Rabu, 19 Juni 2013

TUGAS RESENSI BUKU
MATA KULIAH PEMBINAAN WARGA GEREJA



JUDUL BUKU                        :      Memimpin Gereja secara mantap
PENGARANG                        :      Warren W. Wiersbe dan Howard F. Sugden
PENERBIT                              :      Lembaga Literatur Baptis
JUMLAH HALAMAN           :      231
JUDUL BUKU                        :      Sekelumit Tentang Gembala Sidang
PENGARANG                        :      John E. Ingouf
PENERBIT                              :      Lembaga Literatur Baptis
JUMLAH HALAMAN           :      128

            Setiap hamba Tuhan yang telah dipanggil Tuhan harus yakin akan panggilannya agar tetap setia dan tidak hanya sesaat melayani Tuhan, menghargai setiap panggilan Tuhan itu yang terpenting, memiliki hidup yang kudus dihadapan Tuhan, rencana Allah yang paling lazim ialah ; Allah membiarkan seseorang membuktikan kesetiaannya dulu dalam hal-hal kecil, barulah orang itu dipercayai dengan hal-hal yang besar. Ia tidak memberikan kepercayaan yang mukin kita belum sanggup melakukan karena kemampuan yang perlu ditingkatkan, Tuhan mengajarkan untuk melakukan apa saja yang mungkin di anggap hal yang kecil, tetapi Tuhan akan memberikan  sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan kepercayaan yang Ia percayakan kepada kita.
            Setiap pemimpin harus mampu menempatkan diri dalam berjemaat, hidup bergaul dengan siapa saja, anak sekolah minggu, remaja, pemuda dewasa bahkan orang yang telah lanjut usia dengan memahami setiap pribadi dengan permasalahan yang berbeda, hamba Tuhan harus mampu memahami setiap karakter yang baraneka ragam karena umur yang berbeda memiliki tingkat emosional yang berbeda, harus penanganan yang tepat. Hamba Tuhan harus belajar menjadi pendengar yang baik untuk mendengar permasalahan yang dialami setiap orang, dengan latar belakang permasalahan yang mudah diselesaikan dan yang sulit diselesaikan dan membutuhkan waktu yang lama, hamba Tuhan harus memiliki kesabaran dalam mendengar setiap keluahan.
            Seorang pemimpin maupun hamba Tuhan harus peduli terhadap lingkungan, mengenal setiap orang yang dilingkuangan gereja, situasi disekitar gereja, dan mengahargai setiap perbedaan yang ada dilingkuan, agama, kebudayaan, dan keanekaragaman yang dimiliki lingkungan, harus mengasihi walaupun dengan mereka yang tidak seiman, toleransi sangat diperlukan, gereja harus memberikan dampak yang baik bagi masyarakat disekitar, agar terjalin keamanan bersama dan rasa memiliki gereja oleh orang lingkungan sekitar gereja yang menjadi bagian gereja.  
            Pemimpin gereja yang kreatif harus mempunyai banyak ide dan strategi bagaimana menjadikan suasana yang nyaman dan tidak membosankan dalam gereja yang hidup dengan program yang dilakukan dan menarik tidak membosankan bagi jemaat, yang perlu diperhatikan pelayanan mimbar, musik, serta kegiatan bagi setiap orang dan setiap usia menerima dampak dan manfaat dari program yang dilaksanakan, program sekolah minggu yang menarik, persekutuan pemuda yang dapat meningkatkan mutu gereja agar pemuda menjadi penerus gereja, proram yang benilai positif dapat menjadikan gereje berkembang dan makin memuliakan nama Tuhan.
            Pentingnya pempimpin belajar untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada baik dalam gereja maupun masalah dalam setiap jemaat, keputuan yang bijak dan etis sangat diperlukan karena setiap jemaat memiliki permasalahan yang berbeda dan cara penyelesaian yang berbeda, pemimpin harus datang kepada Tuhan untuk berdoa dalam penyelesikan persolan yang ada.
Pemimpin gereja harus dengan teliti memeriksa anggaran dasar gereja dan setiap perencanaan yang telah disetujui oleh pengurus harus melibatkan dan mengetahui semua jemaat yang telah diprogramkan harus mengetahui pengurus inti gerea dan jemaat, pentingnya pengontrolan keuangan agar tepat digunakan dan tidak ada yang melakukan kecurangan dalam masalah keuangan yang mengakibatkan permasalahan di dalam gereja.
Seorang peminpin penting untuk menjadi teladan baik dalam keluarga yang terdekat mejaga keharmonisan kelurga yang menjadi cermin bagi semua orang bagaimana keluarga yang dikendaki oleh Tuhan pentinya memahami setiap anggota keluarga, seorang pemimpin gereja harus memiliki pasangan yang mendukung dalam pelayanan yang memberikan motifasi dan dukungan penuh untuk melayani Tuhan, anak-anak harus didik untuk mengerti pelayanan orangtua agar terjadi keharmonisan dalam seorang gembala yang menjadi teladan. 
Pemimpin gereja harus mengerti dan memahami setiap domba-domba yang dipercayakan tidak secara otoriter dalam memimpin dan mengarahkan jemaat dengan, kunjungan harus dilakukan agar domba-domba mendapat perhatian tanpa memilih domba mana yang harus di utamakan, semua domba sama untuk mendapat perhatian, berdoa bersama dalam jemaat yang sakit harus diperhatikan lebih serius sangat peting untuk memberikan kekuatan.
Seorang pendeta atau gembala sidang harus memiliki kemampuan dalam berkhotbah kepada jemaat dengan baik dan gampang diterapkan oleh jemaat, memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan jelas, khotbah harus mudah dimengerti oleh semua jemaat, seorang pengkhotbah harus mulai, meneruskan, dan menyelesaikan khotbahnya dengan doa, Roh Kudus akan memimpin setiap pengkhotbah untuk menyampaikan firman-Nya pentingnya doa. Sebelum menkhotbahkan kepada jemaat tentunya apa yang akan dikhotbahkan sudah menjadi bagian yang mengubahkan kehidupan pengkhotbah, bukan untuk menghakimi orang lain, penguasaah gaya, suara dan tempat sangat menentukan agar menarik pesan yang disampaikan.
Gembala Sidang harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan semua orang, dari golongan masyarakat bawah, menengah dan golongan atas yang memegang peranan yang penting dalam menyampaikan pesan pentingnya komunikasi, suara, gaya bahasa, dan sikap yang menunjukan orang yang menyampaikaan pesan Tuhan, membangun hubungan dengan semua orang melalui pesan yang disampaikan sangat baik agar orang mengenal Yesus Kristus.

