Senin, 26 November 2012


KRITERIA PELAYAN KRISTUS YANG BAIK MENURUT
I Timotius 4 : 6 - 16



 BAB I
PENDAHULUAN
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia terlebih dahulu Ia sudah melayani para murid dengan membuktikan ketika Ia membasuh kaki para murid, dan semua umat manusia dengan menebus dosa umat manusia mati di kayu salip, Ia menunjukan kasih yang sesungguhnya rela melayani walaupun Ia sebagai Allah yang telah menciptakan seluruh alam semesta, yang baik telah di tunjukan supaya semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menerapkan apa yang telah dilakukan.
Rasul Paulus juga mengajarkan untuk menjadi pelayan yang baik, Dia sendiri adalah seorang pelayan hamba Tuhan, ketika Ia mendapat panggilan secara langsung oleh Tuhan Yesus ketika perjalanan ke Damsyk, Ia melayani kepada para Jemaat dan murid yang di kasihinya yaitu Timotius yang di tugaskan untuk melayani Jemaat, Ia juga menunjukan bagaimana yang seharusnya seorang pelayan hamba Tuhan, hidup kudus selalu mencerminkan seorang pelayan yang takut akan Tuhan.
Saya akan membahas melalui makalah ini bagaimana yang seharusnya dilakukan seorang yang telah di panggil Tuhan untuk melayani dengan mengutamakan Tuhan dalam kehidupannya yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan Rasul Paulus untuk dapat dilakukan supaya pelayanan menjadi lebih baik untuk memuliakan nama Tuhan, melalui hidup dalam kebenaran dengan malakukan perintah Tuhan lewat tingkahlaku, perkataan hati dan pikiran maka orang lain akan menilai sesuai dengan pelayan yang diharapkan oleh Tuhan Yesus Kristus sehingga orang melihat buah yang baik, cermin seorang hamba Tuhan untuk mempermuliakan nama Tuhan.   
Rasul Paulus mengajarkan kepada Timotius yang terambil dari Timotius 4 : 6 – 16 tentang seorang pelayan Kristus yang baik  bagaimana seorang pemimpin itu dapat menunjukan keteladanannya yang saya ambil dari ayat 12 Jadilah Teladan”, ketika Paulus telah menjadi teladan bagi jemaat dan Timotius, kepada kita juga harus menjai teladan bagi orang lain, untuk  menjadi teladan bagi orang lain hidup harus dalam kekudusan, karena kerajaan Allah harus nyata dalam setiap ajaran yang dilakukan.

