Rabu, 19 Juni 2013
KETUHANAN DAN
KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS DALAM (PL DAN PB)
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada zaman ini masih banyak
perdebatan tentang KeTuhanan dan Kemanusiaan dari Tuhan Yesus Kristus, yang
adalah Tuhan bereinkarnasi menjadi manusia banyak pandangan mengatakan mengapa
Tuhan dapat menjadi manusia, dan Tuhan mengapa bisa lapar dan haus, dalam
makalah ini akan dibahas tentang sifat ke Allahan dan kemanusiaan. Untuk di
mengerti agar tidak terjadi perbedaan.
Sebelum dunia dijadikan akan
datangnya Mesias oleh para nabi, telah di nubuatkan dengan adanya seorang yang
akan membebaskan manusia dari dosa, tetapi banyak agama menolak bahkan orang
Yahudi dari golongan Farisi juga menolak-Nya, yang telah dituliskan oleh nabi
Musa, sekarang banyak agama dan kepercayaan yang menolak Tuhan Yesus sebagai
Tuhan. Memahami Tuhan yang menjadi manusia sulit jika tidak ada tuntunan dari
Roh Kudus dan tidak memiliki iman, karena tidak dapat dimasukan kedalam akal
manusia yang terbatas, dengan memahami kuasa Tuhan yang tidak terbatas.
Memahami kemanusiaan Tuhan Yesus
Kristus sangat penting, Ia yang adalah Tuhan merendahkan diri mengambil rupa
seorang hamba, bahkan memberikan darah-Nya untuk menebus dosa manusia,
mendamaikan manusia dengan Allah, sehingga manusia mendapatkan pembenaran secara
Cuma-Cuma, sebagai manusia Ia merasakan apa yang manusia rasakan, kelemahan
fisik, sifat manusia. Dengan penjelasan yang ada dalam makalah supaya dapat
bermakna dan menjadi pedoman.
BAB II
KETUHANAN DAN
KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS DALAM (PL DAN PB)
Tuhan Yesus di bumi pada 2000 tahun
yang lalu, hidup dengan orangtua bergaul dengan lingkungan keluarga dan
masyarakat mengalami pertumbuhan normal sama seperti manusia, mengalami masa
kanak-kanan, dewasa dan akhirnya melakukan pelayanan kurang lebih tiga setengah
tahun waktu yang cukup singkat namun ajaran dan pengikutnya hingga kini makin
bertambah banyak, tetapi sebelum Ia di dunia Ia sudah ada karena dunia
dijadikan oleh-Nya, Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes 8: 58”Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” hal ini merupakan
pengungkapan keunikan diri-Nya yang tak terbatasi oleh ruang, waktu dan tempat[1].
KeTuhanan dari pada Yesus Kristus adalah kekal dahulu sekarang dan
selama-lamanya, tidak ada batasannya yang awal dan yang akhir, di dalam Yohanes
1 : 1 menjelaskan tentang Firman (Logos) yang adalah Yesus Kristus telah
menjadi daging (sarkos), membuktikan tidak ada sesuatu yang ada di kolong
langit tidak diciptakan oleh-Nya, tanpa kuasa-Nya tidak ada yang jadi hanya
melalui Yesus Kristus, ketika Allah menciptakan manusia, Allah berfirman marilah
kita mendikan manusia menurut gambar dan rupa kita, menandakan bahwa Yesus
Kristus yang adalah Firman itu sendiri turut mengambil peranan penting dalam
penciptaan segala sesuatu termasuk manusia yang sempurna dari makluk yang lain
untuk memelihara dan menguasi bumi. Yesus yang adalah Firman memiliki kesatuan
dengan Allah tidak dapat terpisahkan, Tuhan Yesus sendiri mengatakan “Bapa dan
Aku adalah satu” mengungkapkan bahwa
Yesus Kristus juga turut menciptakan manusia. Kesatuan yang tidak terpisahkan
untuk selamanya, sebelum firman menjadi manusia pribadi kedua dari Allah Yaitu
Yesus Kristus yang disebut juga sebagai Melekh Yahweh (Kej 22 :11,15-16),
beberapakali menunjukan keAllahannya, bertemu dengan Abraham, Hagar, Musa untuk
menyampaikan Firman-Nya yang mengambil wujud seperti malaikat dan setelah
bereinkarnasi menjadi manusia tidak ada lagi penampakan Melekh Yahweh atau
disebut Malaikat Allah.