Rekomendasi         : Setelah membaca kedua buku tersebut di atas sangat pening dan banyak pengetahuan yang peroleh bagaimana menjadi Gembal sidang yang profesionl dalam memimpin umat Tuhan, gembala sidang dengan tanggung jawab menggembalakan umat Tuhan tetunya tidak mudah banyak tantangan untuk membaca dan menerapkan kedua buku yang telah menjadi pedoman bagi hamba-hamba Tuhan agar meningkatkan kemampuan dalam pelayanan.


                                                                                                                               


               






















































THEMA TAHUNAN

TUGAS                      :  KURIKULUM TAHUNAN
NAMA                       :  OPY SURYANTO
NIM                            :  01.2012.07
MATA KULIAH      :  PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
SEMESTER              :  4


Thema Tahunan   : Kehidupan yang telah diperbaharui harus menjadi berkat untuk        kemuliaan nama Tuhan Yesus melalui perkataan dan perbuatan dan  mengandalkan kuasa Tuhan.

Thema Triwulanan      :      I.   Kehidupan harus memberikan dampak yang baik bagi Tuhan
     II.  Kehidupan harus peduli dengan sesama untuk keutuhan tubuh                   Kristus
    III.  Kehidupan menjadi pemberita dan pelaku Firman Allah
    IV.  Kehidupan harus bergantung kepada Tuhan sepenuhnya
                                               
Them  Bulanan            :  I.      Kehidupan harus memberikan dampak yang baik bagi                                                  Tuhan
1. Tinggallah di dalam Tuhan untuk memberikan buah (Yoh                          15:4)
2.   Hidup dengan menanggalkan manusia lama dan mengenakan           manusia baru (Efesus 5 : 22-24)
3.   Matikanlah keinginan duniawi yang menyesatkan dengan berbalik  mementingkan hal yang rohani yang dikehendaki Tuhan (Kolose 3 : 5)




II.                Kehidupan harus peduli dengan sesama untuk keutuhan tubuh Kristus
1.      hidup untuk saling mengasihi sesama manusia (Yoh 15 :    9:17)
2.      mengasihi tanpa syarat harus dengan ketulusan hati (Lukas             6:27b)
3.      hidup saling menerima, rukun, dan sehati tidak mencari        keuntungan sendiri (Roma 15 : 5)