BAB II
KRITERIA PELAYAN KRISTUS YANG BAIK MENURUT
I Timotius 4 : 6 - 16

            Seorang pelayan harus memiliki kemampuan sebelum membimbing orang lain untuk mengenal Tuhan Yesus dan melakukan pengajaran, Rasul Paulus sebelum melayani Jemaat dan memberitakan tentang kabar keselamatan Ia dibimbing oleh Ananias setelah pertobatannya, menjelaskan siapa Tuhan Yesus yang telah menebus dosa umat manusia, seorang pelayan harus memiliki dasar yang kuat tentang pelayanan supaya dapat membimbing ke jalan yang benar sesuai dengan Firman Tuhan dan dapat dipertanggungjawabkan ajaran yang telah diberikannya kepada para murid sebagai pelayan yang sejati yang memiliki ajaran yang sehat sesuai ajaran Tuhan Yesus, inti pokok iman kepada Yesus yang menyatakan bahawa tidak ada Allah lain yang memberikan keselamatan selain Tuhan Yesus, karena anugrah telah diberikan Cuma-Cuma kepada umat manusia yang percaya lewat pengorbanan di kayu salib.
            Syarat pertama untuk menjadi pemimpin yang mau melayani dengan rendah hati, adalah ia telah sungguh-sungguh bertobat.[1] pentingnya pertobatan karena setiap Rasul dan Nabi yang telah dipanggil Tuhan terlebih dahulu bertobat Rasul Paulus sebelum menjadi Rasul masih melakukan banyak penganiayaan kepada orang-orang Kristen pengikut Kristus dan masih memiliki nama Saulus oleh karena itu yang pertama kali dilakukan adalah bertobat menuju jalan yang benar seorang pelayan Tuhan sebelum melayani yang utama adalah bertobat sebelum berobat tidak mungkin melakukan pertobatan kepada orang yang lain, karena akan menjadi sia-sia apa yang dilakukannya. Banyak pemimpin gereja yang telah memiliki jabatan penting tetapi belum bertobat hal ini sangat akan mempengaruhi pelayanan dan perkembangan Gereja, kepercayaan masyarakat terhadap Gereja.
            Seorang pelayan yang baik harus memberikan teladan bukan hanya lewat perkataan tetapi juga lewat tingkahlaku kehidupan dalam beribadah yang benar, karena ibadah berguna bagi segala hal untuk hidup yang akan datang, cara beribadah juga harus menunjukan teladan yang benar yang menunjukan bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang benar ibadah yang sejati harus dilakukan buhan hanya perkataan tetapi perbuatan berdasarkan iman, itulah ibadah yang sejati.          
Pasyarat kedua bagi pemimpin yang melayani dengan rendah hati, ialah akal budi yang diperbaharui[2] tujuan keselamatan ialah supaya citra berubah menjadi serupa dengan Allah, seorang pelayan Tuhan setelah melakukan pertobatan harus memiliki kerendahan hati dan akal budi yang baik Paulus ketika setelah bertobat kembali kejalan yang benat dan sikapnya yang dahulu menganiaya berubah untuk mengasihi dan memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Paulus mengatakan bahwa cara berpikir seorang yang tidak mengenal Allah adalas sia-sia, yang hanya mementingkan kebutuhan dunia dengan memusatkan pengetahuan kepada pengetahuan sendiri, Tuhan menciptakan akal Budi untuk memikirkan hal-hal yang menurut kehendak Tuhan bukan kepentingan pribadi yang di utamakan. Ketika Tuhan menuntun apa yang telah diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Tuhan menuntut apa yang kita pikirkan dan gunakan apakah untuk memikirkan pelayanan untuk melayani Tuhan, seorang pelayan yang baik yang seharusnya dengan akal budi memikirkan bagaimana kabar keselamatan Injil Allah dapat tersebar dengan luas keberbagai daerah dan caranya bagaimana, bukan memikirkan keuntungan apa yang didapat jika menjadi pelayan Tuhan melayani dengan Tuntutan dan harapan besar untuk mendapatkan kemewahan dari setiap Gereja dan jemaat Tuhan. Salomo meminta Hikmat dati Tuhan yang digunakan untuk kemajuan bangsa Israel bukan kemewahan yang dipikirkan tetapi kemajuan orang banyak itu yang seharusnya dipikirkan oleh pelayan Tuhan saat ini. Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengasihi Allah dengan akal budi, dengan jelas disini seorang pelayanan harus menggunakan hikmat untuk memuliakan Tuhan, memikirkan apa yang menjadi kehendak Tuhan dengan tuntunan dari Roh Kudus maka seorang pelayan mampu mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan asalkan seorang pelayan Tuhan hidup kudus dihadapan Tuhan. Roh kudus digambarkan sebagai Roh hikmat dan Roh pengetahuan akan Allah.
 Selain pertobatan dan akal budi yang diperbaharui, prasyarat ketiga untuk menjadi Pelayan yang rela melayani dengan rendah hati, adalah cara hidup yang dikuasai oleh ketaatan kepada Tuhan, yang dapat menjadi teladan bagi Jemaat[3]. Dunia hanya memberikan harapan yang sementara tidak selamanya dunia dan isinya ada semua akan dibinasakan, seorang pelayan mampu menjadi teladan dalam pengharapan baik kepada murid maupun jemaat bahwa Yesus sumber pengharapan dan anugrah hanya kepada Dia manusiakan diselamatkan. Jika manusia tanpa pengharapan, maka tujuan hidupnya tidak ada kepastian. Tuhan Yesus memiliki teladan yang sangat baik kepada para murid-murid rela berkorban untuk menyelamatkan umat manusia, ketika melayani sewaktu di dunia meberikan contok ketaatan kepada Bapa dengan mati di kayu salib, itulah teladan yang sangat sempurna. Pelayan Tuhan harus menunjukan sikap yang taat apapun keadaannya harus memberikan teladan yang baik. Perselisihan antara Tuhan Yesus dengan para ahli Taurat dan orang Fsrisi pada zaman-Nya. Karena mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka khotbahkan hal itu tidak menjadikan teladan yang baik, mereka begitu mengejar status, wewenang hak-hak mereka mengutamakan dari kedudukan mereka. Pelayan yang dihendaki Tuhan harus menjadi teladan tidak untuk mengejar kedudukan untuk mnedapat kehormatan, melayani kepada mereka yang lemah adalah menunjukan teladan yang baik, Tuhan Yesus  mengajarkan kepada setiap pelayan Tuhan khususnya saat ini untuk menjadi teladan bagi mereka yang sangat membutuhkan tidak menuntut fasilitas yang berlebihan kepada Gereja ingin mendapat kehormatan dalam setiap pelayanan, kehormatan dan kemuliaan hanya untuk Tuhan bukan untuk pelayan Tuhan. Banyak pendeta yang saat ini menginkan pelayanan hanya di Kota denga fasilitas yang serba berkecukupan, yang terpenting menjadi teladan dan ketaatan adalah sikap hidup dan perbuatan yang nnyata.   
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain, empati yang bersifat kognitif. Empati berarti memahami  orang lain dari sudut pandang orang lain.[4] Setiap pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain yang memilki karakter, latarbelakangnya, ketidakmampunya, dan lingkungan dan teman-temannya dengan memposisikan diri seorang pelayan Tuhan kepada jemaat karena setiap orang berbeda-beda, dengan begitu kita akan turut merasakan dan mengerti penderitaan orang lain. Pelayanan Tuhan yang memilihi sikap empati berarti telah masuk dan mengerti sebuah permasalahan yang dihadapi seperti seorang yang melakukan konseling, pelayan Tuhan mungkin tidak pernah merasakan hal yang sama yang dihadapi oleh orang yang menceritakan permasalahan, tetapi dengan mendengar dengan baik maka pelayaan Tuhan akan merasakan hal yang dirasakan orang terebut.
Seorang pelayan Tuhan harus mencerminkan sikap kelemah lembutan, kelembutan tah boleh dikacaukan dengan kelemahan, pelayan Tuhan harus  meneladani Yesus Kristus “Aku lemah lembut”(Mat 11 : 29), kelemah lembutan menunjukan rasa hormat yang dalam kepekaan terhadap orang.[5]  Pelayan Tuhan sebagai pembimbing harus memberikan teladan seperti yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kata-kata yang kasar yang penuh emosi dan tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab  pelayan Tuhan mengalami kejatuhan, berani mengungkapkan kebenaran tetapi bukan dengan cara-cara yang dilakukan dunia ini, penuh emosi menggunakan kekuatan fisik, seorang palayan Tuhan harus memiliki sifat kasih menggunakan kata-kata yang sopan, tidak membuat orang lain terluka dengan setiap kata-kata yang keluar dari mulut seorang pelayan Tuhan. Pelayan Tuhan tidak menunjukan kekuasaan dengan memiliki jabatan yang penting untuk seenaknya mengatakan dan berbuat sesuatu mengambil keputusan tanpa penuh pertimbangan, menggunakan jabatan untuk mengatakan hanya dirinya yang paling berkuasa, perlunya menjaga setiap kata dan nada suara kepada setiap orang, karena setiap daerah memiliki karakter berbeda dalam penerimaan bahasa.
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki sifak dan karakter seorang hamba karena walaupun pendidikan tinggi tidak menjamin seorang hamba Tuhan dapat melayani dengan meneladani Yesus tanpa merendahkan diri, yang walaupun dalam rupa Allah, tetapi mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang Hamba (Flp 2 : 5-7).
BAB III
KESIMPULAN

