PRINSIP PENGAMPUNAN MENURUT DOA BAPA KAMI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Allah menghendaki kita sebagai umatNya untuk saling
mengasihi dan juga mendoakan terlebih mengampuni karena Allah terlebih dahulu
mengampuni kita atas pelanggaran yang kita lakukan dengan mengutus AnakNya ke
Dunia dengan menebus dosa kita hingga mati di kayu salib.
Ketika Tuhan Yesus Kristus datang
ke Dunia, Ia mengajarkan banyak hal, terutama tentang bagaimana kita berdoa
yang baik dan benar yang telah diajarkan kepada para murid ketika bersama-sama
dengan mereka melayani.
Selaku
penulis makalah ini saya akan membahas Prinsip pengampunan menurut Doa Bapa
Kami, doa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada para murid dan
hingga kini masih sangat diterapkan dan menjadi pedoman yang sangat penting bagi
setiap orang yang percaya, akan dibahas bagaimana yang seharusnya kita mengampuni
orang lain dengan kesungguhan hati kita dan apa yang dikehendaki Allah bagi
umatnya yang percaya ketika kita berdoa untuk mendapatkan pengampunan, Ia juga
mengajarkan untuk kita mengampuni musuh kita sekalipun, Dengan apa yang telah
diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, karena doa orang percaya besar kuasanya.
BAB II
ISI
Ketika dosa telah terjadi sejak zaman
Nabi Adam dan Hawa telah terjadi pelanggaran dengan memakan buah pengetahuan
yang baik dan yang jahat dengan tidak mentaati perintah Allah yang menyebabkan
manusia yang telah menjadi berdosa dimata Tuhan akibat ketidak taatan dan murka
Tuhan turun terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran termasuk para Nabi
utusan Tuhan.
Banyak yang telah di lakukan oleh umat Tuhan pelanggaran yang telah
dilakukan oleh para tokoh, Raja Israel dan Nabi Tuhan bahkan kita pada saat ini masih melakukan dosa, tetapi telah terjadi
pengampunan yang dilakukan dengan pengorbana Tuhan Yesus, pengampunan dalam
konteks perjanjian baru sering diartikan “ berdamai kembali “ kata Yunani untuk
pengampunan lebih tepat diterjemahkan sebagai “ melepaskan atau membebaskan dan
menawarkan sesuatu memberikan kasih karunia yang patut untuk di syukuri, Ia
telah mengajarkan untuk dengan tulus mengampuni di dalam Doa Bapa Kami yang di
ambil dari Injil Matius 6 : 9 -13 yang telah di ajarkan kepada murid salah satu
ajaran yang diberikan yaitu mengampuni yang terdapat pada ( Matius 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami
juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. di sini bukan
“ampunilah kami, seperti kami akan
mengampuni yang bersalah kepada kami.” Maka seharusnya, pada saat kita
mengucapkan doa ini, kita sudah harus mengampuni orang yang telah bersalah
kepada kita atau yang menyakiti hati kita, kalimat yang sederhana ini namun
sangat dalam artinya: Bahwa Tuhan akan mengampuni kita kalau kita terlebih
dahulu mengampuni orang lain. Jadi artinya, kalau kita tidak mengampuni maka
kitapun tidak beroleh ampun dari Tuhan. Betapa sulitnya perkataan ini kita
ucapkan pada saat kita mengalami sakit hati yang dalam oleh karena sikap
sesama, terutama jika itu disebabkan oleh mereka yang terdekat dengan kita. Pengampunan
bukan sesuatu yang dapat dikuasai tetapi suatu hal yang membutuhkan proses yang
timbul dari ketulusan hati membutuhkan lahkah yang baik, Namun Tuhan
menghendaki kita mengampuni mereka, agar kitapun dapat diampuni oleh-Nya. Maka
mengampuni orang lain sesungguhnya bukan saja demi orang itu, tetapi
sebaliknya, demi kebaikan diri kita sendiri: supaya kita-pun diampuni oleh
Tuhan. Memahami mengasihi
adalah langkah-langkah menuju
pengampunan[1], memiliki
sifat rendah hati melalui tindakan dan sikap saling percaya yang semakin
bertumbuh, ketika tidak mengampuni dan memiliki keinginan untuk balas dendam
maka, akan merendahkan diri kita dari pada orang yang menyakiti kita, balas
dendam hal yang paling tidak berharga di dunia, dan sangat tidak di kehendaki
oleh Tuhan.