III.             Kehidupan menjadi pemberita dan pelaku Firman Allah
1.  Keberanian dalam pemberitaan Firman untuk memenangkan Jiwa bagi Kristus (Kis :4: 13)          
2.  Mengutamakan Tuhan dan FirmanNya diatas segala-galanya (Mat  8 : 22)
3.  Kehidupan kekal bagi setiap orang yang memberitakan Firman
     Walaupun  mengalami penganiayaan  (Markus 10 : 30)  

IV.      Kehidupan harus bergantung kepada Tuhan sepenuhnya
1.   Segala perkara dapat ku tanggung didalam Dia yang memberikan  kekuatan kepadaku  (Filipi 4: 13)
2.   jauhkan hidupmu dari rasa kekawatiran dan utamakan Tuhan
      (Lukas 12 : 31)
3.   Janganlah takut, berdirilah tetap, dan lihatlah keselamatan dari Tuhan yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu (Keluaran 14 : 13)
                         
  
TUJUAN                :     Adanya peruhan karakter serupa dengan Yesus Kristus dengan hidup diperbaharui dan mejadi teladan

PENGAJARAN           :     Kesatuan jemaat dan kesehatian menjadikan kunci utama keberhasilan, mengahargai setiap jemaat Tuhan, karena Tuhan Yesus Kristus telah menerima dengan tidak mendang pelanggaran yang kita lakukan.                   

KESIMPULAN/PENERAPAN   :  setiap umat Tuhan harus memiliki kasih dalam setiap perkataan dan perbuatan, dengan begitu semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid Yesus Kristus, dan semua bangsa segala lidah akan mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus juruselamat manusia.








KETUHANAN DAN KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS DALAM (PL DAN PB)




  
BAB I
PENDAHULUAN

            Pada zaman ini masih banyak perdebatan tentang KeTuhanan dan Kemanusiaan dari Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Tuhan bereinkarnasi menjadi manusia banyak pandangan mengatakan mengapa Tuhan dapat menjadi manusia, dan Tuhan mengapa bisa lapar dan haus, dalam makalah ini akan dibahas tentang sifat ke Allahan dan kemanusiaan. Untuk di mengerti agar tidak terjadi perbedaan.
            Sebelum dunia dijadikan akan datangnya Mesias oleh para nabi, telah di nubuatkan dengan adanya seorang yang akan membebaskan manusia dari dosa, tetapi banyak agama menolak bahkan orang Yahudi dari golongan Farisi juga menolak-Nya, yang telah dituliskan oleh nabi Musa, sekarang banyak agama dan kepercayaan yang menolak Tuhan Yesus sebagai Tuhan. Memahami Tuhan yang menjadi manusia sulit jika tidak ada tuntunan dari Roh Kudus dan tidak memiliki iman, karena tidak dapat dimasukan kedalam akal manusia yang terbatas, dengan memahami kuasa Tuhan yang tidak terbatas.
            Memahami kemanusiaan Tuhan Yesus Kristus sangat penting, Ia yang adalah Tuhan merendahkan diri mengambil rupa seorang hamba, bahkan memberikan darah-Nya untuk menebus dosa manusia, mendamaikan manusia dengan Allah, sehingga manusia mendapatkan pembenaran secara Cuma-Cuma, sebagai manusia Ia merasakan apa yang manusia rasakan, kelemahan fisik, sifat manusia. Dengan penjelasan yang ada dalam makalah supaya dapat bermakna dan menjadi pedoman.

BAB II
KETUHANAN DAN KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS DALAM (PL DAN PB)

