PEMURIDAN
SENI YANG HILANG
BAB I
PENDAHULUAN
Pemuridan
sangat penting dan perlu dilakukan untuk keberlanjutan pengabaran
amanat agung, melalui makalah ini penulis mengharapkan dapat
memberikan pembelajaran, yang telah dilakukan baik oleh Tuhan Yesus
sendiri selaku guru yang agung, dan para murid juga Rasul Paulus
salah satu murid Tuhan Yesus, juga metode yang di gunakan untuk
melakukan pemuridan dari sumber buku “
Pemuridan Seni Yang Hilang “ oleh LeRoy Eims,
dalam ringkasan makalah ini akan belajar beberapa hal antara lain
cara murid yang seharusnya membina hubungan, menolong orang lain,
latihan pemuridan, tujuan yang ingin dicapai dalam pemuridan,
perlunya melatih pemimpin-pemimpin, agar kedepannya banyak pemimpin
yang dikehendaki dan takut akan Tuhan.
BAB II
ISI
Tuhan
Yesus ketika naik ke sorga memberi perintah kepada para murid untuk
menjalankan amanat angung ( Matius 28 : 18-20) dan untuk menolong
melatih pekerja-pekerja ( Matius 9 : 37, 38). Sebagai tugas untuk
mengajar dan membimbing agar terjadi pelipat gandaan atau bertambahan
orang yang percaya kepada Kristus,Tuhan Yesus juga mengajarkan
bagaimana cara ketika Ia memilih para murid “ ketika hari siang, Ia
memanggil murid-muridnya kepadaNya, lpara murid di panggil dari
pekerjaan sehari-hari mereka untuk bersama Yesus ( Matius 4 : 18-22
), menjalin hubungan keakraban denga Yesus, menguatkan dan mengubah
hidup murid, para murid berani pergi dari kalangan sederhana di
Galilea kepada pusat kalangan atas di Yerusalem ada suatu perubahan
yang luar biasa mereka mampu mempertahankan keyakinan dihadapan
makamah agama Yahudi, yaitu dewan kekuasaan tertinggi di Yerusalem.
Tuhan
Yesus memberitahu murid-muridNya “ bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku menetapkan kamu supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya
apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu (
Yohanes 15 : 16 ), Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita telah di pilih
semenjak dalam ibu kita untuk mejalankan amanat agungNya, dan
mengahasilkan buah melalui pengajaran yang telah di ajarkan Tuhan
Yesus dan mempertahankan ajaran kebenaran dan pengajaran serta
pelatihan pendampingan harus dilakukan secara terus menerus agar buah
itu tetap.
Mereka
bertekun dalam pengajaran Rasul-rasul
dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa ( Kisah Para Rasul 2 : 42), gereja mula-mula hidup
dalam ketekunan dan kesungguhan dan selalu bersekutu dalam beribadah
persatuan antara murid hidup dalam kekeluargaan tidak memandang
perbedaan sebagai batasan dan penghalang tetapi hidup dalam keutuhan
saling menghargai dan menopang saling menguatkan memberikan motifasi
yang saling membangun dan kepunyaan pribadi bukan hal yang harus di
pertahankan tetapi lebih mengutamakan kepentingan bersama dan selalu
tekun dalam doa, karena doa yang saling menguatkan doa besar kuasanya
jika dilakukan dengan kesungguhan dan kenyakinan yang di tujukan
hanya kepada Tuhan Yesus.
Tuhan
Yesus mengatakan kepada murid jika kamu berbuah banyak dengan
demikian kamu adalah murid-muridKu ( Yohanes 15 : 8 ), Ia
mengajarkan untuk kita bukan hanya sebagai pendengar Firman Tuhan
tanpa melakukan sesuatu apapun, tetapi melakukan pemuridan bukan
hanya keepada satu orang, tetapi melakukan terus menerus, sama
seperti yang dilakukan oleh para Rasul, rasul Petrus memenangan tiga
ribu jiwa ketika ia melakukan Khotbah yang
pertama dan Rasul Paulus tanpa henti mendirikan jemaat dan melakukan
pemuridan yang di dasari oleh ketekukan dan kesungguhan, karena jerih
payah kita tidak akan sia-sia dengan demikian kita adalah murid yang
taat melakukan pengajaran kebenaran Kristus.
