KRITERIA PELAYAN KRISTUS YANG BAIK MENURUT
I Timotius 4 : 6 - 16
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia terlebih
dahulu Ia sudah melayani para murid dengan membuktikan ketika Ia membasuh kaki
para murid, dan semua umat manusia dengan menebus dosa umat manusia mati di
kayu salip, Ia menunjukan kasih yang sesungguhnya rela melayani walaupun Ia
sebagai Allah yang telah menciptakan seluruh alam semesta, yang baik telah di
tunjukan supaya semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menerapkan apa yang
telah dilakukan.
Rasul Paulus juga mengajarkan untuk menjadi
pelayan yang baik, Dia sendiri adalah seorang pelayan hamba Tuhan, ketika Ia
mendapat panggilan secara langsung oleh Tuhan Yesus ketika perjalanan ke
Damsyk, Ia melayani kepada para Jemaat dan murid yang di kasihinya yaitu
Timotius yang di tugaskan untuk melayani Jemaat, Ia juga menunjukan bagaimana
yang seharusnya seorang pelayan hamba Tuhan, hidup kudus selalu mencerminkan
seorang pelayan yang takut akan Tuhan.
Saya akan membahas melalui makalah ini
bagaimana yang seharusnya dilakukan seorang yang telah di panggil Tuhan untuk
melayani dengan mengutamakan Tuhan dalam kehidupannya yang diajarkan oleh Tuhan
Yesus dan Rasul Paulus untuk dapat dilakukan supaya pelayanan menjadi lebih
baik untuk memuliakan nama Tuhan, melalui hidup dalam kebenaran dengan
malakukan perintah Tuhan lewat tingkahlaku, perkataan hati dan pikiran maka
orang lain akan menilai sesuai dengan pelayan yang diharapkan oleh Tuhan Yesus
Kristus sehingga orang melihat buah yang baik, cermin seorang hamba Tuhan untuk
mempermuliakan nama Tuhan.
Rasul Paulus mengajarkan kepada Timotius yang
terambil dari Timotius 4 : 6 – 16 tentang seorang pelayan Kristus yang
baik bagaimana seorang pemimpin itu
dapat menunjukan keteladanannya yang saya ambil dari ayat 12 “ Jadilah Teladan”, ketika Paulus
telah menjadi teladan bagi jemaat dan Timotius, kepada kita juga harus menjai
teladan bagi orang lain, untuk menjadi
teladan bagi orang lain hidup harus dalam kekudusan, karena kerajaan Allah
harus nyata dalam setiap ajaran yang dilakukan.
BAB II
KRITERIA PELAYAN KRISTUS YANG BAIK MENURUT
I Timotius 4 : 6 - 16
Seorang pelayan harus memiliki kemampuan sebelum
membimbing orang lain untuk mengenal Tuhan Yesus dan melakukan pengajaran,
Rasul Paulus sebelum melayani Jemaat dan memberitakan tentang kabar keselamatan
Ia dibimbing oleh Ananias setelah pertobatannya, menjelaskan siapa Tuhan Yesus
yang telah menebus dosa umat manusia, seorang pelayan harus memiliki dasar yang
kuat tentang pelayanan supaya dapat membimbing ke jalan yang benar sesuai
dengan Firman Tuhan dan dapat dipertanggungjawabkan ajaran yang telah
diberikannya kepada para murid sebagai pelayan yang sejati yang memiliki ajaran
yang sehat sesuai ajaran Tuhan Yesus, inti pokok iman kepada Yesus yang
menyatakan bahawa tidak ada Allah lain yang memberikan keselamatan selain Tuhan
Yesus, karena anugrah telah diberikan Cuma-Cuma kepada umat manusia yang
percaya lewat pengorbanan di kayu salib.
Syarat
pertama untuk menjadi pemimpin yang mau melayani dengan rendah hati, adalah ia
telah sungguh-sungguh bertobat.[1]
pentingnya pertobatan karena setiap Rasul dan Nabi yang telah dipanggil Tuhan
terlebih dahulu bertobat Rasul Paulus sebelum menjadi Rasul masih melakukan
banyak penganiayaan kepada orang-orang Kristen pengikut Kristus dan masih
memiliki nama Saulus oleh karena itu yang pertama kali dilakukan adalah
bertobat menuju jalan yang benar seorang pelayan Tuhan sebelum melayani yang
utama adalah bertobat sebelum berobat tidak mungkin melakukan pertobatan kepada
orang yang lain, karena akan menjadi sia-sia apa yang dilakukannya. Banyak
pemimpin gereja yang telah memiliki jabatan penting tetapi belum bertobat hal
ini sangat akan mempengaruhi pelayanan dan perkembangan Gereja, kepercayaan
masyarakat terhadap Gereja.