            Tuhan Yesus di bumi pada 2000 tahun yang lalu, hidup dengan orangtua bergaul dengan lingkungan keluarga dan masyarakat mengalami pertumbuhan normal sama seperti manusia, mengalami masa kanak-kanan, dewasa dan akhirnya melakukan pelayanan kurang lebih tiga setengah tahun waktu yang cukup singkat namun ajaran dan pengikutnya hingga kini makin bertambah banyak, tetapi sebelum Ia di dunia Ia sudah ada karena dunia dijadikan oleh-Nya, Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes 8: 58”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” hal ini merupakan pengungkapan keunikan diri-Nya yang tak terbatasi oleh ruang, waktu dan tempat[1]. KeTuhanan dari pada Yesus Kristus adalah kekal dahulu sekarang dan selama-lamanya, tidak ada batasannya yang awal dan yang akhir, di dalam Yohanes 1 : 1 menjelaskan tentang Firman (Logos) yang adalah Yesus Kristus telah menjadi daging (sarkos), membuktikan tidak ada sesuatu yang ada di kolong langit tidak diciptakan oleh-Nya, tanpa kuasa-Nya tidak ada yang jadi hanya melalui Yesus Kristus, ketika Allah menciptakan manusia, Allah berfirman marilah kita mendikan manusia menurut gambar dan rupa kita, menandakan bahwa Yesus Kristus yang adalah Firman itu sendiri turut mengambil peranan penting dalam penciptaan segala sesuatu termasuk manusia yang sempurna dari makluk yang lain untuk memelihara dan menguasi bumi. Yesus yang adalah Firman memiliki kesatuan dengan Allah tidak dapat terpisahkan, Tuhan Yesus sendiri mengatakan “Bapa dan Aku adalah satu”  mengungkapkan bahwa Yesus Kristus juga turut menciptakan manusia. Kesatuan yang tidak terpisahkan untuk selamanya, sebelum firman menjadi manusia pribadi kedua dari Allah Yaitu Yesus Kristus yang disebut juga sebagai Melekh Yahweh (Kej 22 :11,15-16), beberapakali menunjukan keAllahannya, bertemu dengan Abraham, Hagar, Musa untuk menyampaikan Firman-Nya yang mengambil wujud seperti malaikat dan setelah bereinkarnasi menjadi manusia tidak ada lagi penampakan Melekh Yahweh atau disebut Malaikat Allah.
            Kehidupan setiap manusia perbeda dan memiliki keunikan masing-masing begitu juga dengan  Yesus Kristus yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama dan di genapi dalam Perjajian Baru,  Allah mengatakan kepada Musa bahwa seorang nabi akan dibangkitkan bagi umat Israel dan seluruh umat manusia Yaitu sang Mesias Yesus Kristus. Banyak doktrin yang menolak kemanusiaan sejati Yesus Kristus seperti “Christian Sciene”. Itu sama dengan menolak keIlahian Yesus Kristus[2] . sifat kemanusiaan Yesus yang sama dengan manusia, turut merasakan kelemahan yang dialami oleh manusia ; memiliki tubuh jasmani merasakan bayak hal,  Ia dilahirkan sama dengan manusia, bertumbuh menjadi dewasa, dapat dilihat dan dijamah oleh orang, memiliki jiwa dan roh manusia, Ia terbatas seperti manusia ; ia lapar, merasa haus, Ia lelah, Ia menangis, Ia dicobai, Ia mempunyai nama-nama manusia, dan mati sama seperti manusia pada umumnya.
            Tuhan Yesus yang mengambil rupa seorang hamba sama dengan manusia, tetapi keAllahanya tetap ada dan nyata ketika menjadi manusia, Ia dapat melakukan berbagai hal diluar kemampuan manusia, banyak mujizat yang di lakukan dalam pelayanan-Nya, pada pesta perkawinan di Kana, air yang di ubah menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memeri makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ekor ikan, berjalan diatas air, dan menenangkan badai yang mengamuk. Bukti bahwa walaupun dalam rupa Allah tetapi kuasnya nyata. Yesus yang adalah Allah mengambil bagan manusia.
            Yesus Kristus mengosongkan dirinya kedalam dunia bukan berarti kemulian dan keIlahin-Nya ditinggalkan atau dikurangi, dalam tubuh insanipun Ia tetap sehakekat dan setara dengan Allah, tetapi dalam Tubuh insani Ia membatasi pemanifestasiaan kemuliaan dan keilahian-Nya. Tuhan Yesus Kritus yang satu-satunya mempunyai kepribadian Allah sejati dan manusia sejati.
            Sejak kejatuhan Adam dalam dosa, janji pertama adalah “keturunan perempuan” Firman Dia akan meremukan kepala ular, menandakan bahwa Yesus Kristus sebagai mesias akan menang atas ular yaitu iblis, untuk itulah Allah harus datang ke bumi dengan mengenakan tubuh manusia dan dilahirkan melalui Perawan Maria bukan melalui persetubuhan dengan seorang laki-laki, yang dikandung dari Roh Kudus. Dia telah menjadi Allah sejati dan Manusia sejati[3]. Membuktikan penggenapan dengan kedatangan sang juruselamat bagi umat manusia, manusia telah memiliki dosa sejak kejatuhan Adam dalam dosa, tetapi Yesus Kristus tidak berdosa, walaupun dikandung dari manusia tetapi Ia bukan dari manusia.
            Ketika Tuhan Yesus mati sebagai manusia dikayu salib untuk menebus umat manusia, Iblis telah dikalahkan dengaan Kebangkitan adalah puncak perjalanan hidup Yesus.Ia telah memberitahukan pelbagai kesempatan. Tidak ada alasan untuk meragukan kebenaran Injil dan niat mereka untuk menyatakan bahwa Yesus telah dibangkitkan dari maut dengan seluruh tubuh jamasi-Nya[4]. Yesus yang adalah Tuhan telah mengalahkan maut dengan kebangkitan-Nya, tidak ada masusia yang dapat melakukan seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, karena Dia Allah sejati dan Manusia sejati.
            Tuhan Yesus memiliki Sifat keTuhanan mekipun banyak tantangan yang berbeda pandangan, karena telah memperlihatkan pengaruh yang reaksioner dalam masyarakat. Apabila Yesus tidak memiliki sifat keTuhanan Ia bukan Tuhan, jika Ia bukan Tuhan Ia tidak turut campur dalam kegiatan moral kita[5] . Tuhan Yesus Kristus memiliki sifat keTuhanan tentunya yang menjadi dasar iman kepercayaan iman umat Kristen di dunia dengan teladan yang diberikan bahkan penyataan yang Tuhan Yesus berikan bahwa Ia datang ke dunia bukan karena kehendak-Nya sendiri tetapi Bapa yang mengutus untuk menyalamatkan umat manusia, ajaran dan kebenaran membuat banyak perubahan dalam setiap kehidupan manusia, walaupun bannyak pandangan yang menentang keTuhanan Yesus Kristus, Alkitab menjadi dasar yang kuat tentang ajaran dan kebenaran-Nya.
            Yesus menggenapi apa yang telah dinubuatkan para nabi sebagai mesias, Ketika Ia mengatakan “Waktunya sudah genap” sebagai Manusia Ia menjalankan apa yang diperintahkah Bapa. Mendengar ungkapan-ungkapan seperti itu, tidak mengherankan bahwa murid-murid Yesus mulai memandang Dia sebagai Mesias[6]. Umat Tuhan yang telah mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan yang telah menggenapi apa yang telah dinubuatkan tetunya memberikan sikap yang sama untuk mempercayai Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Pribadi.