Kehidupan setiap manusia perbeda dan
memiliki keunikan masing-masing begitu juga dengan Yesus Kristus yang telah dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama dan di genapi dalam Perjajian Baru, Allah mengatakan kepada Musa bahwa seorang
nabi akan dibangkitkan bagi umat Israel dan seluruh umat manusia Yaitu sang Mesias
Yesus Kristus. Banyak doktrin yang menolak kemanusiaan sejati Yesus Kristus
seperti “Christian Sciene”. Itu sama dengan menolak keIlahian Yesus Kristus[2]
. sifat kemanusiaan Yesus yang sama dengan manusia, turut merasakan kelemahan
yang dialami oleh manusia ; memiliki tubuh jasmani merasakan bayak hal, Ia dilahirkan sama dengan manusia, bertumbuh
menjadi dewasa, dapat dilihat dan dijamah oleh orang, memiliki jiwa dan roh
manusia, Ia terbatas seperti manusia ; ia lapar, merasa haus, Ia lelah, Ia
menangis, Ia dicobai, Ia mempunyai nama-nama manusia, dan mati sama seperti
manusia pada umumnya.
Tuhan Yesus yang mengambil rupa
seorang hamba sama dengan manusia, tetapi keAllahanya tetap ada dan nyata
ketika menjadi manusia, Ia dapat melakukan berbagai hal diluar kemampuan
manusia, banyak mujizat yang di lakukan dalam pelayanan-Nya, pada pesta
perkawinan di Kana, air yang di ubah menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit,
membangkitkan orang mati, memeri makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan
dua ekor ikan, berjalan diatas air, dan menenangkan badai yang mengamuk. Bukti
bahwa walaupun dalam rupa Allah tetapi kuasnya nyata. Yesus yang adalah Allah
mengambil bagan manusia.
Yesus Kristus mengosongkan dirinya
kedalam dunia bukan berarti kemulian dan keIlahin-Nya ditinggalkan atau
dikurangi, dalam tubuh insanipun Ia tetap sehakekat dan setara dengan Allah,
tetapi dalam Tubuh insani Ia membatasi pemanifestasiaan kemuliaan dan
keilahian-Nya. Tuhan Yesus Kritus yang satu-satunya mempunyai kepribadian Allah
sejati dan manusia sejati.
Sejak kejatuhan Adam dalam dosa,
janji pertama adalah “keturunan perempuan” Firman Dia akan meremukan kepala
ular, menandakan bahwa Yesus Kristus sebagai mesias akan menang atas ular yaitu
iblis, untuk itulah Allah harus datang ke bumi dengan mengenakan tubuh manusia
dan dilahirkan melalui Perawan Maria bukan melalui persetubuhan dengan seorang
laki-laki, yang dikandung dari Roh Kudus. Dia telah menjadi Allah sejati dan
Manusia sejati[3].
Membuktikan penggenapan dengan kedatangan sang juruselamat bagi umat manusia,
manusia telah memiliki dosa sejak kejatuhan Adam dalam dosa, tetapi Yesus
Kristus tidak berdosa, walaupun dikandung dari manusia tetapi Ia bukan dari
manusia.
Ketika Tuhan Yesus mati sebagai
manusia dikayu salib untuk menebus umat manusia, Iblis telah dikalahkan dengaan
Kebangkitan adalah puncak perjalanan hidup Yesus.Ia telah memberitahukan
pelbagai kesempatan. Tidak ada alasan untuk meragukan kebenaran Injil dan niat
mereka untuk menyatakan bahwa Yesus telah dibangkitkan dari maut dengan seluruh
tubuh jamasi-Nya[4]. Yesus
yang adalah Tuhan telah mengalahkan maut dengan kebangkitan-Nya, tidak ada
masusia yang dapat melakukan seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, karena
Dia Allah sejati dan Manusia sejati.
Tuhan Yesus memiliki Sifat keTuhanan
mekipun banyak tantangan yang berbeda pandangan, karena telah memperlihatkan
pengaruh yang reaksioner dalam masyarakat. Apabila Yesus tidak memiliki sifat
keTuhanan Ia bukan Tuhan, jika Ia bukan Tuhan Ia tidak turut campur dalam
kegiatan moral kita[5] . Tuhan Yesus Kristus memiliki sifat keTuhanan tentunya yang menjadi dasar
iman kepercayaan iman umat Kristen di dunia dengan teladan yang diberikan
bahkan penyataan yang Tuhan Yesus berikan bahwa Ia datang ke dunia bukan karena
kehendak-Nya sendiri tetapi Bapa yang mengutus untuk menyalamatkan umat
manusia, ajaran dan kebenaran membuat banyak perubahan dalam setiap kehidupan
manusia, walaupun bannyak pandangan yang menentang keTuhanan Yesus Kristus,
Alkitab menjadi dasar yang kuat tentang ajaran dan kebenaran-Nya.