Demikian
pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya
dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu ( Lukas 14 : 33 ),
Tuhan
Yesus mengajarkan ketika kita mengikut Dia berarti segala sesuatu
yang harus di korbankan dan di tinggalkan untuk menjadikan hidup kita
lebih mengutamakan Tuhan dari pada yang kita miliki yang bersifat
sementara, baik harta benda yang kita miliki yang dapat menyebabkan
kita mendukakan hati Tuhan, meningalkan keluarga bukan berarti
melupakan tetapi lebih mengutamakan agar terfokus dalam pelayanan,
agar tidak mengutamakan keluarga menjadikan terpenting dari pada
pelyanan untuk melakukan pemuridan.
Kamu
akan menjadi saksiKu (Kisah Para Rasul 1 : 8 ), kata-kata Yesus yang
terakhir di Bukit Zaitun mengajarkan suatu perintah sebagai pelayan
Tuhan harus menjadi saksi kebenaran, dengan apa yang telah di lihat
dan ajaran kebenaran yang telah di amanatkan Tuhan Yesus kepada para
murid, hal ini yang seharusnya terus kita perjuangkan untuk menjadi
saksi hidup melalui perkataan dan perbuatan
baik maupun buruk keadaan kita harus menjadi saksi untuk memberitakan
injil Allah, ketika para Rasul dipanggil untuk bersaksi, Paulus di
panggil untuk bersaksi bahkan ketika ia di dera dalam penjara
sekalipun mendapatkan penganiayaan tetapi ia terus bersaksi.
Rasul
Paulus mendapat banyak penganiayaan ketika bersaksi tetapi ia tidak
henti untuk menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati mereka
supaya mereka bertekun dalam iman ( Kisah Para Rasul 14
: 22 ), ketika murid-murid yang baru menerima Tuhan Yesus harus perlu
mendapat bimbingan yang harus dilakukan supaya iman tidak mengalami
kemunduran dan mengalami peningkatan pertumbuhan secara rohani, agar
selalu menguatkan dan menasehati mana yang perlu dan harus dilakukan
bertekun dalam setiap pertemuan pendalaman Firman Tuhan.
Orang-orang
yang dipilih oleh Yesus adalah orang-orang biasa penjala ikan,
pemungut cukai, dan lain sebagainya.
Pada saat sebelum Ia memilih orang-orang yang akan di latih, Ia
berdoa sepanjang malam ( Lukas 6 : 12, 13), ketika setiap
pengambilan keputusan yang akan di ambil perlu di pikirkan dengan
baik, karena dampat dari keputusan dapat berakibat fatal jika hanya
dipkirkan hanya sesaat Tuhan Yesus mengajarkan perlunya Tuntunan
Allah di dalam doa agar bukan kehendak kita tetapi kehendak Allah
yang dinyatakan, Ia berdoa semalaman betapa gesunguhan dan hal yang
sangat penting karena TujuanNya ketika Tuhan Yesus sudah tidak
bersama para murid, murid dapat melanjutkan amanat agungNya, Ia juga
memilih setiap orang yang memiliki kesungguhan hati untuk melayani
bukan karena kepintaran atau dengan berbagai kelebihan yang dimiliki,
bukan karena ada kecocokan dalam hubungan kekeluargaan kesamaan suku,
ras dan golongan dan bukan karena orang itu baik, berstandar yang
dapat kita terima tetapi orang yang mau berkorban, orang yang
dinggap hina karena profesi pekerjaan tetapi di panggil Allah untuk
menjadi muridnya, dengan latar belakang yang menurut Tradisi Yahudi
tidak layak tetapi Tuhan Yesus memanggi kedua belas muridnya, bahkan
hasilnya dari pelayanan para murid masih ada sampai sekarang.
Murid
yang baru harus selalu di kuatkan dalam iman karena dengan latar
belakang kepribadian yang berbeda-beda kebudayaan agama yang berbeda,
dan menasehati agar selalu bertekun dalam
iman antara murid yang satu dengan yang lain pasti adanya ketidak
cocokan dalam hal apapunjuga perlunya ketekunan dan kesungguhan untuk
saling berbagi menerima keadaan dari setiap kekurangan dan kelemahan
masing-masing pribadi, untuk masuk dalam kerajaan Allah tidak hanya
kemudahan yang di dapatkan tetapi kesulitan pasti akan dihadapi
banyak para Rasul telah mendapat penganiayaan, Rasul Paulus telah
menghadapi banyak hal yang buruk tetapi Tuhan Yesus telah menjukan
kesengsaraan yang akan di hadapi, hingga saat ini kita telah di
tunjukan kesengsaraan dengan melihat pengorbanan Yesus dan para murid
yang lain itu yang menjadi kekuatan dalam ikutipelayanan, yang
terpenting adalah saling menguatkan bukan malah kita saling
menjatuhkan sesama murid hal itu yang menyebabkan hancurnya
persekutuan pelayanan.
Tuhan
Yesus mengatakan “ tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit “
( Matius 9 : 37
), Ia mengatakan hal ini melihat begitu banyak orang yang
berbondong-bondong mengikutinya, tetapi jumlah para murid yang
sedikit hingga kini masih banyak yang belum mendengar kabar
keselamatan dikarenakan kekurangan sumberdaya yang ada untuk
menjalankan amanat agung, pekerja disini bukana hanya mereka hamba
Tuhan tetapi semua orang yang terlibat dalam pembinaan murid.
Tuhan
Yesus mengajarkan “ karena Anak manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang ( Markus 10 : 45 ). Tuhan
Yesus mengajarkan untuk saling melayani bukan untuk dilayani, ketika
Tuhan Yesus membasuh kaki para murid betapa Ia menunjukan kerendahan
hati, Ia mengatakan berbuatlah demikian berarti kita diwajibkan untuk
melakukan hal demikian dengan kerendahan hati tanpa melihat setatus
kita Yesus adalah Raja sang pencipta tetapi mau melayani kita
menghapuskan dosa kita, maka seharusnya kita mengasihi sesama dengan
seluruh kemampuan kita.
Tuhan
Yesus juga mendoakan kesatuan kita. Ia memohon, Supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya Dunia
percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku ( Yohanes 17 : 21 ),
Tuhan Yesus mengajar dasar yang kokoh kesatuan sama seperti Bapa
dengan Dia, kunci yang utama suatu keberhasilan adalah kesatuan seia
sekata, sepikiran, satu Roh dan satu hati sama seperti jemaat
mula-mula ketika menghadapi tantangan dan ajaran sesat dibutuhkan
kesatuan untuk meolak ajaran tersebut, jika tanpa kesatuan yang kokoh
maka lebih mudah di hancurkan oleh ajaran dan rasul palsu yang
menentang kebenaran, hilangnya kasih persaudaraan kecendrungan
hilangnya kekuatan, Paulus menggambarkan kesatuan kristen dengan
tubuh ( Efesus 4 : 15 – 16 ), Ia menggambarkan banyak anggota tubuh
tetapi dengan fungsi dan karunia yang berbeda-beda tetapi satu
kesatuaan untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan ketika salah
satu anggota. Tidak berfungsi maka tujuan tidak akan tercapai secara
maksimal bahkan akan terjadi kegagalan, itulah pentingnya fungsi
kesatuan setiap anggota memiliki cara kerja masing-masing namun
saling keterkaitan. Anggota sangsatu menopang yang sain agar terjadi
keselarasan.
Tuhan
Yesus mengajarkan untuk mempunyai sikap sukarela, Ia tidak membrontak
ketika akan di salibkan “ Ia pergi ke Yerusalem dan mengetahui apa
yang akan di hadapinya (Markus 10 : 32-32), Ia mengajarkan seorang
murid harus mempunyai sikap sukarela menjadi suatu keharusan harus
mempunyai semangat sama juga yang dimiliki Nabi Yesaya ketika ia
memberikan diri untuk di utus menjadi alat Tuhan untum menyampaikan
FirmanNya, Ia sama sekali tidak menolak tetapi memberikan seluruh
tenaga, pikiran bahkan kemampuan hanya untuk Tuhan
“ maka sahutku, ini aku, utuslah aku, (Yesaya 6 : 80) suatu
kesungguhan yang luar biasa tapa melihat tantangan yang akan dihadapi
resiko yang akan di tanggungnya tetapi dengan semangat yang luar
biasa, menjadikan teladan yang sangat membangun iman rohani, ia tidak
menunda waktu maupun memberikan alasan ketidak sanggupan atau
menunjuk orang lain yang lebih hebat darinya, tetapi ia memberi diri
untuk menjadi alat bagi Tuhan.
