Jumat, 25 Mei 2012


PRINSIP PENGAMPUNAN MENURUT DOA BAPA KAMI






BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
            Allah menghendaki kita sebagai umatNya untuk saling mengasihi dan juga mendoakan terlebih mengampuni karena Allah terlebih dahulu mengampuni kita atas pelanggaran yang kita lakukan dengan mengutus AnakNya ke Dunia dengan menebus dosa kita hingga mati di kayu salib.
Ketika Tuhan Yesus Kristus datang ke Dunia, Ia mengajarkan banyak hal, terutama tentang bagaimana kita berdoa yang baik dan benar yang telah diajarkan kepada para murid ketika bersama-sama dengan mereka melayani.
            Selaku penulis makalah ini saya akan membahas Prinsip pengampunan menurut Doa Bapa Kami, doa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada para murid dan hingga kini masih sangat diterapkan dan menjadi pedoman yang sangat penting bagi setiap orang yang percaya, akan dibahas bagaimana yang seharusnya kita mengampuni orang lain dengan kesungguhan hati kita dan apa yang dikehendaki Allah bagi umatnya yang percaya ketika kita berdoa untuk mendapatkan pengampunan, Ia juga mengajarkan untuk kita mengampuni musuh kita sekalipun, Dengan apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, karena doa orang percaya besar kuasanya.









BAB II
ISI
Ketika dosa telah terjadi sejak zaman Nabi Adam dan Hawa telah terjadi pelanggaran dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat dengan tidak mentaati perintah Allah yang menyebabkan manusia yang telah menjadi berdosa dimata Tuhan akibat ketidak taatan dan murka Tuhan turun terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran termasuk para Nabi utusan Tuhan.
Banyak yang telah di lakukan oleh umat Tuhan pelanggaran yang telah dilakukan oleh para tokoh, Raja Israel dan Nabi Tuhan bahkan kita pada saat  ini masih melakukan dosa, tetapi telah terjadi pengampunan yang dilakukan dengan pengorbana Tuhan Yesus, pengampunan dalam konteks perjanjian baru sering diartikan “ berdamai kembali “ kata Yunani untuk pengampunan lebih tepat diterjemahkan sebagai “ melepaskan atau membebaskan dan menawarkan sesuatu memberikan kasih karunia yang patut untuk di syukuri, Ia telah mengajarkan untuk dengan tulus mengampuni di dalam Doa Bapa Kami yang di ambil dari Injil Matius 6 : 9 -13 yang telah di ajarkan kepada murid salah satu ajaran yang diberikan yaitu mengampuni yang terdapat pada ( Matius 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. di sini bukan “ampunilah kami, seperti kami akan mengampuni yang bersalah kepada kami.” Maka seharusnya, pada saat kita mengucapkan doa ini, kita sudah harus mengampuni orang yang telah bersalah kepada kita atau yang menyakiti hati kita, kalimat yang sederhana ini namun sangat dalam artinya: Bahwa Tuhan akan mengampuni kita kalau kita terlebih dahulu mengampuni orang lain. Jadi artinya, kalau kita tidak mengampuni maka kitapun tidak beroleh ampun dari Tuhan. Betapa sulitnya perkataan ini kita ucapkan pada saat kita mengalami sakit hati yang dalam oleh karena sikap sesama, terutama jika itu disebabkan oleh mereka yang terdekat dengan kita. Pengampunan bukan sesuatu yang dapat dikuasai tetapi suatu hal yang membutuhkan proses yang timbul dari ketulusan hati membutuhkan lahkah yang baik, Namun Tuhan menghendaki kita mengampuni mereka, agar kitapun dapat diampuni oleh-Nya. Maka mengampuni orang lain sesungguhnya bukan saja demi orang itu, tetapi sebaliknya, demi kebaikan diri kita sendiri: supaya kita-pun diampuni oleh Tuhan. Memahami mengasihi
adalah langkah-langkah menuju pengampunan[1], memiliki sifat rendah hati melalui tindakan dan sikap saling percaya yang semakin bertumbuh, ketika tidak mengampuni dan memiliki keinginan untuk balas dendam maka, akan merendahkan diri kita dari pada orang yang menyakiti kita, balas dendam hal yang paling tidak berharga di dunia, dan sangat tidak di kehendaki oleh Tuhan.
Hanya pengampunan yang dapat menerima perbedaan-perbedaan dan memulihkan suatu hubungan yang telah rusak oleh karena sebuah tindakan yang salah baik yang dilakukan secara sengaja maunpun tanpa sengaja, baik pikiran jahat yang timbul dari kebencian hati kita, penkataan yang tidak terkontrol dengan baik maupun sikap tingkah laku, yang menyingung seseorang baik yang kita lakukan ataupun sebaliknya orang lain terhadap kita.
Tuhan Yesus berkata “ karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu“ ( Mat 6 : 14-15 ), hal ini yang di ajarkan Tuhan Yesus bahkan ketika Ia harus mati di atas kayu salib Ia berkata “ ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat “ apa yang Tuhan Yesus lakukan Ia tidak menaruh dendam dengan apa yang telah dirasakanNya, Ia mengajarkan untuk kita dapat mengampuni, agar kita mendapat pengampunan, karena kita juga sudah diampuni sebelum mengampuni orang lain dengan perkataan Tuhan Yesus ampunilah mereka, Ia yang tidak berdosa telah lebih dahulu mengampuni pelanggaran kita, maka kitapun harus demikian membuktikan kasih Tuhan terhadap sesama kita, ketika kita tidak dapat mengampuni saudara kita, sesungungnya kita menghalangi pengampunan untuk datang kepada kita, mengampuni dan di ampuni adalah satu kesatuan, dua hal ini tidak dapat di pisahkan dengan memberi kita akan menerima, dengan orang yang sudah melukai kita. Tidak menjadi masalah mana yang lebih dulu, bukan karena kebaikan kita dengan mengampuni orang lain maka kita akan diselamatkan, tetapi hal yang penting bahwa kita di selamatkan oleh karena anugrah Allah dengan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, Ia terlebih dahulu telah mengampuni segala dosa yang kita lakukan.
Ketika Rasul Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali ia harus mengampuni apabila ada orang yang berbuat salah kepadanya, Tuhan Yesus mengatakan “ Tujuh puluh tujuh kali “ jawaban Tuhan Yesus membuktikan kita harus mengampuni setiap saat apapun keadaannya, tanpa memandang seberapa besar pelanggarannya dan siapapun orangnya dari golongan apa, suku bahkan kebudayaan yang melakukan kesalahan kepada kita, bahkan dengan kesungguhan hati untuk mengampuni bukan hanya untuk sesaat hanya untuk menyenangkan oranglain, tetapi lebih sungguh-sungguh mengasihi orang yang telah menyakiti.
Tuhan Yesus juga mengajarkan “ ketika di tampar pipi kirimu berikanlah pipi kananmu”  hal ini mengajarkan kejahatan untuk tidak balas dengan kejahatan tetapi lebih untuk mengasihi.
Kita di panggil untuk saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni, ketika manusia telah jatuh kedalam dosa betapa mahal yang harga yang harus dibayar dalam perjanjian Lama ketika seorang berbuat dosa harus ada persembahan yang kudus bagi Tuhan yaitu anak lembu, dalam perjanjian baru harus ada darah kudus yang tercurah untuk menggantikan persembahan kita, memperlihatkan betapa besar karya Allah dalam pengampunan dan harga yang mahal untuk ditebus, memberikan contoh bagi dunia untuk mengampuni, karena Allah telah melakukan terlebih dahulu bagi kita, bagi dunia yang tidak mau mengampuni, Allah sama sekali tidak berhutang. Kitalah yang berhutang tetapi tidak membayarnya, untuk membayar apa yang sudah kita lakukan, Yesus Kristus yang menjadi pendamai bagi kita, tidak ada jalan lain yang dapat mendamaikan kita dengan Allah oleh pelanggaran kita hanya Yesus yang sanggup, untuk mengampuni di perlukan kasih karunia.\
Apabila Allah mengampuni kita, tidak berarti Ia menganggap sepeleh dosa dan kita juga tidak berarti selalu melakukan dosa, Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh karena kristus yang harus menjadi pendamai kita, ketika kita diberikan kesempatan untuk berbuat baik dan mengampuni maka harus dilakukan dan dimaknai dengan benar jangan menganggap sepele dosa, ketika umat Israel  melakukan pelanggaran Allah menunjukan murkaNya bahkan banyak yang menjadi korban.
Syarat utama untuk mendapat kedamaian adalah untuk mengampuni orang lain agar dapat melepaskan masa lalu yang menyakitkan, yang mengakibatkan trauma yang berkepanjangan, tetapi menuju masa depan yang lebih baik, hubungan perlu di jaga agar terjalin kasih persaudaraan, perlunya komunikasi dan saling keterbukaan agar tidak memiliki prasangka yang buruk terhadap orang lain, jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain maka, kedamaian akan menjauh dari kehidupan kita yang ada hanya prasangka yang buruk hidup tidak memiliki ketenangan, hidup hanya dalam kebencian, emosi yang tidak terkendali.
Yesus menyuruh pengikutNya untuk mengampuni saudara yang bertobat sekalipun ia berdosa tujuh kali sehari ( Lukas 17 : 3 -4 )[2] , hal ini sangat sulit dilakukan jika tidak memiliki iman yang besar seperti yang dikatakan Tuhan Yesus berarti harus dilakukan secara terus menerus untuk melakukan pengampunan, yang dimaksudkan jika kita memiliki kerelaan untuk mengampuni walaupun dampak dari perbuatan yang dilakukan oleh orang yang telah melukai kita secara sadar maupun tidak akan menimbulkan efek yang buruk secara berkepanjangan bahkan bisa terjadi bukan hanya kepada diri kita, lingkungan bahkan orang lain akan menerima akibatnya, tetapi Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berubah melalui sikap tindakan dan perkataan. Iman untuk mengampuni pastinya membutuhkan pengorbanan, hal ini pastinya sulit untuk dilakukan disebabkan jikalau sudah terlanjur terluka maupun sudah mengalami banyak kerugian, baik materil maupun non materil, bahkan bisa jadi harga diri yang akan dipertaruhkan untuk mengampuni oranglain dikarenakan kesalahan orang tersebut yang membawa nama baik kita, yang tidak bertanggung jawab Tuhan Yesus mengajarkan “ Iman sebesar biji sesawi saja mampu mengampuni pelaku yang begitu banyak.
Pengampunan membuat ketenangan menguasai pikiran kita, maka dari itu Allah memerintahkan Ampunilah ( Matius 6 : 12 ), ketika kita mengampuni pastinya memiliki kesulitan baik perkataan maupun situasi yang tidak mendukung untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran jika bertentantangan dengan hati kita, maka Tuhan memberikan kemampuan untuk mengampuni walaupun dalam emosi sering bertentangan menguasai pikiran kita, selama kita tidak mengambil keputusan untuk mengampuni maka di dalam kehidupan kita tidak akan memiliki ketenangan, kehilangan hubungan dan komunikasi terhadap orang yang telah menyakiti hati kita.
Pengampunan yang kita lakukan dapat memberikan berkat bagi orang lain dengan kesungguhan pengampunan yang kita berikan maka orang lain akan melihat kebaikan yang Allah telah lakukan pada diri kita dan orang lain dapat melihat kasih yang bersinar, karena Allah dapat menggunakan kesalahan orang lain kepada diri kita untuk mendatangkan kebaikan.
Kasih tidak menyimpan kesalahan ( 1 Korintus 13 : 5 ), dengan jelas Rasul Paulus mengajarkan agar kita tidak menaruh dendam dengan meutuskan hubungan yang baik kesalahan yang selalu terpendan dihati dan dapat menyebabkan emosi yang tidak terkendali jika tidak ada keterbukaan, tetapi kita harus mengampuni dan selalu mendoakannya agar orang yang bersalam kepada kita dapat bertobat, oleh karena tuntunan Roh Kudus yang selalu menyertai.










BAB III
KESIMPULAN
Pengampunan hal yang sangat penting karena perintah langsung dari Allah, dikarenakan sebelum kita mengampuni orang lain Allah telah terlebih dahulu mengampuni pelanggaran kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, hutang yang telah di bayar lunas dengan harga yang mahal, mengampuni hal yang sangat mendasar, dengan mengampuni orang lain maka kita menjalankan perintah yang telah di ajarkan Tuhan Yesus kepada para murid hingga kepada kita sekarang,  pengampunan dapat memberikan kedamaian dan ketenangan dalam tindakan dan pikiran, hubungan yang baik dan komunikasi yang saling meneguhkan dalam kasih Kristus tidak adanya dendam, ketika itu juga Bapa akan mengampuni kesalahan kita. Hanya oleh karena anugrah Yesus Kristus kita di selamatkan karena dosa kita telah diampuni, maka kita harus mengampuni kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja, agar kasih itu nyata dalam kehidupan kita.


           





DAFTAR PUSTAKA
1. Bebas mengampuni oleh David Augsburger
2. Mengampuni Nieder & Thomas M. Thompson dan mengasihi kembali oleh John


[1] . Bebas mengampuni oleh David Augsburger
[2]. Mengampuni dan mengasihi kembali oleh John Nieder & Thomas M. Thompson

1 komentar:

  1. Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso

    BalasHapus