Senin, 19 November 2012


SETUJUKAH SAUDARA BILA SEORANG HAMBA TUHAN KEDAPATAN BERZINAH
HARUS MELETAKAN JABATANNYA ?


BAB I
PENDAHULUAN
     Hamba Tuhan umat pilihan Allah yang telah diberikan tugas khusus untuk memimpin setiap orang percaya harus menunjukan kepribadian yang baik untuk dilihat dan menjadi teladan setiap orang yang dilayani.
Dalam makalah ini akan membahas pentingnya hidup dalam kekudusan seorang hamba Tuhan yang mencerminkan karakter kristus dan bagaimana menjaga setiap karakter memiliki kasih kepada sesama terlebih kepada Tuhan, dengan menunjukan bukan hanya lewat berkhobah didalam mimbar tetapi perbuatan yang terpenting harus ditunjukan sebagai teladan untuk menunjukan terang dan garam kepada seluruh jemaat Gereja.
Penulis akan membahas bagaimana seorang hamba Tuhan dan menerapkan Hukum Tuhan yang ketujuh “Jangan berzinah”, dan tindakan yang harus diberikan jika hamba Tuhan telah kedapatan berzinah, apa yang seharusnya tindakan yang diberikan untuk kepantingan gereja dan hamba Tuhan yang telah melakukan dosa perzinahan.

BAB II
SETUJUKAH SAUDARA BILA SEORANG HAMBA TUHAN KEDAPATAN BERZINAH
HARUS MELETAKAN JABATANNYA ?

     Tuhan menciptakan manusia untuk saling mengasihi menjaga hubungan baik, hamba Tuhan diberikan tugas khusus dalam penggembalaan untuk memberitakan Injil keselamatan Kristus dan mendapat pendidikan yang lebih baik dari kaum awam di Gereja dan jemaat mengetahui kerohnian seorang hamba Tuhan pentingnya teladan yang baik untuk dilakukan seorang hamba Tuhan agar membawa umat hidup dalam keharmonisan, teladan melalui perkataa dan perbuatan harus nyata, hamba Tuhan yang selalu dekt dengan Tuhan mengenal apa yang baik dan berkenan dimata Tuhan dan apa yang tidak dikehendaki yang jahat dimata Tuhan, jikahamba Tuhan dalam kesehariannya mengatakan kepada gereja jemaat dan umat Tuhan yang lain dengan mengatakan hukum yang telah diberikan Allah kepada Nabi Musa dan umat Israel dan umat manusia hukum ketujuh jangan bezinah Tuhan melindungi perkawinan terhadap ketidak setiaan yang menghebat
Seorang hamba Tuhan harus meneladani Yesus, Ia berkata “ setiap orang harus menjadi garam yang mempenyaruhi lingkungan, jika garam itu menjadi tawar tidak ada gunanya selain di injak orang (Mat 5 : 13)1, hamba Tuhan besar pengaruhnya di dalam lingkungan Gereja berjemaat memiliki sikab yang baik, pengambilan keputusan yang direncanakan dan mengetahui resiko tindakan sangat penting
agar seorang hamba Tuhan memiliki pengaruh yang positif dan dihormati setiap jemaat, jika hamba Tuhan tidak memberikan pengaruh yang baik dan tidak dapat menjadi teladan dengan melakukan dosa perzinahan akan mengakibatkan penerimaan hamba Tuhan akan menjadi menurun, jemaat tidak merasakan adanya kuasa Tuhan gereja menjadi perpecahan, akibat dosa yang dilakukan hamba Tuhan.
Hamba Tuhan yang tidak memberikan dampak hanya akan seperti garam yang tidak memiliki rasa hanya tawar, sudak tidak ada gunanya lagi selain di injak orang, akibat dosa dapat digantikan dengan orang lain yang mencerminkan Kristus menjadi garam dan terang bagi gereja dan umat Tuhan akan memulihkan keadaan Gereja menjadi lebih setabil. Jemaat akan bertumbuh kerohaniannya, karena jemaat menerima pengaruh yang baik dari hamba Tuhan yang memilikipengaruh lingkungan yang baik.
Seorang hamba Tuhan yang telah memiliki pedoman dalam hidupnya sebelum melakukan tindakan harus terlebih dahulu tahu akibat perbuatannya terhadap sesama terlebih kepada Allah. Firman Allah cukup jelas dengan hukumNya. Dapat membaca sepuluh hukum Tuhan atau Khotbah di Bukit. Alkitab penuh dengan peraturan-peraturan, “Kasihilah Tuhan, Allah-mu dengan segenap hatimu, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Markus 12 : 30-31)2, dari bangsa Israel keluar dari tanah Mesir Tuhan telah menetapkan sepuluh hukum, hukum yang pertama hingga keempat perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, hukum yang kelima hingga kesepuluh untuk mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus menjadi hukum yang utama dan terutama untuk dijalankan terlebih seorang hamba Tuhan, jika seorang hamba Tuhan melakukan perzinahan, dosa yang diakibatkan ia akan merusak dirinya sendiri terlebih orang lain yang menerima dampak perbuatannya. Ia tidak memcerminkan mengasihi sesama manusia bagaimana hamba Tuhan dapat mengasihi Tuhan dengan kesungguhan hati jika ia merusak ciptaan Tuhan yang Tuhan telah ciptakan menurut gambar alah yang utuh, ia tidak mencerminkan mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesama manusia.
Hamba Tuhan harus menunjukan kasih yang nyata bukan hanya perkataan di mimbar tetapi perbuatan, menunjukan kasih kepada orang lain bukan mengasihi untuk memuaskan jemaat dan ingin mendapatkan kehormatan kepada jemaat, Tuhan telah berkata Allah terlebih dahulu telah mengasihi umat manusia dengan pengorbanan Tuhan Yesus, untuk menunjukan hasih kita kepada Allah, maka kita wajib saling mengasihi sesama umat manusia (Yohanes 4 : 11), jika seorang hamba Tuhan mengerti dan melakukan hukum Tuhan untuk tidak melakukan perzinahan, maka ia sudah mengasihi sesama terlebih Allah yang telah mengampuni dosa umat manusia, jika hamba Tuhan melakukan perzinahan, maka ia tidak mengashi Allah dan belum bertobat dari kehidupan yang lama, masih menginginkan memuaskan hawa nafsunya, harus menunjukan pertobatan agar dapat diterima oleh jemaat terlebih pengakuan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan agar, kehidupan hamba Tuhan yang telah melakukan perzinahan dipulihkan dari dosa dan pelayanannya dapat menghasilkan buah yang menghasilkan dengan baik.
Semua orang telah melakukan dosa perzinahan, bukan hanya hamba Tuhan, karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemualiaan Allah, Tuhan Yesus menegaskan sewaktu Dia menerapkan hukum yang ketujuh “ Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya “ (Matius 5 : 28). orang-orang lain meunjukan larangan percabulan (1 Kor 6 : 18 ; 10 : 8 ; 1 Tes 4 : 3) yang mengenai dosa-dosa seksual. Kebanyakan orang Kristen menganggap persetubuhan sebelum menikah sebagai pelanggaran hukum kasih (Mat 22 : 39). orang yang mengasihi dan menghormati orang lain tidak menggunakan orang itu sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu atau menyenangkan diri sendiri3, Tubuh adalah bait Allah yang seharusnya digunakan untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya, Tuhan tidak mengijinkan menggunakan pikiran untuk memikirkan perzinakan yang tidak dilakukan secara fisik tetapi pikiran yang penuh untuk memuaskan hawa nafsu Tuhan Yesus melarang dengan tegas karena meminta pertanggungjawaban dengan apa yang telah dipercayakanNya.
Seorang hamba Tuhan yang telah melakukan perzinahan juga tidak terlepas pasti juga membutuhkan pengampunan dari Gereja, parapemimpin dan jemaat untuk mendapat pemulihan, dalam perjanjian baru, beberapa orang Farisi hendak merajam seorang perempuan yang berbuat Zinah. Yesus tidak menyangkal bahwa dosa itu sungguh-sungguh sangat berat. namun Ia berkata “ Barang siapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu “ di dalam perkataanNya itu ditujukanNya kepada orang-orang Farisi dan kepada banyak orang, bahwa mereka semuanya juga bersalah melanggar hukum ke-7. Sebab memikirkan, membayangkan dan bernafsu zinahpun, telah menyatakan kita bersalah4. Tuhan Yesus mengatakan kepada perempuan itu dosanya telah diampuni pergi dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang (Yohanes 8 : 1-11), hamba Tuhan juga membutuhkan pengampunan, dengan tidak melakukan dosa kembali sebagai bukti pertobatan kepada Tuhan,
BAB III
KESIMPULAN