Hanya
pengampunan yang dapat menerima perbedaan-perbedaan dan memulihkan suatu
hubungan yang telah rusak oleh karena sebuah tindakan yang salah baik yang
dilakukan secara sengaja maunpun tanpa sengaja, baik pikiran jahat yang timbul
dari kebencian hati kita, penkataan yang tidak terkontrol dengan baik maupun
sikap tingkah laku, yang menyingung seseorang baik yang kita lakukan ataupun
sebaliknya orang lain terhadap kita.
Tuhan
Yesus berkata “ karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga
akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu
juga tidak akan mengampuni kesalahanmu“ ( Mat 6 : 14-15 ), hal ini yang di
ajarkan Tuhan Yesus bahkan ketika Ia harus mati di atas kayu salib Ia berkata “
ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat “ apa yang
Tuhan Yesus lakukan Ia tidak menaruh dendam dengan apa yang telah dirasakanNya,
Ia mengajarkan untuk kita dapat mengampuni, agar kita mendapat pengampunan,
karena kita juga sudah diampuni sebelum mengampuni orang lain dengan perkataan
Tuhan Yesus ampunilah mereka, Ia yang tidak berdosa telah lebih dahulu
mengampuni pelanggaran kita, maka kitapun harus demikian membuktikan kasih
Tuhan terhadap sesama kita, ketika kita tidak dapat mengampuni saudara kita,
sesungungnya kita menghalangi pengampunan untuk datang kepada kita, mengampuni
dan di ampuni adalah satu kesatuan, dua hal ini tidak dapat di pisahkan dengan
memberi kita akan menerima, dengan orang yang sudah melukai kita. Tidak menjadi
masalah mana yang lebih dulu, bukan karena kebaikan kita dengan mengampuni
orang lain maka kita akan diselamatkan, tetapi hal yang penting bahwa kita di
selamatkan oleh karena anugrah Allah dengan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu
salib, Ia terlebih dahulu telah mengampuni segala dosa yang kita lakukan.
Ketika
Rasul Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali ia harus mengampuni apabila ada
orang yang berbuat salah kepadanya, Tuhan Yesus mengatakan “ Tujuh puluh tujuh
kali “ jawaban Tuhan Yesus membuktikan kita harus mengampuni setiap saat apapun
keadaannya, tanpa memandang seberapa besar pelanggarannya dan siapapun orangnya
dari golongan apa, suku bahkan kebudayaan yang melakukan kesalahan kepada kita,
bahkan dengan kesungguhan hati untuk mengampuni bukan hanya untuk sesaat hanya
untuk menyenangkan oranglain, tetapi lebih sungguh-sungguh mengasihi orang yang
telah menyakiti.
Tuhan
Yesus juga mengajarkan “ ketika di tampar pipi kirimu berikanlah pipi
kananmu” hal ini mengajarkan kejahatan
untuk tidak balas dengan kejahatan tetapi lebih untuk mengasihi.
Kita
di panggil untuk saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni, ketika manusia telah jatuh kedalam dosa betapa mahal yang harga
yang harus dibayar dalam perjanjian Lama ketika seorang berbuat dosa harus ada
persembahan yang kudus bagi Tuhan yaitu anak lembu, dalam perjanjian baru harus
ada darah kudus yang tercurah untuk menggantikan persembahan kita,
memperlihatkan betapa besar karya Allah dalam pengampunan dan harga yang mahal
untuk ditebus, memberikan contoh bagi dunia untuk mengampuni, karena Allah
telah melakukan terlebih dahulu bagi kita, bagi dunia yang tidak mau
mengampuni, Allah sama sekali tidak berhutang. Kitalah yang berhutang tetapi
tidak membayarnya, untuk membayar apa yang sudah kita lakukan, Yesus Kristus
yang menjadi pendamai bagi kita, tidak ada jalan lain yang dapat mendamaikan
kita dengan Allah oleh pelanggaran kita hanya Yesus yang sanggup, untuk
mengampuni di perlukan kasih karunia.\
Apabila
Allah mengampuni kita, tidak berarti Ia menganggap sepeleh dosa dan kita juga
tidak berarti selalu melakukan dosa, Allah mendamaikan dunia dengan diriNya
oleh karena kristus yang harus menjadi pendamai kita, ketika kita diberikan
kesempatan untuk berbuat baik dan mengampuni maka harus dilakukan dan dimaknai
dengan benar jangan menganggap sepele dosa, ketika umat Israel melakukan pelanggaran Allah menunjukan
murkaNya bahkan banyak yang menjadi korban.
Syarat
utama untuk mendapat kedamaian adalah untuk mengampuni orang lain agar dapat melepaskan
masa lalu yang menyakitkan, yang mengakibatkan trauma yang berkepanjangan,
tetapi menuju masa depan yang lebih baik, hubungan perlu di jaga agar terjalin
kasih persaudaraan, perlunya komunikasi dan saling keterbukaan agar tidak
memiliki prasangka yang buruk terhadap orang lain, jika kita tidak mengampuni
kesalahan orang lain maka, kedamaian akan menjauh dari kehidupan kita yang ada
hanya prasangka yang buruk hidup tidak memiliki ketenangan, hidup hanya dalam
kebencian, emosi yang tidak terkendali.
