Selasa, 27 November 2012


PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA



BAB I
PENDAHULUAN

Keluarga adalah perkumpuluan yang terkecil tetapi pembentukan yang paling penting Tuhan menciptakan kehidupan manusia untuk memenuhi bumi berasal dari keluarga Adam dan Hawa yang diperintahkan Allah membentuk suatu keluarga dengan perintah mentaati perintahNya, memenuhi bumi dan merawatnya serta keluarga yang pertama dibumi diperintahkan untuk bertambah banyak guna memenuhi bumi. Dengan Tujuan yang baik untuk kemuliaan Allah.
Dalam makalah ini akan  membahas bagaimana pentingnya keluarga untuk memberikan perlindungan dan karakter anggota keluarga, apa yang seharusnya dilakukan oleh keluarga dan bagaimana orangtua memberikan pendidikan kepada anak-anak, agar perkembangan anak bukan hanya secara fisik tetapi perkembangan Rohani, perhatian yang baik diberikan orangtua akan mendukung tingkat kedewasaan, pentingnya hubungan juga menjadi peranan yang penting dalam keluarga, waktu juga mendukung hubungan dalam keluarga, karena pentingnya kebersamaan, dalam makalah ini juga akan dijelaskan pagaimana pendampingan yang baik dalam kerohanian, saat teduh dan hubungan keluarga yang dekat kepada Tuhan akan meningkatkan keutuhan serta bagaimana keluarga dapat menjadi teladan bagi keluarga yang lain khusus keluarga yang belum mengenal Kristus dan menjadi contoh kehidupan yang harmonis. Tuhan menginginkan keluarga yang harmonis dalam sikap dan perbuatan untuk kemuliaan Tuhan.