BAB III
KESIMPULAN

            Dengan dasar iman kepada Kristus akan dua sifat yang ada dalam diri Yesus Kristus Yaitu keTuhanan dan kemanusiaan bahwa Alkitab telah menjelaskan tentang kepribadian-Nya yang mulia demi umat manusia rela mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.
            Dengan Sifat keTuhanan yang dimiliki mebuktikan tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa Firman Yaitu Yesus Kristus yang telah ada sejak dahulu kala sebelum dunia dijadikan sifat KeTuhanan dan kuasa-Nya telah ada sekarang dan selama-lamanya, sifat kemanusiaan yang sama dengan manusia membuktikan Ia turun kedunia merasakan kelemahan apa yang dialami manusia untuk memberikan manusia pengharapan kepada keselamatan, mendamaikan manusia dengan Allah karena dosa yang dilakukan manusia. Tuhan Yesus Kristus adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan, karena Dialah Allah sejati dan Manusia sejati yang telah dinubuatkan Mesias yang dijanjikan, murid-murid telah percaya kepada-Nya, kini seharusnya yang dilakukan umat Tuhan percaya kepada-Nya yang berkuasa atas semua yang ada di dunia yang akan datang kali kedua menggenapi nubuatan yang telah dijanjikan bahwa Ia akan datang menjemput umat-Nya.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Pdt. Chris Marantika, Th.D.,D.D. KRISTOLOGI.
  2.  Pdt. Abraham Park, D.Min.,D.D. PELITA PERJANJIAN YANG TAK TERPADAMKAN
  3. Merril C. Tenney. SURVEI PEJANJIAN BARU
  4.   Kenneth E. Hagin. NAMA YESUS
  5. R.T. France. YESUS SANG RADIKAL

           
           
           
           
           
                       
           




           
             




