, di mana pelayanannya sungguh memberkati banyak bangsa. Hal ini ditandai dengan berdirinya jemaat-jemaat baru di luar bangsa Yahudi. Pemuridan mulai dilakukan dengan sebagian murid-murid Tuhan Yesus melakukan pelayanan keberbagai Kota daerah yang belum mendapatkan kabar keselamatan Paulus mendapat tuntunan dari salah satu Murid Tuhan Yesus yaitu Barnabas untuk mendapat pengajaran sebagai Murid untuk melengkapi pelayanan dan memuridkan orang lain, seperti Amanat agung dari Tuhan Yesus jadikanlah semua bangsa muridku, itulah yang mendorong Rasul Paulus untuk memberitakan tentang keselamatan, tidak ada pribadi, maupun murid seorang diri untuk membawa kabar baik, tanpa bergandengan tangan untuk menyampaikan Amanat Angung itu yang dilakukan oleh Paulus yang menjadi utusan Tuhan ia melayani dengan murid Yesus yang lain, memberitakan injil kepada setiap orang yang hidup di Dunia ini, tanpa memandang asal-usulnya.
Surat- surat pribadi Paulus terhadap jemaat yang berdiri dari kegiatan misi dapat dipakai mengambarkan pola pemuridan Rasul paulus. Surat yang berisi pemuridan dibedakan secara perindividu atau secara berkelompok dalam sebuah jemaat kota. Surat pemuridan secara individu ditujukan secara perorangan sedangkan pemuridan masal ditujukan kepada sekelompok jemaat di kota tertentu.
Rasul Paulus dalam melakukan Proses pemuridan memiliki Stategi yaitu bertemu dengan murid secara langsung dan tidak langsung, melalu surat ketika ia berada dalam penjara di Kota Roma kepada jemaat, strategi yang lain adalah bahwa Paulus mengenal metode- metode mengajar. Metode tersebut diantaranya : bercerita, ceramah dan bertanya. melalui bercerita terjadi pelukisan sesuatu keadaan atau kejadian sehingga para peserta didik yaitu penerima surat seolah-olah hadir dan ikut terlibat dalam kejadian. Bercerita sesuatu yang vital dalam tulisan Paulus yang memuat pendahuluan, isi dan penutup. Ada bagian klimaks. Paulus terkadang memberikan pertanyaan yang merangsang berpikir dan mengali lebih dalam dengan pikiran yang terfokus, bertujuan agar jemaat yang menjadi murid Paulus mengerti tujuan penulisan dan bertumbuh akan pengenalan kepada Kristus, Paulus juga melakukan pendekatan dan pendampingan kepada Murid mengenal akan keterbatasan dan mengenal kepribadian serta  penderitaan yang dialami Muridnya, Paulus tinggal dan hidup bersama murid  agar mengetahui perkembangan dan sejauh mana murid mengalami pertumbuhan secara Rohani, terlebih Rasul Paulus juga mengajarkan tentang karakter dan perjuangannya yang selama pelayanan menghadapi ancaman dan penolakan akan kabar keselamatan yang disampaikan, menjadikan motifasi bagi murid, agar selalu senantiasa berpegang kepada kebenaran kepada Yesus.
Rasul Paulus sebelum melakukan pelayanan mempunyai beberapa langkah yang dilakukan akan peroses pemuridan berjalan dengan sempurna seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada Murid-muridnya. Pemuridan yang dilakukan Paulus tidak dapat dilepaskan dengan tindakan pendahuluan pemuridan. Tindakan awal pemuridan, diawali dengan doa, perencanaan dan persiapan pemuridan, sekalipun pemuridan dilakukan melalui surat kiriman kepada jemaat. Paulus berdoa agar kekuatan Allah nyata dalam jemaat Korintus yang dilayani oleh suratnya ( 2 Kor 13:7,9) seiring dengan rencana pelayanannya ( 1 Kor 1:15,16). Dalam doa, rencana pelayanan menjadi persiapan yang utuh untuk bekerja mewujudkan sasaran yang telah digumuli dengan menyerahkan persiapan yang dilakukan kepada Kristus. ( 2 Kor 12:14; 1 Kor 2:16) Rasul Paulus juga mengajarkan kepada para Murid harus Menjadi teladan melalui sikap karakter dan kepribadian agar menjadi contoh yang nyata bagi semua jemaat, mengenal Allah, penting bagi seorang murid maupun jemaat untuk mengenal Allah bagaimana Allah yang senantiasa tetap menyertai dan mengasihi karena itu adalah hal yang mendasar tentang pengajaran Rasul Paulus kebenaran keselamatan kemudian Mengenal kebenaran Firman Allah, Rasul Paulus mengajarkan kepada para Murid dan jemaat tentang kebenaran Firman Allah bukan Allah lain dan para dewa baal yang terjadi di pemuridan jemaat di kota Korintus, Rasul Paulus mengajarkan Firman yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus. Memiliki daya tahan dan daya juang maksimal ( Mrk 1:12; Mat 4:3; Luk 22:28) Rasul Paulus mengajarkan kepada para Murid untuk selalu bertahan menghadapi segala ujian, baik dari jemaat maupun orang-orang Yahudi dan para imam yang menetang, sama seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ketika dicobai oleh iblis di padang gurun, Ia selalu kuat dalam pencobaan, dan iblis dikalahkan, ketika didalam pelayanan yang Paulus lakukan menghadapi nabi-nabi palsu Paulus mengandalkan Kekuatan dari Tuhan dan selalu memperoleh keberhasilan dalam setiap pelayanan, Semangat yang bernyala-nyala. ( Yoh 2:17; Mzm 69:10)
Rasul Paulus melakukan pemuridan untuk memberikan pengertian yang baik akan pengenalan kepada Jemaat dan para murid yang lain tentang kebenaran mendidik sebagai proses pendewasaan atau peneguhan iman, dan semakin teguh hanya berpengharapan pada Kristus, ketika Rasul Paulus menulis surat kepada muridnya yaitu Timotius murid yang dikasihinya “ apa yang telah engkau dengar dari padaku didepan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain ( 2 Tim 2 : 2 )[2]  ini yang dilakukan dan menjadi perintah sama ketika Rasul Paulus menerima Pengampunan dari Tuhan Yesus dan menjadi murid Barnabas dan Paulus kembali mengajarkan kepada orang lain termasuk para Jemaat dan para murid yang lain termasuk Timotius, dalam surat kepada Timotus diharapkan untuk dapat mengajarkan dan melatih kepada Para jemaat dan murid yang lain, yang dapat dipercayai dan juga cakap mengajar dan membimbing mereka harus melakukan pemberitaan Injil Tuhan, membabtis dan mengajar supaya mereka menjadi murid Kristus untuk memperlengkapi dalam pelayanan, Rasul Paulus juga mengajarkan agar menjadi teladan bagi orang lain, Timotius yang diserahi tugas mengajar jemaat di Efesus, dan menjadikan teladan bagi orang percaya baik itu perkataan maupun perbuatan dalam kasih, dalam kesetiaan dan kesucian itulah yang harus diterapkan sebagai pendidik.
Rasul Paulus juga mendapat penolakan dengan pengajaran yang diberitakan ditentang oleh bangsa yang tidak mengenal Allah, disini Paulus sebagai seorang pendidik mengajarkan tentang kesabaran, Paulus mengajarkan berdasarkan kebenaran dan mendapat tuntunan dari Roh Kudus, maka Roh Kudus membimbing dan menyertai Rasul Paulus dalam setiap pelayanannya.