BAB II
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA

            Lembaga masyarakat yang paling kecil tetapi penting adalah keluarga. Ketika Tuhan Yesus hadir di dunia Dia tinggal di sebuah keluarga yang takut akan Tuhan, memiliki orangtua yang bernama Yusuf dan Maria mendapatkan pendidikan dengan baik oleh keluarga, pentingnya pendampingan untuk meningkatkan kerohanian, Tuhan Yesus juga selain pendidikan dalam lingkungan keluarga tetapi juga pendidikan formal bahkan mengenal tradisi dam budaya, untuk sekarang ini pentingnya pendidikan dalam keluarga karena tanpa pendidikan yang cukup maka pertumbuhan rohani seorang anak akan mengalami karakter yang jauh dari Kristus.
                        DR. Kenneth Chafin dalam bukunya IS There a Family in the House memberikan gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi salah satunya iyalah Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan Rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat untuk memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal kearah Kristus Yesus.[1]  kelurga yang baik juga harus mempertimbangkan tempat untuk tumbuh kembang anak, lingkungan sangat mengdukung karakter seorang anak membutukkan adaptasi dengan lingkungan, jika lingkungan tidak mendukung maka anak akan mengalami pertumbuhan rohani yang sulit berkembang, kondisi lingkungan keluarga angat penting, karena lebih dekat dengan keluarga setiap harinya untuk menuntun perkembangan secara Rohani yang terpenting, jika anak berada pada lingkungan keluarga yang sering berkonflik maka anak akan mudah mengikuti apa yang dilihat dan bisa terjadi didalam keluarga, keluarga harus memiliki komunikasi yang cukup untuk memberikan perhatian kepada setiap anggota terlebih anak yang selalu membutuhkan perhatian dari orangtua, menjaga komunikasi dengan sopan kepada siapapun terlebih anggota keluarga sangat penting merupakan didikan yang harus diajarkan oleh keluarga, bagaimana cara berkomunikasi terhadap oranglain, kepada yang lebih tua, kepada orangtua, bimbingan perlu dilakukan orangtua kepada anak cara penyampaian berkomunikasi dan nada berkomunikasi untuk menghargai oranglain, menghargai budaya setiap daerah memiliki karakter yang berbeda-beda bagaimana cara berkomunikasi, hal itu harus diajarkan kepada anak, misalnya keluarga yang berasal dari suku Jawa harus mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik, agar kesopanan selalu di jaga dalam berkomunikasi.
            Orangtua selain mengajarkan bagaimana berkomunikasi yang baik kepada anak perlunya kerjasama orangtua ayah dan ibu harus memiliki peranan masing-masing sesuai tetapi memiliki satu kesatuan dalam membimbing orangtua tidak membeda-bedakan setiap pribadi anak dan tidak memilih kasih, seorang ayah mempunyai peranan yang penting dalam keluarga. Ayah adalah kepala keluarga yang harus mendidik anak memberikan pendidikan yang terbaik kepada semua anggota keluarga an termasuk anak dalam kondisi apapun harus menjamin pendidikan anak dan ibu sebagai penolong karena keutuhan keluarga sangat bergantung kepada peranan ayah dan ibu. Anak laki-laki memerlukan model yaitu ayahnya[2] dan anak perempuan memerlukan model yaitu ibunya, jika keluarga salah mendidik anak karakter akan terbawa hingga dewasa dan sulit untuk merubahnya, cara memperlakukan seorang anak sangat penting, gegagalan orangtua dalam memperlakukan seorang anak dapat berakibat fatal, seorang anak perempuan harus diperlakukan pendidikan bagaimana pertumbuhan seorang anak perempuan melalui sikap dan karakternya juga sebaliknya seorang laki-laki harus diperlakukan bagaimana sikap seorang laki-laki bertumbuh.
                        Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggungjawab orangtuanya[3]. Keluarga merupakan lingkungan yang terutama melakukan pembentukan sosial anak untuk menentukan tujuan seorang anak dan tempat tumbuh kembang yang baik memberikan kasih sayang, rasa aman, ramah anak harus tertanam dalam prinsip keluarga, kelaurga menjadikan keamanan dan kenyamaan seorang anak agar terjadinya keakraban, ketika seorang anak merasa terancam dan takut terhadap lingkungan di luar keluarga, keluarga sanggub memberikan perlindungan itu menjadi perintah Tuhan ketika manusia di ciptakan, karena didalam keluarga seorang anak menemukan arti dan fungsinya ia ada dalam dunia.
                        Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spiritual[4]. Seorang anggota keluarga membutuhkan dukungan dari keluarga dalam hal kepercayaan, ketika lingkungan diluar keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebayanya sulit menyimpan rahasia seorang anak dan apa yang dikatakan tidak dipercaya oleh orang lain keluarga mampu mendengar dan menyimpan kepercayaan serta mengarahkan memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan ketika anak-anak mengalami masalah, keluarga memberikan perhatian dan mendengar secara serius karena apa yang menjadi beban seorang anak merupakan beban keluarga yang harus diselesaikan secara bersama-sama, memberikan kekuatan untuk menghadapi setiap masalah dengan mengenalkan Tuhan yang sanggup mengatasi setiap persoalan, mendiskusikan permasalahan untuk menyelesaikan dengan yang terbaik bagi anak, memberikan waktu untuk menyelesaikan secara cepat dan penuh pertimbangan mengajarkan anak dalam hal emosional agar anak-anak terlatih dalam menyelesaikan masalah itu sangat penting. Keluarga terutama orangtua perlu mengenal setiap karakter setiap anak, apa yang harus dilakukan ketika anak mengalami masalah, apa yang anak sukai misalnya berekreasi, menyalurkan hoby, bersantai, kreatifitas itu sangat penting untuk diketahui oleh orangtua agar orangtua memiliki pendekatan kepada setiap anak yang tepat dan mengani masalah anak tepat, sehingga tidak menjadi beban kepada anak, penyegaran dalam keluarga sangat penting, berekreasi sangat diperlukan itu juga merupakan pendidikan yang harus dilakukan, keluarga memiliki waktu yang rutin untuk saat berekreasi bisa dilakukan  kesepakatan dan anggaran keluarga harus dibicarakan bersama, hungan menjadi lebih baik ketika ada waktu-waktu yang baik untuk menghilangkan rasa jenuh dalam pekerjaan, dan membutuhkan waktu yang lebih santai, keharmonisan akan lebih terjamin, orangtua dalam mendidik apa yang disukai anak dalam mengembangkan kreatifitas sangat penting, ketidak tahuan orangtua apa yang disukai anak dapat mengakibatkan salah mendidik, apa yang menjadi kemauan anak tidak dapat dipaksa oleh orangtua untuk menuruti kemauan orangtua, apa yang menjadi hak pilihan anak harus didukung oleh keluarga, jika anak dipaksa untuk mengikuti kemauaan orangtua dalam hal cita-cita, maka anak akan menjadi putus asa karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan anak. Ketika anak yang telah mendapatkan tekanan dari keluarga terlebih orangtua anak tersebuat akan lebih banyak diam, “ kebudayaan bisu “ ditandai oleh tidak adanya dialog dan komunikasi antar anggota keluarga[5]. Mempertahankan diri dan lebih banyak menghindar mengasingkan diri dari orang lain, bila orang tua tidak memberi kesempatan dialog dan komunikasi anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-masalahnya dan membuka diri. Mereka lebih baik berdiam diri saja.
                        Orangtua tentu harus berusaha dengan segala cara untuk memperlakukan anaknya secara adil, benar dan penuh dengan kasih sayang[6]. Tuhan Yesus memerintahkan kepada setiap anak untuk mentaati orangtua, baik maupun buruk sikap orangtua, Tuhan juga memperintahkan kepada orangtua untuk mendidik anak dengan didikan yang benar, orangtua harus adil kepada setiap anak memberikan hasih sayang yang sama, baik amengertipun buruk keadaannya, normal maupun cacat kondisinya kasih tetap nyata.
                        Pendidikan kepada anak dapat dilakukan dengan hal sederhana misalnya cara berpakaian untuk lebih sopan, penting bagi anak untuk berpakaian, apalagi seorang anak wanita karena menunjukan kepribadian yang baik dengan berpakaian yang sopan, dan menjauhkan dari tindak kekerasan hal yang mendasar perlu diperhatikan oleh orangtua. Anak yang beretika baik yang akan memiliki keberhasilan hal itu terutama untuk menumbuhkan kerja yang baik.
                        Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh pendidikan lainnya[7], setiap keuarga harus mengajarkan dasar pendidikan yang benar, sejak usia anak-anak harus diajarkan pentingnya pendidikan Agama ketika seorang anak memeiliki Etika tentang agama kebaikan yang diajarkan sangat penting, kepercayaan yang dipelajari sangat penting, dengan metode melatih membaca Firman Tuhan kepada setiap anak, menjelaskan arti Firman Tuhan mempunyai waktu berpuasa dan berdoa bersama-sama untuk mengajarkan pentingnya pendidikan agama, dengan begitu anak akan terbiasa hidup seperti Kristus, pendidikan agama berperan penting dasar utama, karena banyak pemimpin yang sekarang memimpin tidak takut akan Tuhan walaupun memiliki kepandaian dalam ilmu pendidikan, tetapi dasar keagamaan tidak menjadi pokok utama sehingga berani menyebabkan kesengsaraan orang lain, terlebih kepada Tuhan.
                        Orangtua harus memiliki sikap kepada setiap  anak dengan memperlakukan setiap anak itu sesuai keunikannya, wewenang orangtua mudah disalah gunakan. orangtua tidak boleh mematahkan semangat anak-anak mereka[8].  “ jangan bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu” (Ef 6 : 4), Alkitab mengajarkan pentingnya orangtua memahami hati setiap anak dengan begitu akan menghindari kesalahan rasa sakit hati, demdam, kepada orangtua didikan yang terlalu tegas dan penuh kekerasan bukan mendidik tetapi menyebabkan semangat anak terhadap orangtua semakin jauh di kontrol, terlalu banyak aturan tetapi terkadang orangtua melakukan hukuman yang sangat keras dan hukuman fisik akan mematahkan semangat anak dan akan memberontak kepada orangtua,  orangtua penting untuk memegang janji dan kata-katanya, jika tidak anak-anak dalam keluarga berpendapat orangtua tidak konsisten dalam memegang janji serta apa yang telah di ucapkan. Orangtua bukan bos yang selalu memberikan perintah dan aturan serta kewenangan dalam keluarga bukan untuk melakukan penindasan kepada anak kandung maupun anak adopsi yang Tuhan telah titipkan karena Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada orangtua dari setiap perlakuannya. Kekuasaan orangtua penting untuk mengambil setiap keputusan yang benar, tetapi bukan untuk memenuhi kebutuhan egonya.
                        Orangtua juga penting mengontrol perkembanganan anak dalam hal media, acara yang ada di TeleVisi tidak semua mebangun kedewasaan anak, anak memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda-beda dengan adanya internet makin banyak pengaruh yang akan mempengaruhi bagaimana seorang anak itu bergaul, kejelian orangtua dalam membanagun hubungan sangat penting agar mengetahui apa yang di sukai oleh anak,  pengaruh orangtua secara seratus persen terjadi ketika anak masih bayi, tetapi dengan pertumbuhan kedewasaan, mulai memilih pergaulan yang disesuiakan dengan usianya, sekolah juga memperngaruhi, kenakalan remaja dapat terjadi dipengaruhi oleh lingkung, media yang banyak menayangkan kekerasan dan media yang buruk mengakibatkann sifat yang tidak baik.
                        Keluarga yang ingin berhasil, dapat memulainya dengan tiga langkah berikut ini : tidak boleh meremehkan keluarga sendiri, kedua, harus meneliti waktu yang sebenar-benarnya disisihkan untuk keluarga. Ketiga, tiap minggu harus melakukan sesuatu dengan keluarga sebagai suatu keseluruhan, dan dengan masing-masing anggota keluarga secara individu[9]. Anggota keluarga harus memahami, bahwa anggota keluarga berada pada tempat yang tepat, keluarga yang harmonis penuh cinta kasih sayang, anak akan merasanyaman dengan kondisi keluarga yang rukun, sehingga tidak irihati dengan keluarga lain, anak merasa betah dirumah, kebersamaan sangat penting dengan adanya jadwal mingguan. Ada dua hal penting yang harus dilakukan dalam keluarga agar keluarga tersebut dapat bertumbuh secara Rohani menuju kepada kedewasaan penuh, yaitu : kebaktian keluarga dan saat teduh[10]          , kebersamaan sangat penting apalagi dengan hal yang menyenangkan tidak akan membuat jenuh dan bosan dalam keluarga, persekutuan dalam keluarga untuk saling membangun dan memotifasi sangat perlu dilakukan, kebaktian sederhana dalam keluarga perlu dilakukan dengan menentukan waktu yang tepat, agar semua anggota keluarga dapat hadir, dalam seminggu satu kalisangaat membangun kedekatan terutama dengan anak, perlunya permainan dan game untuk menghilangkan kejenuhan, kereatifitas perlu dibangun, saat teduh juga sangat penting untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, setiap pagi hari sangat baik sebelum melakukan aktifitas terlebih dahulu memohon bimbingan Tuhan. Keluarga yang harmonis dan takut akan Allah adalah menjadi dambaan setiap anggota keluarga, Allah menghendaki umatnya hidup penuh kasih, agar mencerminkan kasih Kristus.