Yesus menggenapi apa
yang telah dinubuatkan para nabi sebagai mesias, Ketika Ia mengatakan “Waktunya
sudah genap” sebagai Manusia Ia menjalankan apa yang diperintahkah Bapa.
Mendengar ungkapan-ungkapan seperti itu, tidak mengherankan bahwa murid-murid
Yesus mulai memandang Dia sebagai Mesias[6].
Umat Tuhan yang telah mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan yang telah
menggenapi apa yang telah dinubuatkan tetunya memberikan sikap yang sama untuk
mempercayai Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Pribadi.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan dasar iman kepada Kristus akan dua sifat yang ada dalam diri Yesus
Kristus Yaitu keTuhanan dan kemanusiaan bahwa Alkitab telah menjelaskan tentang
kepribadian-Nya yang mulia demi umat manusia rela mati di kayu salib untuk
menebus dosa umat manusia.
Dengan Sifat keTuhanan
yang dimiliki mebuktikan tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa Firman Yaitu
Yesus Kristus yang telah ada sejak dahulu kala sebelum dunia dijadikan sifat
KeTuhanan dan kuasa-Nya telah ada sekarang dan selama-lamanya, sifat
kemanusiaan yang sama dengan manusia membuktikan Ia turun kedunia merasakan
kelemahan apa yang dialami manusia untuk memberikan manusia pengharapan kepada
keselamatan, mendamaikan manusia dengan Allah karena dosa yang dilakukan
manusia. Tuhan Yesus Kristus adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan,
karena Dialah Allah sejati dan Manusia sejati yang telah dinubuatkan Mesias
yang dijanjikan, murid-murid telah percaya kepada-Nya, kini seharusnya yang
dilakukan umat Tuhan percaya kepada-Nya yang berkuasa atas semua yang ada di
dunia yang akan datang kali kedua menggenapi nubuatan yang telah dijanjikan
bahwa Ia akan datang menjemput umat-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
- Pdt. Chris Marantika, Th.D.,D.D. KRISTOLOGI.
- Pdt. Abraham Park, D.Min.,D.D. PELITA PERJANJIAN YANG TAK TERPADAMKAN
- Merril C. Tenney. SURVEI PEJANJIAN BARU
- Kenneth E. Hagin. NAMA YESUS
- R.T. France. YESUS SANG RADIKAL
Senin, 17 Juni 2013
Jabatan Nabi
BAGAIMANA PANDANGAN SAUDARA TENTANG JABATAN
NABI MASA KINI
BAB
I
PENDAHULUAN
Nabi adalah seorang yang dipilih oleh Allah secara
langsung untuk menyampaikan firman-Nya, nabi memiliki keberanian yang rela
mempertaruhkan nyawanya dengan resiko yang besar untuk menjalankan amanat yang
telah disampaikan oleh Tuhan, Ia lebih mementingkan pesan yang disampaikan dari
pada kepentingan pribadi.
Dalam makalah ini akan
membahas tentang jabatan nabi masa kini. Di zaman sekarang masih ada orang yang
mengaku sebagai nabi dan melakukan penyesatan bagi orang yang percaya
kepadanya. Sehingga orang tidak lagi menuruti kehendak Tuhan, karena
terpengaruh dengan nabi palsu.
Nabi dalam perjanjian
lama memiliki pengaruh yang besar kepada sejarah bangsa Israel yang telah menyampaikan
firman Allah kepada bangsa Israel, dan nubuat tentang kedatangan Tuhan Yesus
Kristus yang telah digenapi dalam perjanjian baru, hingga saat ini masih adakah fungsi yang
dilakukan oleh nabi juga akan dijelaskan dalam makalah ini. Yang bertujuan untuk
membawa umat Tuhan kepada kebenaran.