Rasul
Paulus mengajak para murid untuk menjadi teladan, Ia mengajak Jemaat
di Korintus “ jadilah pengikutKu, sama seperti aku juga menjadi
pengikut Kristus ( I Korintus 11 : 1), Ia mengajar setiap pemimpin
baik dalam jemaat maupun pemuridan harus menjadi teladan agar semua
murid dapat melihat sosok yang patut menjadi contoh untuk di ikuti
dalam setiap karakter kpribadiannya yang berkenan kepada Tuhan
melalui sikap dan perbuatan bahkan perkataan yang selalu memberikan
motofasi dan membangun untuk dihargai, agar murid yang telah menjadi
pengikut kita,
ia juga menjadi teladan bagi murid yang lainnya.
Tuhan
Yesus mempunyai
teladan peka terhadap orang lain, pendekatannya dengan Zakeus (Lukas
19 : 1-10), Ia mengajarkan bagaimana cara berkomukasi, perkataan
maupun sikap yang mencerminkan bahwa Yesus mengenal dari dalam hati
Zakeus, bagaimana cara pendekatan, waktu yang tepat, ketika semua
orang menjauhi Zakeus karena di anggap sebagi orang berdosa pemungut
cukai melakukan kecurangan, tetapi Yesus melihat kesungguhan hati dan
keterbukaan untuk menerima keselamatan, Yesus peka bahwa Zakeus butuh
keselamatan, Yesus mengajarkan penanganan dan pendampingan setiap
orang berbeda-beda, Zakeus berbeda dengan orang pada umumnya dia
lebih tertutup tidak mau berbagi apa yang dimili dengan orang lain,
tetapi dengan kehadiran Yesus memberi dampak perubahan ia bertobat
dan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain. Ia juga
mengajarkan “ hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya (Lukas 12
: 14-15), Ia mengajarkan manusia tidak dapat di selamatkan walaupun
banyaknya harta ketamakan hanya akan mendatangkan kesengsaraan dan
tidam menyelamatkan, kekayaan hanyalah milik dunia dan akan di
tinggalkan.
Tuhan
Yesus mengajarkan kepekaanNya terhadap situasi dan penanganan para
murid berbeda-beda “ perlakuanNya terhadap Andreas tidak
sama dengan perlakuanNya terhadap Petrus (Yohanes 4 : 2-42),
pendekatan yang dilakukan berbeda-beda masing-masing murid mempunya
keunikan, kelebihan, latarbelakang yang berbeda-beda, dan emosi yang
berbeda-beda, Yesus peka dan tau akan kedalama isi hati para murid,
sikapNya kepada murid pun berbeda cara penanganannya, bukan berarti
membedakan para murid tetapi lebih kependekatan pribadi.
Rasul
Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Filipi
“ sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada
Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 3 : 14),
Paulus mengajar kepada jemaat untuk selalu berpegang kepada injil
kebenaran Kristus, setelah kita percaya Yesus adalah Tuhan dan juru
selamat, tetapi tidak berhenti sampai disitu ia mengajarkan kita
harus turut serta dalam ambil bagian bahkan turut menderita mengambil
bagian untuk memikul salib, dihina, dianiaya, sama seperti Paulus
banyak menerima tantangan menderita secara fisik, jiwanya pun
terancam sering di kejar untuk dibunuh, tetapi Paulus mengatakan “
hidup adalah Kristus mati adalah keuntungan “, hal yang sunguh luar
biasa, ia mengajarkan kita turut serta ambil bagian dalam
penderitaan, kita diciptakan oleh Kristus, yang bertujuan kita untuk
melakukan kehendakNya.