            Pelayan Tuhan yang telah dipanggil oleh Tuhan apapun bentuk pelayanan dan dimana saja harus mencerminkan hidup seperti Kristus telah lakukan itu sebagai perintah untuk selalu terus dilakukan dan takut akan Tuhan itu yang utama, jika Tuhan saja tidak di dengarkan, maka bagaimana menjadi seorang yang telah bertobat, seorang hamba Tuhan bukan lagi hidup menurut kemauannya sendiri tetapi Tuhan yang mengatur melalui tuntunan Roh Kudus. Pelayan Tuhan pentingnya memahami orang lain hidup dengan mengasihi, karena itulah tujuan seorang pelanan Tuhan untuk mengasihi. Pendidikan penting bagi hamba Tuhan belajar bagaimana karakter setiap orang berbeda-beda untuk mengatahui setiap masalah dari setiap orang yang dilayani. Seorang pelayanan Kristus yang baik berani mempertanggungjawabkan dengan apa yang telah disampaikan, Tuhan akan melihat bagaimana seorang hamba Tuhan itu dapat melayani dengan tekun, jika seorang hamba Tuhan mennunjukan sikap seorang hamba yang sesungguhnya dengan rela berkorban bagi sesama.
            Dengan makalah ini dibuat untuk bagaimana mengerti dampak jika hamba Tuhan tidak meneladani Kristus mengakibatkan pemberitaan injil yang sebagi amanat agung Tuhan Yesus pastinya akan mengalami kekecewaan , pentingnya hidup sama seperti Tuhan Yesus agar setiap orang melihat terang yang bercahaya dan garam yang memberi dampak bagi orang lain.
           
 DAFTAR PUSTAKA
1.      Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah.
2.      Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh.   




[1] . Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 30
[2] . Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 35
[3] . Pemimpin yang menjadi pelayan. Oleh Gottfried Osei-Mensah. Hal. 44
[4] . Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh.     Hal. 26
[5] . Melayani Dengan Efektif. 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam. Oleh DR. Ronald W. Leigh. Hal. 28    

1 komentar:

  1. TERIMA KASIH DAN MINTA IZIN UNTUK MENGCOPY SEBAGIAN SEBAGAI SUMBER...

    BalasHapus