Rasul Paulus berkhotbah mengajar dan memperingatkan kepada semua murid agar dapat memperoleh kesempurnaan dalam Kristus Yesus,  Bahkan hingga ia harus mati sebagai murid yang selalu mengasihi Tuhan, Rasul Paulus juga seseorang yang penuh dengan pengorbanan beberapakali Ia menyewa rumah yang digunakan untuk melakukan pemuridan, ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa ia mengajar.[3] ia juga mengajarkan dengan setiap hari bersama-sama dengan mereka dirungan kuliah Tiranus, hal ini dilakukan selama dua tahun sehingga penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, Rasul Paulus membiyai pelayanannya sendiri dengan menjadi penjual Tenda,  teladan yang sangat luar biasa bagi semua para murid dan Jemaat, ketika dalam setiap melakukan pemuridan ada saat dimana Rasul Paulus tidak menanggapi pertentangan dengan pengajar yang lain ketika orang farisi menanyakan dan berdebat tentang pengajarannya dan mempertanyakan kuasa yang dimiliki oleh Rasul Paulus ketika ia sedang mengajarkan muridnya tentang kebenaran, karena akan mengakibatkan pertentangan dengan orang yang tidak mengenal Allah bahkan akan terjadi penganiayaan terhadap murid, Rasul Paulus mengajak murid-murid untuk pergi kesuatu tempat untuk berkonsentrasi melatih para murid secara teratur dan tiap hari, terkadang dalam pemuridan Paulus mengalami kesulitan dikarenakan para murid mayoritas  memiliki latar belakang sebagai penyembah dewa Artemis dan orang-orang yang memiliki praktek sihir hambatan yang lain ajaran palsu, tingkat buta huruf yang tinggi, dan hidup mereka yang selalu berbuat dosa Rasul Paulus menyadari ini bukan hal yang mudah, tetapi ia selalu berkekun dalam pemuridan dan mendapat tuntunan Roh Kudus, tetapi Rasul Paulus mengdorong mereka untuk berkumpul dan bersaksi tentang Tuhan Yesus dan mereka menjadi pelatih bagi orang lain, ia juga mengajarkan untuk mempercai peran Roh Kudus dalam diri mereka walaupun ketika Rasul Paulus tidak ada bersama-sama dengan mereka, karena ia harus berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lain, Rasul Paulus juga terus berdoa buat para muridnya, ia tidak mau menciptakan ketergantungan, ia juga mengajarkan untuk saling menasehati, mengasihi dan mengajar kepada murid-murid yang lain dan mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah.
BAB III
KESIMPULAN
Rasul Paulus adalah pengajar yang sangat kerhasil sebagai murid Tuhan Yesus ia mengajarkan bagaimana cara melakukan pemuridan dan mendampingi setiap murid dan jemaat untuk bertumbuh, Rasul menggunakan metode dalam memberitakan kebenaran Tuhan, ia mengajarkan kepada murid untuk memberitakan Amanat Anggung dari Tuhan Yesus untuk memberitakan Firman hingga keseluruh Dunia dan selalu bertekun dan bersabar dalam pelayanan karena Roh Kudus akan tetap menyerta kita dan memampukan kita, ketika kita belajar tentang pemuridan Rasul Paulus yang telah membawa banyak perubahan tentang pengenalan Kristus dari Jemaat mula-mula hingga para murid hingga sekarang, saai ini kita diwajibkan untuk memberitakan amanat agung, karena kita sebagai anak-anak Allah dan tidak berputus asa dalam pelayanan, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk selalu menjadi teladan bagi orang lain lewat tuturkata dan tingkah laku kita dan mengandalkan Tuahan dalam setiap kita melakukan pemuridan, Rasul Paulus juga belajar dari orang lain yaitu Barnabas dan murid Tuhan Yesus yang lain hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu belajar tidak hanya terbatas pada kemampuan tetapi selalu berdampingan dengan murid yang lain dan mau dipimpin oleh oranglain, sebelum kita memuridkan dan memimpin orang lain terlebih dahulu kita dapat memimpin dan mengendalikan dirikita dengan mau bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan sama ketika Rasul Paulus bertobat dan mendapat Tuntunan Tuhan. Dan pada akhirnya semua yang lidah akan memuji nama Tuhan Yesus juru selamat.



DAFTAR PUSTAKA

1.       Prinsip & praktek pendidikan Agama Kristen Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M
2.       BANGKIT KEMBALI Pengarud Dahsyat dari pemuridan yang sejati oleh Steve Smith bersama Ying Kai

INTERNET
1.       file:///E:/PAULUS - Penginjil Yang Hebat























[1]. file:///E:/PAULUS - Penginjil Yang Hebat
[2]. Prinsip & praktek pendidikan Agama Kristen Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M
[3] . BANGKIT KEMBALI Pengarud Dahsyat dari pemuridan yang sejati oleh Steve Smith bersama Ying Kai