BAB III
KESIMPULAN

          Keluarga adalah cerminan Kristus setiap orang akan memandang keluarga yang memberikan dampak bagi keluarga dan orang lain yang melihat, kerukunan, keharmonisan, keutuhan keluarga, memiliki kebersamaan, kebaktian bersama, memiliki waktu saat teduh, dan hidup mencerminkan karakter Kristus, agar menjadi terang dan garam bagi dunia.
                        Pendidikan agama Kristen dalam keluarga sangat penting, agar setiap orangtua mengerti bagaimana memperlakukan dan cara pendampingan kepada setiap anggota keluarga, melalui teladan Yesus yang telah mendapat pendidikan dengan orangtua yang mengasihinya menjadi contoh yang baik kepada setiap keluarga, orangtua yang baik yang memiliki waktu kepada anggota keluarga, untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan keluarga, komunikasi sangat penting  dalam keluarga, sangling mengampuni bila ada kesalahan menjadi hal yang utama, agar tidak menimbulkan dendam apabila ada kesalahan, keluarga harus menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak, keluarga yang berpendidikan sangat penting, orangtua harus memperhatikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak. Keluarga yang mnecerminkan kasih Allah ketika setiap anggota menghargai dan menghormati orangtua, orangtua menddidik anak dengan penuh hikmat yang betujuan untuk memeuliakan Allah, keluarga yang takut akan Allah adalah keluarga berkenan kepada Allah.                    
                       
                                                               
                       
DAFTAR PUSTAKA

  1. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M. H
  2. Pendekatan Sosiologis, Psikologis, Teologis, Mengatasi kenakalan Remaja oleh Y. Bambang Mulyono.
  3. KELUARGA KRISTEN. Oleh Larry Christenson.
  4. Pendidikan Agama Kristen. Oleh Dr.E.G. Homrighausen dan Dr.I.H. Enklaar.
  5. Melayani Dengan Efektis. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh.



[1].  Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M. Hal. 139
[2].  Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M. Hal. 146
[3] . Pendekatan Sosiologis, Psikologis, Teologis, Mengatasi kenakalan Remaja oleh Y. Bambang Mulyono. Hal. 40
[4].  Pendekatan Sosiologis, Psikologis, Teologis, Mengatasi kenakalan Remaja oleh Y. Bambang Mulyono. Hal. 41
[5] . Pendekatan Sosiologis, Psikologis, Teologis, Mengatasi kenakalan Remaja oleh Y. Bambang Mulyono. Hal. 45
[6] . KELUARGA KRISTEN. Oleh Larry Christenson. Hal, 53
[7] .  Pendidikan Agama Kristen. Oleh Dr.E.G. Homrighausen dan Dr.I.H. Enklaar. Hal.130
[8] . Melayani Dengan Efektis. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh. Hal.120
[9] .  Melayani Dengan Efektis. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh. Hal. 110

[10] . Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M. Hal. 151

Senin, 26 November 2012


KRITERIA PELAYAN KRISTUS YANG BAIK MENURUT
I Timotius 4 : 6 - 16



 BAB I
PENDAHULUAN
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia terlebih dahulu Ia sudah melayani para murid dengan membuktikan ketika Ia membasuh kaki para murid, dan semua umat manusia dengan menebus dosa umat manusia mati di kayu salip, Ia menunjukan kasih yang sesungguhnya rela melayani walaupun Ia sebagai Allah yang telah menciptakan seluruh alam semesta, yang baik telah di tunjukan supaya semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menerapkan apa yang telah dilakukan.
Rasul Paulus juga mengajarkan untuk menjadi pelayan yang baik, Dia sendiri adalah seorang pelayan hamba Tuhan, ketika Ia mendapat panggilan secara langsung oleh Tuhan Yesus ketika perjalanan ke Damsyk, Ia melayani kepada para Jemaat dan murid yang di kasihinya yaitu Timotius yang di tugaskan untuk melayani Jemaat, Ia juga menunjukan bagaimana yang seharusnya seorang pelayan hamba Tuhan, hidup kudus selalu mencerminkan seorang pelayan yang takut akan Tuhan.
Saya akan membahas melalui makalah ini bagaimana yang seharusnya dilakukan seorang yang telah di panggil Tuhan untuk melayani dengan mengutamakan Tuhan dalam kehidupannya yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan Rasul Paulus untuk dapat dilakukan supaya pelayanan menjadi lebih baik untuk memuliakan nama Tuhan, melalui hidup dalam kebenaran dengan malakukan perintah Tuhan lewat tingkahlaku, perkataan hati dan pikiran maka orang lain akan menilai sesuai dengan pelayan yang diharapkan oleh Tuhan Yesus Kristus sehingga orang melihat buah yang baik, cermin seorang hamba Tuhan untuk mempermuliakan nama Tuhan.   
Rasul Paulus mengajarkan kepada Timotius yang terambil dari Timotius 4 : 6 – 16 tentang seorang pelayan Kristus yang baik  bagaimana seorang pemimpin itu dapat menunjukan keteladanannya yang saya ambil dari ayat 12 Jadilah Teladan”, ketika Paulus telah menjadi teladan bagi jemaat dan Timotius, kepada kita juga harus menjai teladan bagi orang lain, untuk  menjadi teladan bagi orang lain hidup harus dalam kekudusan, karena kerajaan Allah harus nyata dalam setiap ajaran yang dilakukan.

BAB II
KRITERIA PELAYAN KRISTUS YANG BAIK MENURUT
I Timotius 4 : 6 - 16

            Seorang pelayan harus memiliki kemampuan sebelum membimbing orang lain untuk mengenal Tuhan Yesus dan melakukan pengajaran, Rasul Paulus sebelum melayani Jemaat dan memberitakan tentang kabar keselamatan Ia dibimbing oleh Ananias setelah pertobatannya, menjelaskan siapa Tuhan Yesus yang telah menebus dosa umat manusia, seorang pelayan harus memiliki dasar yang kuat tentang pelayanan supaya dapat membimbing ke jalan yang benar sesuai dengan Firman Tuhan dan dapat dipertanggungjawabkan ajaran yang telah diberikannya kepada para murid sebagai pelayan yang sejati yang memiliki ajaran yang sehat sesuai ajaran Tuhan Yesus, inti pokok iman kepada Yesus yang menyatakan bahawa tidak ada Allah lain yang memberikan keselamatan selain Tuhan Yesus, karena anugrah telah diberikan Cuma-Cuma kepada umat manusia yang percaya lewat pengorbanan di kayu salib.
            Syarat pertama untuk menjadi pemimpin yang mau melayani dengan rendah hati, adalah ia telah sungguh-sungguh bertobat.[1] pentingnya pertobatan karena setiap Rasul dan Nabi yang telah dipanggil Tuhan terlebih dahulu bertobat Rasul Paulus sebelum menjadi Rasul masih melakukan banyak penganiayaan kepada orang-orang Kristen pengikut Kristus dan masih memiliki nama Saulus oleh karena itu yang pertama kali dilakukan adalah bertobat menuju jalan yang benar seorang pelayan Tuhan sebelum melayani yang utama adalah bertobat sebelum berobat tidak mungkin melakukan pertobatan kepada orang yang lain, karena akan menjadi sia-sia apa yang dilakukannya. Banyak pemimpin gereja yang telah memiliki jabatan penting tetapi belum bertobat hal ini sangat akan mempengaruhi pelayanan dan perkembangan Gereja, kepercayaan masyarakat terhadap Gereja.
            Seorang pelayan yang baik harus memberikan teladan bukan hanya lewat perkataan tetapi juga lewat tingkahlaku kehidupan dalam beribadah yang benar, karena ibadah berguna bagi segala hal untuk hidup yang akan datang, cara beribadah juga harus menunjukan teladan yang benar yang menunjukan bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang benar ibadah yang sejati harus dilakukan buhan hanya perkataan tetapi perbuatan berdasarkan iman, itulah ibadah yang sejati.          
Pasyarat kedua bagi pemimpin yang melayani dengan rendah hati, ialah akal budi yang diperbaharui[2] tujuan keselamatan ialah supaya citra berubah menjadi serupa dengan Allah, seorang pelayan Tuhan setelah melakukan pertobatan harus memiliki kerendahan hati dan akal budi yang baik Paulus ketika setelah bertobat kembali kejalan yang benat dan sikapnya yang dahulu menganiaya berubah untuk mengasihi dan memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Paulus mengatakan bahwa cara berpikir seorang yang tidak mengenal Allah adalas sia-sia, yang hanya mementingkan kebutuhan dunia dengan memusatkan pengetahuan kepada pengetahuan sendiri, Tuhan menciptakan akal Budi untuk memikirkan hal-hal yang menurut kehendak Tuhan bukan kepentingan pribadi yang di utamakan. Ketika Tuhan menuntun apa yang telah diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Tuhan menuntut apa yang kita pikirkan dan gunakan apakah untuk memikirkan pelayanan untuk melayani Tuhan, seorang pelayan yang baik yang seharusnya dengan akal budi memikirkan bagaimana kabar keselamatan Injil Allah dapat tersebar dengan luas keberbagai daerah dan caranya bagaimana, bukan memikirkan keuntungan apa yang didapat jika menjadi pelayan Tuhan melayani dengan Tuntutan dan harapan besar untuk mendapatkan kemewahan dari setiap Gereja dan jemaat Tuhan. Salomo meminta Hikmat dati Tuhan yang digunakan untuk kemajuan bangsa Israel bukan kemewahan yang dipikirkan tetapi kemajuan orang banyak itu yang seharusnya dipikirkan oleh pelayan Tuhan saat ini. Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengasihi Allah dengan akal budi, dengan jelas disini seorang pelayanan harus menggunakan hikmat untuk memuliakan Tuhan, memikirkan apa yang menjadi kehendak Tuhan dengan tuntunan dari Roh Kudus maka seorang pelayan mampu mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan asalkan seorang pelayan Tuhan hidup kudus dihadapan Tuhan. Roh kudus digambarkan sebagai Roh hikmat dan Roh pengetahuan akan Allah.
 Selain pertobatan dan akal budi yang diperbaharui, prasyarat ketiga untuk menjadi Pelayan yang rela melayani dengan rendah hati, adalah cara hidup yang dikuasai oleh ketaatan kepada Tuhan, yang dapat menjadi teladan bagi Jemaat[3]. Dunia hanya memberikan harapan yang sementara tidak selamanya dunia dan isinya ada semua akan dibinasakan, seorang pelayan mampu menjadi teladan dalam pengharapan baik kepada murid maupun jemaat bahwa Yesus sumber pengharapan dan anugrah hanya kepada Dia manusiakan diselamatkan. Jika manusia tanpa pengharapan, maka tujuan hidupnya tidak ada kepastian. Tuhan Yesus memiliki teladan yang sangat baik kepada para murid-murid rela berkorban untuk menyelamatkan umat manusia, ketika melayani sewaktu di dunia meberikan contok ketaatan kepada Bapa dengan mati di kayu salib, itulah teladan yang sangat sempurna. Pelayan Tuhan harus menunjukan sikap yang taat apapun keadaannya harus memberikan teladan yang baik. Perselisihan antara Tuhan Yesus dengan para ahli Taurat dan orang Fsrisi pada zaman-Nya. Karena mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka khotbahkan hal itu tidak menjadikan teladan yang baik, mereka begitu mengejar status, wewenang hak-hak mereka mengutamakan dari kedudukan mereka. Pelayan yang dihendaki Tuhan harus menjadi teladan tidak untuk mengejar kedudukan untuk mnedapat kehormatan, melayani kepada mereka yang lemah adalah menunjukan teladan yang baik, Tuhan Yesus  mengajarkan kepada setiap pelayan Tuhan khususnya saat ini untuk menjadi teladan bagi mereka yang sangat membutuhkan tidak menuntut fasilitas yang berlebihan kepada Gereja ingin mendapat kehormatan dalam setiap pelayanan, kehormatan dan kemuliaan hanya untuk Tuhan bukan untuk pelayan Tuhan. Banyak pendeta yang saat ini menginkan pelayanan hanya di Kota denga fasilitas yang serba berkecukupan, yang terpenting menjadi teladan dan ketaatan adalah sikap hidup dan perbuatan yang nnyata.   
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain, empati yang bersifat kognitif. Empati berarti memahami  orang lain dari sudut pandang orang lain.[4] Setiap pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain yang memilki karakter, latarbelakangnya, ketidakmampunya, dan lingkungan dan teman-temannya dengan memposisikan diri seorang pelayan Tuhan kepada jemaat karena setiap orang berbeda-beda, dengan begitu kita akan turut merasakan dan mengerti penderitaan orang lain. Pelayanan Tuhan yang memilihi sikap empati berarti telah masuk dan mengerti sebuah permasalahan yang dihadapi seperti seorang yang melakukan konseling, pelayan Tuhan mungkin tidak pernah merasakan hal yang sama yang dihadapi oleh orang yang menceritakan permasalahan, tetapi dengan mendengar dengan baik maka pelayaan Tuhan akan merasakan hal yang dirasakan orang terebut.
Seorang pelayan Tuhan harus mencerminkan sikap kelemah lembutan, kelembutan tah boleh dikacaukan dengan kelemahan, pelayan Tuhan harus  meneladani Yesus Kristus “Aku lemah lembut”(Mat 11 : 29), kelemah lembutan menunjukan rasa hormat yang dalam kepekaan terhadap orang.[5]  Pelayan Tuhan sebagai pembimbing harus memberikan teladan seperti yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kata-kata yang kasar yang penuh emosi dan tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab  pelayan Tuhan mengalami kejatuhan, berani mengungkapkan kebenaran tetapi bukan dengan cara-cara yang dilakukan dunia ini, penuh emosi menggunakan kekuatan fisik, seorang palayan Tuhan harus memiliki sifat kasih menggunakan kata-kata yang sopan, tidak membuat orang lain terluka dengan setiap kata-kata yang keluar dari mulut seorang pelayan Tuhan. Pelayan Tuhan tidak menunjukan kekuasaan dengan memiliki jabatan yang penting untuk seenaknya mengatakan dan berbuat sesuatu mengambil keputusan tanpa penuh pertimbangan, menggunakan jabatan untuk mengatakan hanya dirinya yang paling berkuasa, perlunya menjaga setiap kata dan nada suara kepada setiap orang, karena setiap daerah memiliki karakter berbeda dalam penerimaan bahasa.
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki sifak dan karakter seorang hamba karena walaupun pendidikan tinggi tidak menjamin seorang hamba Tuhan dapat melayani dengan meneladani Yesus tanpa merendahkan diri, yang walaupun dalam rupa Allah, tetapi mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang Hamba (Flp 2 : 5-7).
BAB III
KESIMPULAN

            Pelayan Tuhan yang telah dipanggil oleh Tuhan apapun bentuk pelayanan dan dimana saja harus mencerminkan hidup seperti Kristus telah lakukan itu sebagai perintah untuk selalu terus dilakukan dan takut akan Tuhan itu yang utama, jika Tuhan saja tidak di dengarkan, maka bagaimana menjadi seorang yang telah bertobat, seorang hamba Tuhan bukan lagi hidup menurut kemauannya sendiri tetapi Tuhan yang mengatur melalui tuntunan Roh Kudus. Pelayan Tuhan pentingnya memahami orang lain hidup dengan mengasihi, karena itulah tujuan seorang pelanan Tuhan untuk mengasihi. Pendidikan penting bagi hamba Tuhan belajar bagaimana karakter setiap orang berbeda-beda untuk mengatahui setiap masalah dari setiap orang yang dilayani. Seorang pelayanan Kristus yang baik berani mempertanggungjawabkan dengan apa yang telah disampaikan, Tuhan akan melihat bagaimana seorang hamba Tuhan itu dapat melayani dengan tekun, jika seorang hamba Tuhan mennunjukan sikap seorang hamba yang sesungguhnya dengan rela berkorban bagi sesama.
            Dengan makalah ini dibuat untuk bagaimana mengerti dampak jika hamba Tuhan tidak meneladani Kristus mengakibatkan pemberitaan injil yang sebagi amanat agung Tuhan Yesus pastinya akan mengalami kekecewaan , pentingnya hidup sama seperti Tuhan Yesus agar setiap orang melihat terang yang bercahaya dan garam yang memberi dampak bagi orang lain.
           
 DAFTAR PUSTAKA
1.      Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah.
2.      Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh.   




[1] . Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 30
[2] . Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 35
[3] . Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 44
[4] . Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh.     Hal. 26
[5] . Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh. Hal. 28    

Senin, 19 November 2012


SETUJUKAH SAUDARA BILA SEORANG HAMBA TUHAN KEDAPATAN BERZINAH
HARUS MELETAKAN JABATANNYA ?


BAB I
PENDAHULUAN
     Hamba Tuhan umat pilihan Allah yang telah diberikan tugas khusus untuk memimpin setiap orang percaya harus menunjukan kepribadian yang baik untuk dilihat dan menjadi teladan setiap orang yang dilayani.
Dalam makalah ini akan membahas pentingnya hidup dalam kekudusan seorang hamba Tuhan yang mencerminkan karakter kristus dan bagaimana menjaga setiap karakter memiliki kasih kepada sesama terlebih kepada Tuhan, dengan menunjukan bukan hanya lewat berkhobah didalam mimbar tetapi perbuatan yang terpenting harus ditunjukan sebagai teladan untuk menunjukan terang dan garam kepada seluruh jemaat Gereja.
Penulis akan membahas bagaimana seorang hamba Tuhan dan menerapkan Hukum Tuhan yang ketujuh “Jangan berzinah”, dan tindakan yang harus diberikan jika hamba Tuhan telah kedapatan berzinah, apa yang seharusnya tindakan yang diberikan untuk kepantingan gereja dan hamba Tuhan yang telah melakukan dosa perzinahan.

BAB II
SETUJUKAH SAUDARA BILA SEORANG HAMBA TUHAN KEDAPATAN BERZINAH
HARUS MELETAKAN JABATANNYA ?

     Tuhan menciptakan manusia untuk saling mengasihi menjaga hubungan baik, hamba Tuhan diberikan tugas khusus dalam penggembalaan untuk memberitakan Injil keselamatan Kristus dan mendapat pendidikan yang lebih baik dari kaum awam di Gereja dan jemaat mengetahui kerohnian seorang hamba Tuhan pentingnya teladan yang baik untuk dilakukan seorang hamba Tuhan agar membawa umat hidup dalam keharmonisan, teladan melalui perkataa dan perbuatan harus nyata, hamba Tuhan yang selalu dekt dengan Tuhan mengenal apa yang baik dan berkenan dimata Tuhan dan apa yang tidak dikehendaki yang jahat dimata Tuhan, jikahamba Tuhan dalam kesehariannya mengatakan kepada gereja jemaat dan umat Tuhan yang lain dengan mengatakan hukum yang telah diberikan Allah kepada Nabi Musa dan umat Israel dan umat manusia hukum ketujuh jangan bezinah Tuhan melindungi perkawinan terhadap ketidak setiaan yang menghebat
Seorang hamba Tuhan harus meneladani Yesus, Ia berkata “ setiap orang harus menjadi garam yang mempenyaruhi lingkungan, jika garam itu menjadi tawar tidak ada gunanya selain di injak orang (Mat 5 : 13)1, hamba Tuhan besar pengaruhnya di dalam lingkungan Gereja berjemaat memiliki sikab yang baik, pengambilan keputusan yang direncanakan dan mengetahui resiko tindakan sangat penting
agar seorang hamba Tuhan memiliki pengaruh yang positif dan dihormati setiap jemaat, jika hamba Tuhan tidak memberikan pengaruh yang baik dan tidak dapat menjadi teladan dengan melakukan dosa perzinahan akan mengakibatkan penerimaan hamba Tuhan akan menjadi menurun, jemaat tidak merasakan adanya kuasa Tuhan gereja menjadi perpecahan, akibat dosa yang dilakukan hamba Tuhan.
Hamba Tuhan yang tidak memberikan dampak hanya akan seperti garam yang tidak memiliki rasa hanya tawar, sudak tidak ada gunanya lagi selain di injak orang, akibat dosa dapat digantikan dengan orang lain yang mencerminkan Kristus menjadi garam dan terang bagi gereja dan umat Tuhan akan memulihkan keadaan Gereja menjadi lebih setabil. Jemaat akan bertumbuh kerohaniannya, karena jemaat menerima pengaruh yang baik dari hamba Tuhan yang memilikipengaruh lingkungan yang baik.
Seorang hamba Tuhan yang telah memiliki pedoman dalam hidupnya sebelum melakukan tindakan harus terlebih dahulu tahu akibat perbuatannya terhadap sesama terlebih kepada Allah. Firman Allah cukup jelas dengan hukumNya. Dapat membaca sepuluh hukum Tuhan atau Khotbah di Bukit. Alkitab penuh dengan peraturan-peraturan, “Kasihilah Tuhan, Allah-mu dengan segenap hatimu, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Markus 12 : 30-31)2, dari bangsa Israel keluar dari tanah Mesir Tuhan telah menetapkan sepuluh hukum, hukum yang pertama hingga keempat perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, hukum yang kelima hingga kesepuluh untuk mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus menjadi hukum yang utama dan terutama untuk dijalankan terlebih seorang hamba Tuhan, jika seorang hamba Tuhan melakukan perzinahan, dosa yang diakibatkan ia akan merusak dirinya sendiri terlebih orang lain yang menerima dampak perbuatannya. Ia tidak memcerminkan mengasihi sesama manusia bagaimana hamba Tuhan dapat mengasihi Tuhan dengan kesungguhan hati jika ia merusak ciptaan Tuhan yang Tuhan telah ciptakan menurut gambar alah yang utuh, ia tidak mencerminkan mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesama manusia.
Hamba Tuhan harus menunjukan kasih yang nyata bukan hanya perkataan di mimbar tetapi perbuatan, menunjukan kasih kepada orang lain bukan mengasihi untuk memuaskan jemaat dan ingin mendapatkan kehormatan kepada jemaat, Tuhan telah berkata Allah terlebih dahulu telah mengasihi umat manusia dengan pengorbanan Tuhan Yesus, untuk menunjukan hasih kita kepada Allah, maka kita wajib saling mengasihi sesama umat manusia (Yohanes 4 : 11), jika seorang hamba Tuhan mengerti dan melakukan hukum Tuhan untuk tidak melakukan perzinahan, maka ia sudah mengasihi sesama terlebih Allah yang telah mengampuni dosa umat manusia, jika hamba Tuhan melakukan perzinahan, maka ia tidak mengashi Allah dan belum bertobat dari kehidupan yang lama, masih menginginkan memuaskan hawa nafsunya, harus menunjukan pertobatan agar dapat diterima oleh jemaat terlebih pengakuan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan agar, kehidupan hamba Tuhan yang telah melakukan perzinahan dipulihkan dari dosa dan pelayanannya dapat menghasilkan buah yang menghasilkan dengan baik.
Semua orang telah melakukan dosa perzinahan, bukan hanya hamba Tuhan, karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemualiaan Allah, Tuhan Yesus menegaskan sewaktu Dia menerapkan hukum yang ketujuh “ Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya “ (Matius 5 : 28). orang-orang lain meunjukan larangan percabulan (1 Kor 6 : 18 ; 10 : 8 ; 1 Tes 4 : 3) yang mengenai dosa-dosa seksual. Kebanyakan orang Kristen menganggap persetubuhan sebelum menikah sebagai pelanggaran hukum kasih (Mat 22 : 39). orang yang mengasihi dan menghormati orang lain tidak menggunakan orang itu sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu atau menyenangkan diri sendiri3, Tubuh adalah bait Allah yang seharusnya digunakan untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya, Tuhan tidak mengijinkan menggunakan pikiran untuk memikirkan perzinakan yang tidak dilakukan secara fisik tetapi pikiran yang penuh untuk memuaskan hawa nafsu Tuhan Yesus melarang dengan tegas karena meminta pertanggungjawaban dengan apa yang telah dipercayakanNya.
Seorang hamba Tuhan yang telah melakukan perzinahan juga tidak terlepas pasti juga membutuhkan pengampunan dari Gereja, parapemimpin dan jemaat untuk mendapat pemulihan, dalam perjanjian baru, beberapa orang Farisi hendak merajam seorang perempuan yang berbuat Zinah. Yesus tidak menyangkal bahwa dosa itu sungguh-sungguh sangat berat. namun Ia berkata “ Barang siapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu “ di dalam perkataanNya itu ditujukanNya kepada orang-orang Farisi dan kepada banyak orang, bahwa mereka semuanya juga bersalah melanggar hukum ke-7. Sebab memikirkan, membayangkan dan bernafsu zinahpun, telah menyatakan kita bersalah4. Tuhan Yesus mengatakan kepada perempuan itu dosanya telah diampuni pergi dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang (Yohanes 8 : 1-11), hamba Tuhan juga membutuhkan pengampunan, dengan tidak melakukan dosa kembali sebagai bukti pertobatan kepada Tuhan,
BAB III
KESIMPULAN

Seorang hamba Tuhan yang telah melakukan dosa perzinahan harus diberikan hukuman, dan harus dipertimbangkan dengan baik untuk kepentingan jemaat gereja, hamba Tuhan harus diturunkan jabatannya dari seorang hamba Tuhan yang aktif, karena penting untuk menjaga perpecahan yang terjadi didalam keutuhan jemaat dengan mempertimbangkan resiko yang dihadapi jika seorang hamba Tuhan telah melakukan dosa perzinahan, hamba Tuhan dapat merenungkan dan bertobat dari kesalahannya untuk dapat kembali diterima didalam pelayanan, dalam makalah ini penulis setuju jika hamba Tuhan tidak menjabat sebagai hamba Tuhan untuk waktu tertentu dengan melihat perkembangan hamba Tuhan, jika seorang hamba Tuhan telah bertobat dengan kesungguhan hati, maka hamba Tuhan dapat dengan aktif kembali melayani sesuai kesepakatan bamba Tuhan dan gereja, karena Tuhan Yesus juga telah mengampuni seorang perempuan yang telah kedapatan berzinah, maka gereja yang baik jika gereja juga memiliki pengampunan kepada siapapun juga termasuk hamba Tuhan yang telah melakukan dosa.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee.
  2. ETIKA KRISTEN Seksuil oleh DR. J.Verkuyl. Hal. 110


1Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee. Hal. 24
2Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee. Hal. 34
3Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee. Hal. 51
4 ETIKA KRISTEN Seksuil oleh DR. J.Verkuyl. Hal. 110

APAKAH ALKITAB SALAH DALAM PENULISANNYA



Makalah ini
Diserahkan kepada Bpk. Yosia Abdiel Kharismawan S. Si., M. PdK
Dosen Sekolah Tinggi Theologi Baptis Jakarta
Untuk memenuhi sebagai Persyaratan
Tugas Mata Kuliah
Doktrin Allah dan Alkitab




Oleh :
Opy suryanto
NIM: 01.2012.07
November 2012


BAB I
PENDAHULUAN
Alkitab adalah penyataan Allah yang telah diberikan dan menjadi kitab suci agama Kristen dan dituliskan oleh orang-orang yang telah dipilih Allah lewat penyertaan Roh Kudus, agar semua Umat Kristen pengerti apa yang menjadi kehendak Allah.
Melalui makalah ini akan dibahas apakah Alkitab salah dalam penulisan bahasa aslinya, karena sangat penting untuk diketahui hingga saat ini masih sering menjadi perdebatan tentang kebenarannya, ada agama yang masih meragukan dan tidak percaya kepada Yesus yang menganggap Alkitab hanya sebuah cerita yang bukan berasal dari Allah. Ada yang meragukan tentang penciptaan dan bagaimana Alkitab dapat memberikan jawaban, diperkuat dengan adanya penemuan arkeologi yang dapat membuktikan keaslian dan kebenarannya, tujuan mengatahui kebenaran Alkitab agar tidak lagi menjadi keraguan umat Kristen jika ada pertentangan dengan agama dan kenyakinan lain yang menolak kekristenan, dan bagaimana pendapat ilmu pengetahuan tentang Alkitab yang sering menjadi pertentangan khususnya tentang penciptaan alam semesta yang masih mengalami pertentangan dengan Alkitab, Alkitab untuk mengajar setiap orang yang percaya kepadaNya melalui Alkitab manusia dapat mengerti kebenaran yang sesungguhnya.
BAB II
APAKAH ALKITAB SALAH DALAM PENULISANNYA
Alkitab menjadi sumber kebenaran yang telah menjadi pertentangan dan banyak yang maragukan untuk mengakui menjadi pengikut Tuhan Yesus dalam bahasa aslinya sendiri Alkitab terdiri atas Penjanjian Lama (PL) dituliskan dalam bahasa Ibrani kecuali kitab Daniel yang ditulikan dalam bahasa Aram sedangan Perjajian Baru (PB) yang dituliskan dalam bahasa Yunani yang telah di Tuliskan oleh Nabi, dan Rasul yang telah dipilih oleh Allah sendiri untuk menyatakan Firmannya, Alkitab menjadi sumber yang sah mengenai penciptaan dan setiap kejadian yang menjadi bagian sejarah bangsa Israel lewat penyertaan Allah, memberikan informasi yang akurat tentang penyertaan akan alam semesta ini. Alkitab hendaknya diterima sebagai sumber teologi yang paling menentukan. Gereja yang benar sepanjang sejarah senantiasa memandang Alkitab sebagai wujud penyataan Ilahi dan bahwa pencatatan penyataan yang terdapat didalamnya itu asli, dapat dipercaya, berkenaan dengan kanon, diilhami secara adikodrati1. Gereja yang benar jika melakukan kebenaran yang ada diAlkitab, Alkitab menuntun kehidupan maanusia untuk hidup menjadi lebih baik.
Banyak organisasi yang menentang Alkitab hanya diberikan kepada kelompok tertentu dan agama tertentu saja, orang Yahudi dan ahli-ahli Taurat menganggap sepuluh Hukum yang terdapat dalam Alkitab diberikan hanya untuk bangsa Israel. Alkitab juga bukan menjadi milik satu agama tetapi menjadikan bagian untuk pengabaran injil Aktitab diberikan bukan hanya kepada orang Kristen tetapi seluruh umat manusia yang percaya kepada Kristus, bukan hanya untuk Gereja katolik Roma, tetapi gereja yang lain, bukan hanya milik bagian oraganisasi tertentu, Tuhan tidak pernah memberikan wewenang kepada organisasi lahiriah manapun juga. Pertentangan terhadap Alkitab bukan saja kepada orang, kelompok tetapi juga yang masih dalam satu golongan yakni diantara golongan injili bukannya antara golongan Liberal dan Konsevatif, perdebatan ini justru memecahkan kaum Injili, seorang Injili adalah orang yang percaya Injil. Menjadi Kristen artinya mempunyai hubungan yang benar dengan Kristus. Dapatkah seorang yang mempercayai Alkitab menyangkal ketidakkeliruan Alkitab ? tida, jikalau Alkitab mengajarkan bahwa dirinya memang tidak mungkin keliru2
Alkitab merupakan wujud pernyataan Allah untuk senantiasa menuntun umatnya karena dijelaskan dalam Alkitab bagaimana penyetaan Allah senantiasa kepada bangsa Iarael hingga pada zaman perjanjian baru hingga sekarang ini Allah selalu menyatakan dirinya walaupun tidak secara langsung tetapi Alkitab itulah yang menjadi penyataan Allah, Allah hadir selalu dalam kehidupan manusia, Alkitab yang menuntun, mengajar dan menegur itulah bukti penyataan Allah untuk setiap manusia menuju jalan perilaku yang benar, bangsa Romawi maupun peraturan-peraturan kegerejaan tidak pernah berhasil memusnahkan Alkitab. Makin keras usaha memusnahkan Alkitab makin luas pula Alkitab itu tersebar. Usaha terakhir untuk terakhir untuk menghilangkan wibawa Alkitab ialah usaha untuk menurunkan wibawa Alkitab menjadi sejajar dengan kitab-kitab keagamaan kuno lainnya, Alkitab tetap menunjukan wibawa adikodratinya, dan dewasa ini dibaca oleh berjuta-juta orang Kristen di seluruh dunia serta diterjemahkan ke dalam beratus-ratus bahasa. Kenyataan bahwa Alkitab tidak dapat dimusnahkan menandaskan bahwa Alkitab merupakan wujud suatu penyataan Ilahi3, menandakan bahwa bukti penyataan Allkab melalui Akitab nyata dari kerajaan Romawi orang Kristen banyak yang dibunuh Alkitab dibakar tetapi Alkitab tidak pernah musnah dan hingga sekarang walaupun masih banyak pertentangan tetapi tetab berkembang terus maju dan hingga keberbagai daerah mulai dari perkotaan dan kepelosok daerah telah diberitakan kebenaran dan banyak pendekatan telah dilakukan dengan bahasa daerah setempat agar Alkitab mudah dipahami dan dimengerti untuk mudah menyampaikan kebenaran, meskipun pada masa reformasi, yaitu ketika Alkitab diterjemahkan kedalam bahasa yang mudah dipahami umum, gereja yang resmi membatasi secara ketat pembacaan Alkitab dengan alasan bahwa kaum awam tidak mampu mengerti isi Alkitab. Zaman dahulu banyak orang awam yang tidak mengerti isi Alkitab karena hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan membaca Alkitab, bahkan penerbitan Alkitab memiliki aturan yang harus ditaati. Banyak orang yang telah rela mati untuk mempertahankan Alkitab karena hanya Alkitablah yang memiliki kebenaran yang mengubah setiap kehidupan manusia, dan menjadikan Alkitab bagian kehidupan setiap orang yang percaya kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta serta segala isinya, ketika manusia tidak lagi mengenal Alkitab maka yang akan terjadi kekacauan, karena di dalam Alkitab ada etika-etika yang telah di tulis oleh sekitar empat puluh orang dan selama 1600 tahun yang diawali oleh nabi Musa, yang bertujuan untuk mengatur kehidupan umat manusia yang telah jatuh kedalam dosa, Allah menyatakan dirinya melalui Alkitab agar manusia menuruti kehendak Allah. Bagaimana Allah turut campur dalam setiap proses kehidupan manusia mulai dari Adam dan Hawa didalam Alkitab telah dinyatakan hingga pada waktu Yesus hadir kedalam dunia hingga sekarang Allah turut dalam setiap kehidupan umat manusia yang selalu menjauh dari Allah tetapi Dia tidak pernah meninggalkan bukti bahwa Allah menyatakan lewat setiap kehidupan manusia melalui Alkitab, banga Israel yang telah diajarkan secara turun-temurun untuk menceritakan kebaikan dan penyataan Tuhan kepada anak-anak mereka melalui Alkitab supaya apa yang telah terjadi dalam penyataan Allah terus didengar dan menjadikan pengajaran yang tidak pernah akan hilang.
Keaslian Alkitab juga dalam hal ini ialah bahwa sebuah kitab memang ditulis oleh penulis atau para penulis yang namanya dipakai untuk kitab tersebut. Kitab itu di katakan tidak asli lagi kalau tidak di tulis pada waktu yang disebutkan atau oleh penulis yang diaku oleh bukunya sendiri. Sebuah kitab itu di sebut otentik bila mengisahkan fakta-fakta sesuai dengan apa yang terjadi4, Alkitab yang menjadi kitab agama Kristen mempunyai keakuratan data yang di jelaskan secara terbuka tentang tanggal siapa penulis dan fakta yang terjadi kondisi yang dialami oleh penulis juga di jelaskan ini yang menjadi dasar keaslian Alkitab dan berdasarkan penelitian dan penemuan oleh para ahli serta arkeolog juga membuktikan kebenaran Alkitab, dengan semua bukti yang telag digali secara mendalam dan dalam waktu yang lama para Arkeolog menjelaskan kebenaran dan keakuratan data dalam Alkitab salah satu arkeolog yaitu William F. Albright, yang terkenal karena nama baiknya sebagai salah satu arkeolog besar, menyatakan: “Tidak mungkin ada keragu-raguan lagi bahwa arkeologi telah mengokohkan kebenaran historis yang sangat kuat tentang tradisi Perjanjian Lama.”5.
Jelasnya, ketidak keliruan hanya bisa ditegaskan dalam kaitanya dengan naskah asli karena datang langsung dari Allah melalui pengilhaman, Alkitab adalah kitab ilahi-manusiawi, meskipun berasal dari Allah, nyatanya ditulis oleh manusia. Alkitab adalah Firman Allah yang disampaikan melalui Roh Kudus. Manusia berdosa menuliskan firman itu namun tanpa kekeliruan6. Alkitab memiliki pesan yang sempurna dari Allah kepada umat manusia untuktuk mentaati Firmannya, Tuhan sendiri mengatakan ketika Ia berpuasa di padang gurun waktu di cobai oleh iblis, Tuhan menjawab manusia hidup oleh setiap Firman yang keluar dari mulut Allah, manusia tidak memiliki kekuatan tanpa mendengar Firman Allah dan bersandar kepadaNya. Alla manyatakan diriNya melalui Alkitab.
Tuhan Yesus adalah Firman yang telah menjadi manusia Dia datang kedunia untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi tentang dirinya bukan untuk meniadakan hukum cTaurat, Tuhan Yesus menjadikan keutuhan Alkitab dan menceritakan tentang sejarang bangsa Israel hingga kedatangannya kedunia yang bertujuan untuk menebus umat manusia dari dosa, yang telah melanggar semua Hukum Taurat. Alkitab mengajarkan untuk menerima keselamatan dan dibenarkan hanya melalui Yesus.
BAB III
KESIMPULAN