Senin, 17 Juni 2013

Jabatan Nabi


BAGAIMANA PANDANGAN SAUDARA TENTANG JABATAN NABI MASA KINI




BAB I
PENDAHULUAN

            Nabi adalah seorang yang dipilih oleh Allah secara langsung untuk menyampaikan firman-Nya, nabi memiliki keberanian yang rela mempertaruhkan nyawanya dengan resiko yang besar untuk menjalankan amanat yang telah disampaikan oleh Tuhan, Ia lebih mementingkan pesan yang disampaikan dari pada kepentingan pribadi.
            Dalam makalah ini akan membahas tentang jabatan nabi masa kini. Di zaman sekarang masih ada orang yang mengaku sebagai nabi dan melakukan penyesatan bagi orang yang percaya kepadanya. Sehingga orang tidak lagi menuruti kehendak Tuhan, karena terpengaruh dengan nabi palsu.
            Nabi dalam perjanjian lama memiliki pengaruh yang besar kepada sejarah bangsa Israel yang telah menyampaikan firman Allah kepada bangsa Israel, dan nubuat tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang telah digenapi dalam perjanjian baru, hingga saat ini masih adakah fungsi yang dilakukan oleh nabi juga akan dijelaskan dalam makalah ini. Yang bertujuan untuk membawa umat Tuhan kepada kebenaran.
            Keberhasilan nabi dalam penyampaian Firman Juga sangat penting dilakukan agar sebagai pendeta dan pemimpin gereja meneladani apa yang telah dilakukan para Nabi bagaimana Ia menjadi orang yang berpengaruh bagi Bangsa Israel, Didengar oleh pengikutnya, ditaati dan di Hormati ketika Ia memberitakan Firman.