Tuhan
Yesus memanggil ke dua belas muridNya dengan latar belakang yang
berbeda-beda dengan pekerjaan yang kurang mendapat perhatian di
kalangan masyarakat yang dianggap rendah setatus sosialnya, Rasul
Petrus seorang penjala ikan di ubahkan oleh Yesus sebagai penjala
manusia, yang memenangkan 3000 jiwa dalam khobah pertamanya, sungguh
luar biasa setiap orang yang meberikan waktunya tenaga
sepenuhnya untuk di pakai oleh Tuhan, ia juga seorang yang mau
bersemangat dalam pelayanannya, ketika ia melakukan dosa dengan
menyangkan Tuhan Yesus ia bertobat dengan kesungguhan hatinya, ia
pekerja keras dengan menebarkan jala siang dan malam dan menuruti
kata-kata Tuhan Yesus, membuktikan semangat yang luar biasa.
Bahwa
segala sesuatu dikerjakan oleh Allah untuk menghasilkan kebaikan bagi
kita dan untuk membentuk kita agar lebih dekat dengan teladan
Kristus (Roma 8 : 28-29),
Rasul Paulus mengajarkan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan siapa
saja dapat di pakai Tuhan untuk menjadi alatNya, Ketika Yusuf harus
di jual dan menjadi budak ia di pakai Tuhan untuk menolong
keluarganya dan bangsa Israel di Tanah Mesir, mengajarkan ketika kita
di dera oleh berbagai kesulitan Tuhan mengajarkan itu semua untuk
mendatangkan kebaikan bagi kita, Yusuf menjadi penguasa setelah
mendapat tantangan di fitnahkan hal yang buruk padanya tetapi Tuhan
memakai hal yang buruk menjadi kebaikan dan untuk membentuk
kepribadian yang selalu mengandalkan Tuhan ketika Yusuf di dalam
penjara ia tidak meninggalkan Tuhan, menghujatnya ataupun meratapi
nasipnya seakan Tuhan jauh dari dirinya, tetapi ia senantiasa dekat
dan berdoa kepada Tuhan dan tidak melakukan hal-hal yang tercela, ia
juga tidak pendendam dengan menaruh pembalasan terhadap
saudara-saudaranya yang telah menjualnya, ia juga di bentuk dengan
kepribadian yang kuat oleh Tuhan dengan menunjukan kasihnya terhadap
orang yang telah menfitnahnya, bahkan kepada bangsa mesir sekalipun
ia menunjukan kasihnya, ia di kenal sebagai orang yang dipakai Allah
oleh bangsa yang tidak mengenal Allah sekalipun seperti bangsa mesir
yang dipimpinnya dengan menunjukan kepribadian yang berkenan.
Rasul
Paulus juga pernah mengalami kekecewaan karena beberapa orang yang
lama besama-sama dengan dia akhirnya berpaling daripadanya ( II
Timotius 4 : 10), Ia mengajarkan kepada kita segala sesuatu dapat
berubah oleh karena ketidak sepahaman tentang pendapat, bahkan dapat
menimbulkan perpecahan,
ketika ia harus berpisah dengan Barnabas menyebabkan keretakan
hubungan, bahkan para jemaat yang Paulus bina untuk melakukan
pengabaran injil banyak yang berpaling kepada ajaran yang lain, ia
sangat kecewa pastinya merasa gagal dalam melatih, tetapi ia
mengajarkan kepada Timotius untuk selalu setia.
Rasul
Petrus mengajarkan untuk
selalu mempunyai ide inisiatif yang membangun, ia tidak perlu di
dorong karena ia akan bertindak sendiri ia juga tidak berencana untuk
menyampaiakan khotbah pada hari pentakosta tetapi ketika ada
kesempatan ia berinisiatif untuk menyampaikan kabar keselamatan, ia
mengajarkan pentingnya menggunakan waktu yang ada dimanasaja, kapan
saja dan kepada siapa saja menyampaikan kabar kebenaran, kesempatan
adalah peluang bisa jadi hal itu tidak akan terulang lagi di waktu
yang akan datang, di dukung oleh ide yang berani mengambil resiko
bahkan 3000 orang dimenangkan.
Tuhan
Yesus mengajarkan seorang pelayan Tuhan harus memiliki sifat
percaya akan dirinya sendiri, ketika berhadapan dengan para pemuka
agama Yahudi di Yerusalem Ia menunjukan bahwa Ia sangat melayani