Seorang
pelayan yang baik harus memberikan teladan bukan hanya lewat perkataan tetapi
juga lewat tingkahlaku kehidupan dalam beribadah yang benar, karena ibadah
berguna bagi segala hal untuk hidup yang akan datang, cara beribadah juga harus
menunjukan teladan yang benar yang menunjukan bahwa Tuhan yang disembah adalah
Tuhan yang benar ibadah yang sejati harus dilakukan buhan hanya perkataan
tetapi perbuatan berdasarkan iman, itulah ibadah yang sejati.
Pasyarat kedua bagi pemimpin yang melayani
dengan rendah hati, ialah akal budi yang diperbaharui[2] tujuan
keselamatan ialah supaya citra berubah menjadi serupa dengan Allah, seorang
pelayan Tuhan setelah melakukan pertobatan harus memiliki kerendahan hati dan
akal budi yang baik Paulus ketika setelah bertobat kembali kejalan yang benat
dan sikapnya yang dahulu menganiaya berubah untuk mengasihi dan memberitakan
kebenaran Firman Tuhan. Paulus mengatakan bahwa cara berpikir seorang yang
tidak mengenal Allah adalas sia-sia, yang hanya mementingkan kebutuhan dunia dengan
memusatkan pengetahuan kepada pengetahuan sendiri, Tuhan menciptakan akal Budi
untuk memikirkan hal-hal yang menurut kehendak Tuhan bukan kepentingan pribadi
yang di utamakan. Ketika Tuhan menuntun apa yang telah diberikan dapat
dipertanggungjawabkan. Tuhan menuntut apa yang kita pikirkan dan gunakan apakah
untuk memikirkan pelayanan untuk melayani Tuhan, seorang pelayan yang baik yang
seharusnya dengan akal budi memikirkan bagaimana kabar keselamatan Injil Allah
dapat tersebar dengan luas keberbagai daerah dan caranya bagaimana, bukan
memikirkan keuntungan apa yang didapat jika menjadi pelayan Tuhan melayani
dengan Tuntutan dan harapan besar untuk mendapatkan kemewahan dari setiap
Gereja dan jemaat Tuhan. Salomo meminta Hikmat dati Tuhan yang digunakan untuk
kemajuan bangsa Israel bukan kemewahan yang dipikirkan tetapi kemajuan orang
banyak itu yang seharusnya dipikirkan oleh pelayan Tuhan saat ini. Tuhan Yesus
mengajarkan untuk mengasihi Allah dengan akal budi, dengan jelas disini seorang
pelayanan harus menggunakan hikmat untuk memuliakan Tuhan, memikirkan apa yang
menjadi kehendak Tuhan dengan tuntunan dari Roh Kudus maka seorang pelayan
mampu mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan asalkan seorang pelayan Tuhan
hidup kudus dihadapan Tuhan. Roh kudus digambarkan sebagai Roh hikmat dan Roh
pengetahuan akan Allah.
Selain pertobatan dan akal budi yang
diperbaharui, prasyarat ketiga untuk menjadi Pelayan yang rela melayani dengan
rendah hati, adalah cara hidup yang dikuasai oleh ketaatan kepada Tuhan, yang
dapat menjadi teladan bagi Jemaat[3]. Dunia
hanya memberikan harapan yang sementara tidak selamanya dunia dan isinya ada
semua akan dibinasakan, seorang pelayan mampu menjadi teladan dalam pengharapan
baik kepada murid maupun jemaat bahwa Yesus sumber pengharapan dan anugrah
hanya kepada Dia manusiakan diselamatkan. Jika manusia tanpa pengharapan, maka
tujuan hidupnya tidak ada kepastian. Tuhan Yesus memiliki teladan yang sangat
baik kepada para murid-murid rela berkorban untuk menyelamatkan umat manusia,
ketika melayani sewaktu di dunia meberikan contok ketaatan kepada Bapa dengan
mati di kayu salib, itulah teladan yang sangat sempurna. Pelayan Tuhan harus
menunjukan sikap yang taat apapun keadaannya harus memberikan teladan yang
baik. Perselisihan antara Tuhan Yesus dengan para ahli Taurat dan orang Fsrisi
pada zaman-Nya. Karena mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka
khotbahkan hal itu tidak menjadikan teladan yang baik, mereka begitu mengejar
status, wewenang hak-hak mereka mengutamakan dari kedudukan mereka. Pelayan
yang dihendaki Tuhan harus menjadi teladan tidak untuk mengejar kedudukan untuk
mnedapat kehormatan, melayani kepada mereka yang lemah adalah menunjukan
teladan yang baik, Tuhan Yesus mengajarkan
kepada setiap pelayan Tuhan khususnya saat ini untuk menjadi teladan bagi
mereka yang sangat membutuhkan tidak menuntut fasilitas yang berlebihan kepada
Gereja ingin mendapat kehormatan dalam setiap pelayanan, kehormatan dan
kemuliaan hanya untuk Tuhan bukan untuk pelayan Tuhan. Banyak pendeta yang saat
ini menginkan pelayanan hanya di Kota denga fasilitas yang serba berkecukupan,
yang terpenting menjadi teladan dan ketaatan adalah sikap hidup dan perbuatan
yang nnyata.