BAB II
BAGAIMANA PANDANGAN SAUDARA TENTANG JABATAN NABI MASA KINI
            Nabi sebagai perantara antara Allah dan manusia sering disebut sebagai penglihat (ro`eh atau hozeh) mereka menerima tugas langsung dari Allah, mereka sering dihubungkan dengan istana dan Bait Allah,  mereka mendapatkan nafkah dengan memaklumkan sabda Allah[1]. Setiap nabi utusan Allah memiliki kemampuan khusus dan berani bergaul dengan siapapun bahkan kepada raja yang memiliki kekuasaan, bagaimana nabi Natan menegur raja Daud karena berbuat salah mengambil Beseyba sebagai istri. Nabi memiliki jabatan sebagai pelihat, imam dan raja. Hamba Tuhan juga menyampaikan pesan yang ada dalam firman Tuhan sebagai peringatan untuk hidup sesuai kehendak Tuhan, tetapi tidak seperti nabi pada Perjanjian Lama yang melakukan nubuatan jadi fungsi sebagai nabi juga terdapat dalam setiap hamba Tuhan.
            Ada perbedaan waktu yang jelas antara kitab-kitab “nabi-nabi yang terdahulu (sejarah yang pertama) dan “nabi-nabi kemudian”  nabi-nabi terdahulu bersifat historis mengenai sejarah kerajaan Israel, urutan sejarah Israel sejak masuk ke Kanaan hingga masa pembuangan. Sebaliknya nabi-nabi kemudian lebih bersifat profetik artinya mengandung lebih banyak pemberitaan nabi-nabi[2]. Israel bangsa yang selalu mendapat penyertaan khusus dari sejarahnya berbeda dengan bangsa yang lain mulai dari pembebasan dari bangsa Mesir hingga memasuki tanah Kanaan, pembebasan yang dilakukan oleh Tuhan lewat para nabi terdahulu, nabi-nabi kemudian yang mennyampaikan firman turut dalam pembungan juga menubuatkan janji pembebasan kepada bangsa Israel.
            Para nabi jarang mendasarkan dirinya pada impian-impian, tetapi lebih sering pada penglihatan-penglihatan yang bisa berkaitan dengan ekstase, kebanyakan berbicara tentang sabda Allah. Corak khas adalah berkhotbah dengan ungkapan beginilah Allah berfirman, isi khotbah tentang kesusilaan, memberikan peringatan, menyampaikan kabar keselamatan karya Allah untuk umat manusia didalam diri Yesus Kristus, nabi menubuatkan apa yang akan terjadi. Didalam Kisah Para Rasul ada beberapa orang yang menunjukan penerimaan kurnia kenabian khusus tadi (Agabus, keempat puteri penginjil Filipus). Paulus tidak menempatkan dirinya sebagai nabi. Kebanyakan ia tempatkan dirinya sebagai Rasul, meskipun ia tahu bahwa ia memiliki Roh Allah (1 Kor 7:40) kelompok nabi didalam PB jelas mempunyai tempat semacam jabatan di dalam Gereja Purba[3] pada perjanjian Baru Paulus menyampaikan banyak pemberitaan Firman dan para murid yang lain ia tidak memiki jabatan nabi tetapi sebagi rusul utusan Yesus Kristus, ia memiliki fungsi yang sama yaitu berkotbah menyampaikan firman Tuhan.
            Pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Tuhan secara langsung memanggil orang yang dipilih untuk menyampaikan firman-Nya. Tapi kini tak ada lagi panggilan khusus yang datang sebagai penyataan langsung, seperti halnya yang dialami para nabi perjanjian Lama dan Rasul Paulus[4]. setiap hamba Tuhan yang ingin melayani di suatu gereja bukan lagi disebut sebagai nabi atau Rasul tetapi pendeta, diaken yang melayani sepenuh waktu bagi Tuhan. Nabi yang menubuatkan akan terjadi sesuatu pada akhir zaman sudah tidak ada lagi dikarenakan sudak digenapi dan tertulis semua di Alkitab, nabi yang akan datang sudah tidak ada lagi baik sekarang maupun akan datang, Alkitab telah memberi penjelasan bahwa pada akhir zaman Tuhan Yesus Kristus akan datang kali kedua, itu bukan berarti nabi yang baru yang akan datang tetapi Yesus Kristus yang telah datang kebumi dan menjadi manusia dan mati, bangkit, naik ke surga dan yang akan datang. Pendeta mempunyai fungsi yang sama seperti para murid untuk menyempaikan kabar keselamatan tetapi sudah tidak ada nubuatan.
            Nabi bernubuat dianggap sinonim dengan meramal pandangan ini tidaklah benar, meskipun kadang-kadang nabi juga meramalkan masa depan, ketika Allah memberikan informasi tetang itu, bagian terbesar dari tugas pelayanannya adalah berkhotbah kepada orang-orang pada Zamannya[5]. Para nabi menubuatkan berdasarkan Firman yang disampaikan, bukan kehendaknya sendiri, dan yang dinubuatkan oleh nabi benar-benar terjadi, berbeda dengan peramal yang meramalkan segala sesuatu bahkan peristiwa yang akan terjadi, kemungkinan peramal mengada-ada tidak mendapat hikmat dari Allah dan terkadang tidak terjadi sesuai dengan apa yang diramalkannya. Tugas yang dilakukan nabi dalam pelayanan salah satunya berkhotbah menyampaikan firman kepada orang, pendeta juga memiliki fungsi yang dan tugas yang sama berkhotbah dalam gereja kepada jemaat, berbeda dengan para nabi pendeta tidak melakukan nubuatan dan meramal kejadian seperti yang dilakukan para nabi, pendeta mengkhotbah apa yang akan terjadi yang sudah dituliskan dalam Alkitab. Kedatangan Tuhan Yesus kali kedua yang belum terjadi.
            Tugas pendeta sama dengan para imam mencari kehendak Tuhan melalui  Firman Tuhan yang telah diilhamkan kepada para penulis untuk diajarkan hingga pada saat ini, kemudian menyampaikan kepada Jemaat sama seperti yang dilakukan oleh nabi, setelah mendapatkan firman harus disampaikan kepada umat Tuhan
            Penggembalaan harus dilakukan kepada umat, Tuhan Yesus mengatakan “Akulah gembala yang baik, gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” fungsi nabi harus dilakukan, setiap orang yang mendapatkan panggilan khusus untuk melayani digereja harum menggembalakan jemaat, menjaga, memotifasi, memberikan waktu untuk jemaatnya.
            Pada zaman dahulu seorang nabi juga berhasil didengar oleh umatnya karena memiliki banyak metode bagaimana cara menyampaikan pesan yang Allah telah sampaikan dengan memahani setiap orang yang akan diberikan pesan agar dipahami dan dimengerti, pentingnya bagi pendeta untuk mengenal metode dalam penyampaian pesan. Ketika Tuhan Yesus mengajar juga memiliki banyak metode yang digunakan sehingga para murid mengerti. Lukas dan Matius juga banyak berbicara tentang pekerjaan mengjar-Nya. Mengajar adalah kesukaan-Nya ; dan bahwa murid-murid-Nya mampu mengingat kata-kata-Nya serta menyampaikannya kepada orang lain menjadi bukti dari keberhasilan usaha-Nya[6]. Meneladani apa yang dilakukan Tuhan Yesus sangat penting bukan hanya kebenaran yang disampaikan tetapi metode yang digunakan, nabi terdahulu menyampaikan kepada umat yang sulit untuk diberitahukan tentang kebenaran, bahkan nabi Yeremia mendapat tantangan ketika menyampaikan Firman dari Allah. Pendeta sebagai orang yang menyampaikan Firman memiliki fungsi yang sama harus menggunakan metode yang mudah dimengerti.