Yesus
menyuruh pengikutNya untuk mengampuni saudara yang bertobat sekalipun ia
berdosa tujuh kali sehari ( Lukas 17 : 3 -4 )[2]
, hal ini sangat sulit dilakukan jika tidak memiliki iman yang besar seperti
yang dikatakan Tuhan Yesus berarti harus dilakukan secara terus menerus untuk
melakukan pengampunan, yang dimaksudkan jika kita memiliki kerelaan untuk
mengampuni walaupun dampak dari perbuatan yang dilakukan oleh orang yang telah
melukai kita secara sadar maupun tidak akan menimbulkan efek yang buruk secara
berkepanjangan bahkan bisa terjadi bukan hanya kepada diri kita, lingkungan
bahkan orang lain akan menerima akibatnya, tetapi Tuhan Yesus mengajarkan
kepada kita untuk memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berubah melalui
sikap tindakan dan perkataan. Iman untuk mengampuni pastinya membutuhkan
pengorbanan, hal ini pastinya sulit untuk dilakukan disebabkan jikalau sudah
terlanjur terluka maupun sudah mengalami banyak kerugian, baik materil maupun
non materil, bahkan bisa jadi harga diri yang akan dipertaruhkan untuk
mengampuni oranglain dikarenakan kesalahan orang tersebut yang membawa nama
baik kita, yang tidak bertanggung jawab Tuhan Yesus mengajarkan “ Iman sebesar
biji sesawi saja mampu mengampuni pelaku yang begitu banyak.
Pengampunan
membuat ketenangan menguasai pikiran kita, maka dari itu Allah memerintahkan
Ampunilah ( Matius 6 : 12 ), ketika kita mengampuni pastinya memiliki kesulitan
baik perkataan maupun situasi yang tidak mendukung untuk mengungkapkan apa yang
ada dalam pikiran jika bertentantangan dengan hati kita, maka Tuhan memberikan
kemampuan untuk mengampuni walaupun dalam emosi sering bertentangan menguasai
pikiran kita, selama kita tidak mengambil keputusan untuk mengampuni maka di
dalam kehidupan kita tidak akan memiliki ketenangan, kehilangan hubungan dan
komunikasi terhadap orang yang telah menyakiti hati kita.
Pengampunan
yang kita lakukan dapat memberikan berkat bagi orang lain dengan kesungguhan
pengampunan yang kita berikan maka orang lain akan melihat kebaikan yang Allah
telah lakukan pada diri kita dan orang lain dapat melihat kasih yang bersinar,
karena Allah dapat menggunakan kesalahan orang lain kepada diri kita untuk
mendatangkan kebaikan.
Kasih
tidak menyimpan kesalahan ( 1 Korintus 13 : 5 ), dengan jelas Rasul Paulus mengajarkan
agar kita tidak menaruh dendam dengan meutuskan hubungan yang baik kesalahan
yang selalu terpendan dihati dan dapat menyebabkan emosi yang tidak terkendali
jika tidak ada keterbukaan, tetapi kita harus mengampuni dan selalu
mendoakannya agar orang yang bersalam kepada kita dapat bertobat, oleh karena
tuntunan Roh Kudus yang selalu menyertai.
BAB
III
KESIMPULAN
Pengampunan
hal yang sangat penting karena perintah langsung dari Allah, dikarenakan
sebelum kita mengampuni orang lain Allah telah terlebih dahulu mengampuni
pelanggaran kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa umat
manusia, hutang yang telah di bayar lunas dengan harga yang mahal, mengampuni
hal yang sangat mendasar, dengan mengampuni orang lain maka kita menjalankan
perintah yang telah di ajarkan Tuhan Yesus kepada para murid hingga kepada kita
sekarang, pengampunan dapat memberikan
kedamaian dan ketenangan dalam tindakan dan pikiran, hubungan yang baik dan
komunikasi yang saling meneguhkan dalam kasih Kristus tidak adanya dendam,
ketika itu juga Bapa akan mengampuni kesalahan kita. Hanya oleh karena anugrah
Yesus Kristus kita di selamatkan karena dosa kita telah diampuni, maka kita
harus mengampuni kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja, agar kasih itu
nyata dalam kehidupan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Bebas mengampuni oleh David Augsburger
2. Mengampuni Nieder & Thomas M. Thompson
dan mengasihi kembali oleh John
Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso
BalasHapus