Keberhasilan nabi dalam penyampaian
Firman Juga sangat penting dilakukan agar sebagai pendeta dan pemimpin gereja
meneladani apa yang telah dilakukan para Nabi bagaimana Ia menjadi orang yang
berpengaruh bagi Bangsa Israel, Didengar oleh pengikutnya, ditaati dan di
Hormati ketika Ia memberitakan Firman.
BAB II
BAGAIMANA PANDANGAN SAUDARA TENTANG JABATAN
NABI MASA KINI
Nabi sebagai perantara
antara Allah dan manusia sering disebut sebagai penglihat (ro`eh atau hozeh)
mereka menerima tugas langsung dari Allah, mereka sering dihubungkan dengan
istana dan Bait Allah, mereka
mendapatkan nafkah dengan memaklumkan sabda Allah[1].
Setiap nabi utusan Allah memiliki kemampuan khusus dan berani bergaul
dengan siapapun bahkan kepada raja yang memiliki kekuasaan, bagaimana nabi
Natan menegur raja Daud karena berbuat salah mengambil Beseyba sebagai istri.
Nabi memiliki jabatan sebagai pelihat, imam dan raja. Hamba Tuhan juga
menyampaikan pesan yang ada dalam firman Tuhan sebagai peringatan untuk hidup
sesuai kehendak Tuhan, tetapi tidak seperti nabi pada Perjanjian Lama yang melakukan nubuatan
jadi fungsi sebagai nabi juga terdapat dalam setiap hamba Tuhan.
Ada
perbedaan waktu yang jelas antara kitab-kitab “nabi-nabi yang terdahulu
(sejarah yang pertama) dan “nabi-nabi kemudian”
nabi-nabi terdahulu bersifat historis mengenai sejarah kerajaan Israel,
urutan sejarah Israel sejak masuk ke Kanaan hingga masa pembuangan. Sebaliknya
nabi-nabi kemudian lebih bersifat profetik artinya mengandung lebih banyak
pemberitaan nabi-nabi[2].
Israel bangsa yang selalu mendapat penyertaan khusus dari sejarahnya berbeda
dengan bangsa yang lain mulai dari pembebasan dari bangsa Mesir hingga memasuki
tanah Kanaan, pembebasan yang dilakukan oleh Tuhan lewat para nabi terdahulu,
nabi-nabi kemudian yang mennyampaikan firman turut dalam pembungan juga
menubuatkan janji pembebasan kepada bangsa Israel.
Para nabi jarang mendasarkan dirinya
pada impian-impian, tetapi lebih sering pada penglihatan-penglihatan yang bisa
berkaitan dengan ekstase, kebanyakan berbicara tentang sabda Allah. Corak khas
adalah berkhotbah dengan ungkapan beginilah Allah berfirman, isi khotbah
tentang kesusilaan, memberikan peringatan, menyampaikan kabar keselamatan karya
Allah untuk umat manusia didalam diri Yesus Kristus, nabi menubuatkan apa yang
akan terjadi. Didalam Kisah Para Rasul ada beberapa orang yang menunjukan
penerimaan kurnia kenabian khusus tadi (Agabus, keempat puteri penginjil
Filipus). Paulus tidak menempatkan dirinya sebagai nabi. Kebanyakan ia
tempatkan dirinya sebagai Rasul, meskipun ia tahu bahwa ia memiliki Roh Allah
(1 Kor 7:40) kelompok nabi didalam PB jelas mempunyai tempat semacam jabatan di
dalam Gereja Purba[3] pada perjanjian Baru Paulus menyampaikan banyak pemberitaan
Firman dan para murid yang lain ia tidak memiki jabatan nabi tetapi sebagi
rusul utusan Yesus Kristus, ia memiliki fungsi yang sama yaitu berkotbah
menyampaikan firman Tuhan.
Pada zaman Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru Tuhan secara langsung memanggil orang yang dipilih untuk
menyampaikan firman-Nya. Tapi kini tak ada lagi panggilan khusus yang datang
sebagai penyataan langsung, seperti halnya yang dialami para nabi perjanjian
Lama dan Rasul Paulus[4].
setiap hamba Tuhan yang ingin melayani di suatu gereja bukan lagi disebut
sebagai nabi atau Rasul tetapi pendeta, diaken yang melayani sepenuh waktu bagi
Tuhan. Nabi yang menubuatkan akan terjadi sesuatu pada akhir zaman sudah tidak
ada lagi dikarenakan sudak digenapi dan tertulis semua di Alkitab, nabi yang
akan datang sudah tidak ada lagi baik sekarang maupun akan datang, Alkitab
telah memberi penjelasan bahwa pada akhir zaman Tuhan Yesus Kristus akan datang
kali kedua, itu bukan berarti nabi yang baru yang akan datang tetapi Yesus
Kristus yang telah datang kebumi dan menjadi manusia dan mati, bangkit, naik ke
surga dan yang akan datang. Pendeta mempunyai fungsi yang sama seperti para
murid untuk menyempaikan kabar keselamatan tetapi sudah tidak ada nubuatan.
Nabi bernubuat dianggap
sinonim dengan meramal pandangan ini tidaklah benar, meskipun kadang-kadang
nabi juga meramalkan masa depan, ketika Allah memberikan informasi tetang itu,
bagian terbesar dari tugas pelayanannya adalah berkhotbah kepada orang-orang
pada Zamannya[5].
Para nabi menubuatkan berdasarkan Firman yang disampaikan, bukan kehendaknya
sendiri, dan yang dinubuatkan oleh nabi benar-benar terjadi, berbeda dengan
peramal yang meramalkan segala sesuatu bahkan peristiwa yang akan terjadi,
kemungkinan peramal mengada-ada tidak mendapat hikmat dari Allah dan terkadang
tidak terjadi sesuai dengan apa yang diramalkannya. Tugas yang dilakukan nabi
dalam pelayanan salah satunya berkhotbah menyampaikan firman kepada orang,
pendeta juga memiliki fungsi yang dan tugas yang sama berkhotbah dalam gereja
kepada jemaat, berbeda dengan para nabi pendeta tidak melakukan nubuatan dan
meramal kejadian seperti yang dilakukan para nabi, pendeta mengkhotbah apa yang
akan terjadi yang sudah dituliskan dalam Alkitab. Kedatangan Tuhan Yesus kali
kedua yang belum terjadi.
Tugas pendeta sama dengan
para imam mencari kehendak Tuhan melalui
Firman Tuhan yang telah diilhamkan kepada para penulis untuk diajarkan
hingga pada saat ini, kemudian menyampaikan kepada Jemaat sama seperti yang dilakukan
oleh nabi, setelah mendapatkan firman harus disampaikan kepada umat Tuhan
Penggembalaan harus
dilakukan kepada umat, Tuhan Yesus mengatakan “Akulah gembala yang baik,
gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” fungsi nabi harus
dilakukan, setiap orang yang mendapatkan panggilan khusus untuk melayani
digereja harum menggembalakan jemaat, menjaga, memotifasi, memberikan waktu
untuk jemaatnya.
Pada zaman dahulu seorang
nabi juga berhasil didengar oleh umatnya karena memiliki banyak metode
bagaimana cara menyampaikan pesan yang Allah telah sampaikan dengan memahani
setiap orang yang akan diberikan pesan agar dipahami dan dimengerti, pentingnya
bagi pendeta untuk mengenal metode dalam penyampaian pesan. Ketika Tuhan Yesus
mengajar juga memiliki banyak metode yang digunakan sehingga para murid
mengerti. Lukas dan Matius juga banyak berbicara tentang pekerjaan mengjar-Nya.
Mengajar adalah kesukaan-Nya ; dan bahwa murid-murid-Nya mampu mengingat
kata-kata-Nya serta menyampaikannya kepada orang lain menjadi bukti dari keberhasilan
usaha-Nya[6].
Meneladani apa yang dilakukan Tuhan Yesus sangat penting bukan hanya kebenaran
yang disampaikan tetapi metode yang digunakan, nabi terdahulu menyampaikan
kepada umat yang sulit untuk diberitahukan tentang kebenaran, bahkan nabi
Yeremia mendapat tantangan ketika menyampaikan Firman dari Allah. Pendeta
sebagai orang yang menyampaikan Firman memiliki fungsi yang sama harus
menggunakan metode yang mudah dimengerti.
BAB III
KESIMPULAN
Banyaknya ajaran yang
sekarang berkembang dan orang sudah menganggap dirinya memiliki pengetahuan
sehingga lupa dengan ajaran Tuhan menggap dirinya nabi yang akan datang, Nabi
orang pilihan Tuhan secara langsung untuk memberitakan Firman Allah,
menubuatkan peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang seperti para
nabi menubuatkan tentang kelahiran mesias yaitu Yesus Kristus dan telah
digenapi dalam Perjanjian Baru.