  BAB III
KESIMPULAN
            Banyaknya ajaran yang sekarang berkembang dan orang sudah menganggap dirinya memiliki pengetahuan sehingga lupa dengan ajaran Tuhan menggap dirinya nabi yang akan datang, Nabi orang pilihan Tuhan secara langsung untuk memberitakan Firman Allah, menubuatkan peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang seperti para nabi menubuatkan tentang kelahiran mesias yaitu Yesus Kristus dan telah digenapi dalam Perjanjian Baru.
            Pendeta memiliki fungsi yang sama untuk menyampaikan Firman Allah melalui Alkitab yang telah dituliskan oleh  orang-orang yang diilhamkan  Allah untuk menulis kebenaran, fungsi pendeta berbeda dengan nabi karena tidak melakukan nubuatan, dan tidak meramalkan peristiwa yang akan terjadi.
            Jabatan nabi untuk zaman sekarang terntunya sudah tidak ada karena tidak dipilih langsung oleh Allah, pendeta bukan nabi tetapi fungsi yang dimiliki sama yaitu berkhotbah dengan menggunakan metode berkhotbah yang telah dilakukan para nabi, rela mati demi kebenaran yang disampaikan dan melakukan penggembalaan kepada jemaat, memberikn motifasi dan menjaga umat Tuhan yang telah dipercayakan.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Herbert Haag. KAMUS ALKITAB.
2.       W.S. Lasor. D.A. Hubbard. F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1.
3.       Ronald W. Leigh. MELAYANI DENGAN EFEKTIF.
4.       Leon J. Wood. THE PROPHETS OF ISRAEL.
5.       Merrill C. Tenney. SURVEY PERJANJIAN BARU. 

              
               
           
           
                    
           

           
             



Minggu, 16 Juni 2013


LECTIO DIVINA
Dalam Khotbah Ekspositori

            Untuk memusatkan dan menjabarkan proses khotbah yang ekspositori, yang disebut dengan Lectio Divina, yaitu pembacaan kitab suci Ilahi.
I.                   Dasar-dasar pelayanan mimbar
Jelas bahwa dasar pelayanan mimbar adalah komunikasi Firman dengan umat-Nya, pelayan Firman menyiapkan khotbahnya tidak seturut kehendak sendiri, harus sabar menantikan suara Tuhan.

II.                Eksposisi dalam pelayanan khotbah
Sebelum berkhotbah Alkitab harus dibaca dengan benar, tidak menggunakan ide sendiri  dalam mengartikan sebuah Khotbah, melakukan eksegese dengan benar seorang pendete perlu meluangkan waktu dan banyak usaha, latihan dalam menyiapkan khotbah.
III.             Lectio Divina dalam proses khotbah ekspositori
Pembacaan kitab suci perlu dijelaskan, seseorang harus bertemu Tuhan dapam pembacaan kitab suci dan harus bertumbuh dengan baik melalui Firman Tuhan.
A.    Fondasi dari lectio divina
Pesan dan firman tersebut akan mencapai tujuannya yang membawa kita untuk bersatu sejati dengan Allah.  Seorang pendeta harus bertindak seperti seorang pemazmur, berdiri di depan Allah untu mewakili jemaat menyampaikan pesan Allah.

B.     Langkah-langkah dasar dalam Lectio Divina
a.       Lectio (membaca) baca dan ulangi setiap kata dengan penuh perhatian dengn penghormatan kepada Allah
b.      Meditasi ialah fungsi memori di akktifkan  untuk merefleksikan dan mempertimbangkan kata-kata ini yang berdiri dalam pikiran kita.
c.       Oratio ialah teks terebut secara pribadi dihayati
d.      Contemplatio ialah hasil dari doa-doa yang dalam, roh kita rindu bersatu dengan Allah.
   
C.     Lectio Divina dan khotbah ekspositori
Menggali dan membawa keluar arti seungguhnya dari kitab suci
a.       Membaca kitab suci secara intensif dan ekstensif
Bembacan kata-demi kata yang dilakukan hati-hati dan penuh perhatian, mampu memahami dan mengingatnya
b.      Pengalaman persekutuan dan peneguhan komunitas gereani.
Pengalaman pribadi dan penonjolan diri tidak sepenting pengalaman persekutuan komunal
c.       Doa dan peneguhan dari pesan
Doa merupakan komitmen dan kepercayaan diri total di dalam Allah.
d.      Formulasi khotbah dan penyampaian pesan.
Pendeta mengikatkan dirinya kepada Allah dan Firman Allah
IV.             Kesimpulan
Khotbah menekankan pesan oleh karena itu harus ada pengajaran yang doktrinal dalam sebuah pesan, pengkhotbah harus mebuktikan dirinya sebagai orang yang siap untuk mengikatkan dirinya dengan kitab suci yang baru saja ia baca dan membuktikan bahwa ia adalah pelayan Tuhan yang tidak memalukan.