Seorang
pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain, empati yang
bersifat kognitif. Empati berarti memahami orang lain dari sudut pandang orang lain.[4] Setiap pelayan
Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain yang memilki karakter, latarbelakangnya,
ketidakmampunya, dan lingkungan dan teman-temannya dengan memposisikan diri
seorang pelayan Tuhan kepada jemaat karena setiap orang berbeda-beda, dengan
begitu kita akan turut merasakan dan mengerti penderitaan orang lain. Pelayanan
Tuhan yang memilihi sikap empati berarti telah masuk dan mengerti sebuah permasalahan
yang dihadapi seperti seorang yang melakukan konseling, pelayan Tuhan mungkin
tidak pernah merasakan hal yang sama yang dihadapi oleh orang yang menceritakan
permasalahan, tetapi dengan mendengar dengan baik maka pelayaan Tuhan akan
merasakan hal yang dirasakan orang terebut.
Seorang
pelayan Tuhan harus mencerminkan sikap kelemah lembutan, kelembutan tah boleh
dikacaukan dengan kelemahan, pelayan Tuhan harus meneladani Yesus Kristus “Aku lemah lembut”(Mat
11 : 29), kelemah lembutan menunjukan rasa hormat yang dalam kepekaan terhadap
orang.[5] Pelayan Tuhan sebagai pembimbing harus
memberikan teladan seperti yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kata-kata yang
kasar yang penuh emosi dan tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab pelayan Tuhan mengalami kejatuhan, berani
mengungkapkan kebenaran tetapi bukan dengan cara-cara yang dilakukan dunia ini,
penuh emosi menggunakan kekuatan fisik, seorang palayan Tuhan harus memiliki
sifat kasih menggunakan kata-kata yang sopan, tidak membuat orang lain terluka
dengan setiap kata-kata yang keluar dari mulut seorang pelayan Tuhan. Pelayan Tuhan
tidak menunjukan kekuasaan dengan memiliki jabatan yang penting untuk seenaknya
mengatakan dan berbuat sesuatu mengambil keputusan tanpa penuh pertimbangan,
menggunakan jabatan untuk mengatakan hanya dirinya yang paling berkuasa,
perlunya menjaga setiap kata dan nada suara kepada setiap orang, karena setiap
daerah memiliki karakter berbeda dalam penerimaan bahasa.
Seorang
pelayan Tuhan harus memiliki sifak dan karakter seorang hamba karena walaupun
pendidikan tinggi tidak menjamin seorang hamba Tuhan dapat melayani dengan
meneladani Yesus tanpa merendahkan diri, yang walaupun dalam rupa Allah, tetapi
mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang Hamba (Flp 2 : 5-7).
BAB III
KESIMPULAN
Pelayan
Tuhan yang telah dipanggil oleh Tuhan apapun bentuk pelayanan dan dimana saja harus
mencerminkan hidup seperti Kristus telah lakukan itu sebagai perintah untuk
selalu terus dilakukan dan takut akan Tuhan itu yang utama, jika Tuhan saja
tidak di dengarkan, maka bagaimana menjadi seorang yang telah bertobat, seorang
hamba Tuhan bukan lagi hidup menurut kemauannya sendiri tetapi Tuhan yang
mengatur melalui tuntunan Roh Kudus. Pelayan Tuhan pentingnya memahami orang
lain hidup dengan mengasihi, karena itulah tujuan seorang pelanan Tuhan untuk
mengasihi. Pendidikan penting bagi hamba Tuhan belajar bagaimana karakter
setiap orang berbeda-beda untuk mengatahui setiap masalah dari setiap orang
yang dilayani. Seorang pelayanan Kristus yang baik berani
mempertanggungjawabkan dengan apa yang telah disampaikan, Tuhan akan melihat
bagaimana seorang hamba Tuhan itu dapat melayani dengan tekun, jika seorang
hamba Tuhan mennunjukan sikap seorang hamba yang sesungguhnya dengan rela
berkorban bagi sesama.
Dengan
makalah ini dibuat untuk bagaimana mengerti dampak jika hamba Tuhan tidak meneladani
Kristus mengakibatkan pemberitaan injil yang sebagi amanat agung Tuhan Yesus
pastinya akan mengalami kekecewaan , pentingnya hidup sama seperti Tuhan Yesus
agar setiap orang melihat terang yang bercahaya dan garam yang memberi dampak
bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pemimpin
yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah.
2. Melayani
Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR.
Ronald W. Leigh.
[1]
. Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 30
[2]
. Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 35
[3] .
Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 44
[4] .
Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR.
Ronald W. Leigh. Hal. 26
[5] . Melayani
Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR.
Ronald W. Leigh. Hal. 28
TERIMA KASIH DAN MINTA IZIN UNTUK MENGCOPY SEBAGIAN SEBAGAI SUMBER...
BalasHapus