Pendeta memiliki fungsi
yang sama untuk menyampaikan Firman Allah melalui Alkitab yang telah dituliskan
oleh orang-orang yang diilhamkan Allah untuk menulis kebenaran, fungsi pendeta
berbeda dengan nabi karena tidak melakukan nubuatan, dan tidak meramalkan
peristiwa yang akan terjadi.
Jabatan nabi untuk zaman
sekarang terntunya sudah tidak ada karena tidak dipilih langsung oleh Allah,
pendeta bukan nabi tetapi fungsi yang dimiliki sama yaitu berkhotbah dengan
menggunakan metode berkhotbah yang telah dilakukan para nabi, rela mati demi
kebenaran yang disampaikan dan melakukan penggembalaan kepada jemaat, memberikn
motifasi dan menjaga umat Tuhan yang telah dipercayakan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Herbert Haag. KAMUS ALKITAB.
2. W.S. Lasor. D.A. Hubbard. F.W.
Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1.
3. Ronald W.
Leigh. MELAYANI DENGAN EFEKTIF.
4. Leon
J. Wood. THE PROPHETS OF ISRAEL.
5. Merrill
C. Tenney. SURVEY PERJANJIAN BARU.
Minggu, 16 Juni 2013
LECTIO DIVINA
Dalam Khotbah Ekspositori
Untuk memusatkan dan menjabarkan
proses khotbah yang ekspositori, yang disebut dengan Lectio Divina, yaitu
pembacaan kitab suci Ilahi.
I.
Dasar-dasar pelayanan mimbar
Jelas bahwa dasar pelayanan mimbar adalah
komunikasi Firman dengan umat-Nya, pelayan Firman menyiapkan khotbahnya tidak
seturut kehendak sendiri, harus sabar menantikan suara Tuhan.
II.
Eksposisi dalam pelayanan khotbah
Sebelum berkhotbah Alkitab harus dibaca dengan benar, tidak
menggunakan ide sendiri dalam
mengartikan sebuah Khotbah, melakukan eksegese dengan benar seorang pendete
perlu meluangkan waktu dan banyak usaha, latihan dalam menyiapkan khotbah.
III.
Lectio Divina dalam proses khotbah ekspositori
Pembacaan kitab suci perlu dijelaskan, seseorang harus bertemu Tuhan
dapam pembacaan kitab suci dan harus bertumbuh dengan baik melalui Firman
Tuhan.
A.
Fondasi dari lectio divina
Pesan dan firman tersebut akan mencapai tujuannya yang membawa kita
untuk bersatu sejati dengan Allah.
Seorang pendeta harus bertindak seperti seorang pemazmur, berdiri di
depan Allah untu mewakili jemaat menyampaikan pesan Allah.
B.
Langkah-langkah dasar dalam Lectio Divina
a.
Lectio (membaca) baca dan ulangi setiap kata
dengan penuh perhatian dengn penghormatan kepada Allah
b.
Meditasi ialah fungsi memori di akktifkan untuk merefleksikan dan mempertimbangkan
kata-kata ini yang berdiri dalam pikiran kita.
c.
Oratio ialah teks terebut secara pribadi dihayati
d.
Contemplatio ialah hasil dari doa-doa yang dalam,
roh kita rindu bersatu dengan Allah.
C.
Lectio Divina dan khotbah ekspositori
Menggali dan membawa keluar arti seungguhnya dari kitab suci
a.
Membaca kitab suci secara intensif dan ekstensif
Bembacan kata-demi kata yang dilakukan hati-hati dan penuh perhatian,
mampu memahami dan mengingatnya
b.
Pengalaman persekutuan dan peneguhan komunitas
gereani.
Pengalaman pribadi dan penonjolan diri tidak sepenting pengalaman
persekutuan komunal
c.
Doa dan peneguhan dari pesan
Doa merupakan komitmen dan kepercayaan diri total di dalam Allah.
d.
Formulasi khotbah dan penyampaian pesan.
Pendeta mengikatkan dirinya kepada Allah dan Firman Allah
IV.
Kesimpulan
Khotbah menekankan pesan oleh karena itu harus ada pengajaran yang
doktrinal dalam sebuah pesan, pengkhotbah harus mebuktikan dirinya sebagai
orang yang siap untuk mengikatkan dirinya dengan kitab suci yang baru saja ia
baca dan membuktikan bahwa ia adalah pelayan Tuhan yang tidak memalukan.
Langganan:
Postingan (Atom)