Setelah menyelidi juga berdasarkan kebenaran yang telah dikemukakan para arkeolog untuk menjadi bukti yang kuat bahwa Alkitab memiliki kebenaran yang tidak dapat diragukan, selama ini banyak kalangan dan agama lain yang masih meragukan kebenaran Alkitab yang telah menceritakan yang dimulai dari awal penciptaan dalam Perjanjian Lama hingga penggenapan nubuatan oleh para nabi dengan kedatangan Tuhan Yesus yang telah menebus dosa umat manusia serta para rasul yang telah menuliskan Perjanjian Baru telah teruji kebenarannya dengan pengakuan para Arkeolog yang telah membuktikan hasil keaslian Alkitab dalam penemuannya bahasa asli dalam Alkitab yang dituliskan memiliki keakuratan dan kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya berdasarkan fakta-fakta dengan dilakukan penelitian untuk mengkap keaslian dan kebenaran. Agar tidak lagi menjadi perdebatan tentang Alkitab hanya untuk menimbulkan masalah baru, umat kristen tetap mempertahankan sampai kedatangan Tuhan Yesus walaupun akan banyak tantangan sama seperti umat Kristen di Romawi meskipun mengorbankan nyawa tetapi Alkitab tetap bertahan dan semakin meluas, yang seharusnya sekarang ini bukan memperdebatkan tetapi bagaimana Firman Allah itu diberitakan sampai ke ujung bumi itulah yang menjadi amanat agung Tuhan Yesus.
DAFTAR PUSTAKA

  1. TEOLOGI SISTEMATIKA oleh Henry C. Thiessen.
  2. TEOLOGI DASAR . oleh Charles C. Ryrie.





1. TEOLOGI SISTEMATIKA oleh Henry C. Thiessen. Hal 64
2 . TEOLOGI DASAR . oleh Charles C. Ryrie. Hal. 101
3. TEOLOGI SISTEMATIKA oleh Henry C. Thiessen. Hal. 69
4. TEOLOGI SISTEMATIKA oleh Henry C. Thiessen. Hal. 77
6 . TEOLOGI DASAR . oleh Charles C. Ryrie. Hal. 110