Seorang hamba Tuhan yang telah melakukan dosa perzinahan harus diberikan hukuman, dan harus dipertimbangkan dengan baik untuk kepentingan jemaat gereja, hamba Tuhan harus diturunkan jabatannya dari seorang hamba Tuhan yang aktif, karena penting untuk menjaga perpecahan yang terjadi didalam keutuhan jemaat dengan mempertimbangkan resiko yang dihadapi jika seorang hamba Tuhan telah melakukan dosa perzinahan, hamba Tuhan dapat merenungkan dan bertobat dari kesalahannya untuk dapat kembali diterima didalam pelayanan, dalam makalah ini penulis setuju jika hamba Tuhan tidak menjabat sebagai hamba Tuhan untuk waktu tertentu dengan melihat perkembangan hamba Tuhan, jika seorang hamba Tuhan telah bertobat dengan kesungguhan hati, maka hamba Tuhan dapat dengan aktif kembali melayani sesuai kesepakatan bamba Tuhan dan gereja, karena Tuhan Yesus juga telah mengampuni seorang perempuan yang telah kedapatan berzinah, maka gereja yang baik jika gereja juga memiliki pengampunan kepada siapapun juga termasuk hamba Tuhan yang telah melakukan dosa.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee.
  2. ETIKA KRISTEN Seksuil oleh DR. J.Verkuyl. Hal. 110


1Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee. Hal. 24
2Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee. Hal. 34
3Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya, oleh Malcolm Brownlee. Hal. 51
4 ETIKA KRISTEN Seksuil oleh DR. J.Verkuyl. Hal. 110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar