Senin, 28 Mei 2012

Seni Yang hilang


PEMURIDAN SENI YANG HILANG




BAB I
PENDAHULUAN
Pemuridan sangat penting dan perlu dilakukan untuk keberlanjutan pengabaran amanat agung, melalui makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan pembelajaran, yang telah dilakukan baik oleh Tuhan Yesus sendiri selaku guru yang agung, dan para murid juga Rasul Paulus salah satu murid Tuhan Yesus, juga metode yang di gunakan untuk melakukan pemuridan dari sumber buku “ Pemuridan Seni Yang Hilang “ oleh LeRoy Eims, dalam ringkasan makalah ini akan belajar beberapa hal antara lain cara murid yang seharusnya membina hubungan, menolong orang lain, latihan pemuridan, tujuan yang ingin dicapai dalam pemuridan, perlunya melatih pemimpin-pemimpin, agar kedepannya banyak pemimpin yang dikehendaki dan takut akan Tuhan.



BAB II
ISI
Tuhan Yesus ketika naik ke sorga memberi perintah kepada para murid untuk menjalankan amanat angung ( Matius 28 : 18-20) dan untuk menolong melatih pekerja-pekerja ( Matius 9 : 37, 38). Sebagai tugas untuk mengajar dan membimbing agar terjadi pelipat gandaan atau bertambahan orang yang percaya kepada Kristus,Tuhan Yesus juga mengajarkan bagaimana cara ketika Ia memilih para murid “ ketika hari siang, Ia memanggil murid-muridnya kepadaNya, lpara murid di panggil dari pekerjaan sehari-hari mereka untuk bersama Yesus ( Matius 4 : 18-22 ), menjalin hubungan keakraban denga Yesus, menguatkan dan mengubah hidup murid, para murid berani pergi dari kalangan sederhana di Galilea kepada pusat kalangan atas di Yerusalem ada suatu perubahan yang luar biasa mereka mampu mempertahankan keyakinan dihadapan makamah agama Yahudi, yaitu dewan kekuasaan tertinggi di Yerusalem.
Tuhan Yesus memberitahu murid-muridNya “ bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu ( Yohanes 15 : 16 ), Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita telah di pilih semenjak dalam ibu kita untuk mejalankan amanat agungNya, dan mengahasilkan buah melalui pengajaran yang telah di ajarkan Tuhan Yesus dan mempertahankan ajaran kebenaran dan pengajaran serta pelatihan pendampingan harus dilakukan secara terus menerus agar buah itu tetap.
Mereka bertekun dalam pengajaran Rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa ( Kisah Para Rasul 2 : 42), gereja mula-mula hidup dalam ketekunan dan kesungguhan dan selalu bersekutu dalam beribadah persatuan antara murid hidup dalam kekeluargaan tidak memandang perbedaan sebagai batasan dan penghalang tetapi hidup dalam keutuhan saling menghargai dan menopang saling menguatkan memberikan motifasi yang saling membangun dan kepunyaan pribadi bukan hal yang harus di pertahankan tetapi lebih mengutamakan kepentingan bersama dan selalu tekun dalam doa, karena doa yang saling menguatkan doa besar kuasanya jika dilakukan dengan kesungguhan dan kenyakinan yang di tujukan hanya kepada Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus mengatakan kepada murid jika kamu berbuah banyak dengan demikian kamu adalah murid-muridKu ( Yohanes 15 : 8 ), Ia mengajarkan untuk kita bukan hanya sebagai pendengar Firman Tuhan tanpa melakukan sesuatu apapun, tetapi melakukan pemuridan bukan hanya keepada satu orang, tetapi melakukan terus menerus, sama seperti yang dilakukan oleh para Rasul, rasul Petrus memenangan tiga ribu jiwa ketika ia melakukan Khotbah yang pertama dan Rasul Paulus tanpa henti mendirikan jemaat dan melakukan pemuridan yang di dasari oleh ketekukan dan kesungguhan, karena jerih payah kita tidak akan sia-sia dengan demikian kita adalah murid yang taat melakukan pengajaran kebenaran Kristus.
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu ( Lukas 14 : 33 ), Tuhan Yesus mengajarkan ketika kita mengikut Dia berarti segala sesuatu yang harus di korbankan dan di tinggalkan untuk menjadikan hidup kita lebih mengutamakan Tuhan dari pada yang kita miliki yang bersifat sementara, baik harta benda yang kita miliki yang dapat menyebabkan kita mendukakan hati Tuhan, meningalkan keluarga bukan berarti melupakan tetapi lebih mengutamakan agar terfokus dalam pelayanan, agar tidak mengutamakan keluarga menjadikan terpenting dari pada pelyanan untuk melakukan pemuridan.
Kamu akan menjadi saksiKu (Kisah Para Rasul 1 : 8 ), kata-kata Yesus yang terakhir di Bukit Zaitun mengajarkan suatu perintah sebagai pelayan Tuhan harus menjadi saksi kebenaran, dengan apa yang telah di lihat dan ajaran kebenaran yang telah di amanatkan Tuhan Yesus kepada para murid, hal ini yang seharusnya terus kita perjuangkan untuk menjadi saksi hidup melalui perkataan dan perbuatan baik maupun buruk keadaan kita harus menjadi saksi untuk memberitakan injil Allah, ketika para Rasul dipanggil untuk bersaksi, Paulus di panggil untuk bersaksi bahkan ketika ia di dera dalam penjara sekalipun mendapatkan penganiayaan tetapi ia terus bersaksi.
Rasul Paulus mendapat banyak penganiayaan ketika bersaksi tetapi ia tidak henti untuk menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati mereka supaya mereka bertekun dalam iman ( Kisah Para Rasul 14 : 22 ), ketika murid-murid yang baru menerima Tuhan Yesus harus perlu mendapat bimbingan yang harus dilakukan supaya iman tidak mengalami kemunduran dan mengalami peningkatan pertumbuhan secara rohani, agar selalu menguatkan dan menasehati mana yang perlu dan harus dilakukan bertekun dalam setiap pertemuan pendalaman Firman Tuhan.
Orang-orang yang dipilih oleh Yesus adalah orang-orang biasa penjala ikan, pemungut cukai, dan lain sebagainya. Pada saat sebelum Ia memilih orang-orang yang akan di latih, Ia berdoa sepanjang malam ( Lukas 6 : 12, 13), ketika setiap pengambilan keputusan yang akan di ambil perlu di pikirkan dengan baik, karena dampat dari keputusan dapat berakibat fatal jika hanya dipkirkan hanya sesaat Tuhan Yesus mengajarkan perlunya Tuntunan Allah di dalam doa agar bukan kehendak kita tetapi kehendak Allah yang dinyatakan, Ia berdoa semalaman betapa gesunguhan dan hal yang sangat penting karena TujuanNya ketika Tuhan Yesus sudah tidak bersama para murid, murid dapat melanjutkan amanat agungNya, Ia juga memilih setiap orang yang memiliki kesungguhan hati untuk melayani bukan karena kepintaran atau dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, bukan karena ada kecocokan dalam hubungan kekeluargaan kesamaan suku, ras dan golongan dan bukan karena orang itu baik, berstandar yang dapat kita terima tetapi orang yang mau berkorban, orang yang dinggap hina karena profesi pekerjaan tetapi di panggil Allah untuk menjadi muridnya, dengan latar belakang yang menurut Tradisi Yahudi tidak layak tetapi Tuhan Yesus memanggi kedua belas muridnya, bahkan hasilnya dari pelayanan para murid masih ada sampai sekarang.
Murid yang baru harus selalu di kuatkan dalam iman karena dengan latar belakang kepribadian yang berbeda-beda kebudayaan agama yang berbeda, dan menasehati agar selalu bertekun dalam iman antara murid yang satu dengan yang lain pasti adanya ketidak cocokan dalam hal apapunjuga perlunya ketekunan dan kesungguhan untuk saling berbagi menerima keadaan dari setiap kekurangan dan kelemahan masing-masing pribadi, untuk masuk dalam kerajaan Allah tidak hanya kemudahan yang di dapatkan tetapi kesulitan pasti akan dihadapi banyak para Rasul telah mendapat penganiayaan, Rasul Paulus telah menghadapi banyak hal yang buruk tetapi Tuhan Yesus telah menjukan kesengsaraan yang akan di hadapi, hingga saat ini kita telah di tunjukan kesengsaraan dengan melihat pengorbanan Yesus dan para murid yang lain itu yang menjadi kekuatan dalam ikutipelayanan, yang terpenting adalah saling menguatkan bukan malah kita saling menjatuhkan sesama murid hal itu yang menyebabkan hancurnya persekutuan pelayanan.
Tuhan Yesus mengatakan “ tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit “ ( Matius 9 : 37 ), Ia mengatakan hal ini melihat begitu banyak orang yang berbondong-bondong mengikutinya, tetapi jumlah para murid yang sedikit hingga kini masih banyak yang belum mendengar kabar keselamatan dikarenakan kekurangan sumberdaya yang ada untuk menjalankan amanat agung, pekerja disini bukana hanya mereka hamba Tuhan tetapi semua orang yang terlibat dalam pembinaan murid.
Tuhan Yesus mengajarkan “ karena Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang ( Markus 10 : 45 ). Tuhan Yesus mengajarkan untuk saling melayani bukan untuk dilayani, ketika Tuhan Yesus membasuh kaki para murid betapa Ia menunjukan kerendahan hati, Ia mengatakan berbuatlah demikian berarti kita diwajibkan untuk melakukan hal demikian dengan kerendahan hati tanpa melihat setatus kita Yesus adalah Raja sang pencipta tetapi mau melayani kita menghapuskan dosa kita, maka seharusnya kita mengasihi sesama dengan seluruh kemampuan kita.
Tuhan Yesus juga mendoakan kesatuan kita. Ia memohon, Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya Dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku ( Yohanes 17 : 21 ), Tuhan Yesus mengajar dasar yang kokoh kesatuan sama seperti Bapa dengan Dia, kunci yang utama suatu keberhasilan adalah kesatuan seia sekata, sepikiran, satu Roh dan satu hati sama seperti jemaat mula-mula ketika menghadapi tantangan dan ajaran sesat dibutuhkan kesatuan untuk meolak ajaran tersebut, jika tanpa kesatuan yang kokoh maka lebih mudah di hancurkan oleh ajaran dan rasul palsu yang menentang kebenaran, hilangnya kasih persaudaraan kecendrungan hilangnya kekuatan, Paulus menggambarkan kesatuan kristen dengan tubuh ( Efesus 4 : 15 – 16 ), Ia menggambarkan banyak anggota tubuh tetapi dengan fungsi dan karunia yang berbeda-beda tetapi satu kesatuaan untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan ketika salah satu anggota. Tidak berfungsi maka tujuan tidak akan tercapai secara maksimal bahkan akan terjadi kegagalan, itulah pentingnya fungsi kesatuan setiap anggota memiliki cara kerja masing-masing namun saling keterkaitan. Anggota sangsatu menopang yang sain agar terjadi keselarasan.
Tuhan Yesus mengajarkan untuk mempunyai sikap sukarela, Ia tidak membrontak ketika akan di salibkan “ Ia pergi ke Yerusalem dan mengetahui apa yang akan di hadapinya (Markus 10 : 32-32), Ia mengajarkan seorang murid harus mempunyai sikap sukarela menjadi suatu keharusan harus mempunyai semangat sama juga yang dimiliki Nabi Yesaya ketika ia memberikan diri untuk di utus menjadi alat Tuhan untum menyampaikan FirmanNya, Ia sama sekali tidak menolak tetapi memberikan seluruh tenaga, pikiran bahkan kemampuan hanya untuk Tuhan “ maka sahutku, ini aku, utuslah aku, (Yesaya 6 : 80) suatu kesungguhan yang luar biasa tapa melihat tantangan yang akan dihadapi resiko yang akan di tanggungnya tetapi dengan semangat yang luar biasa, menjadikan teladan yang sangat membangun iman rohani, ia tidak menunda waktu maupun memberikan alasan ketidak sanggupan atau menunjuk orang lain yang lebih hebat darinya, tetapi ia memberi diri untuk menjadi alat bagi Tuhan.
Rasul Paulus mengajak para murid untuk menjadi teladan, Ia mengajak Jemaat di Korintus “ jadilah pengikutKu, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus ( I Korintus 11 : 1), Ia mengajar setiap pemimpin baik dalam jemaat maupun pemuridan harus menjadi teladan agar semua murid dapat melihat sosok yang patut menjadi contoh untuk di ikuti dalam setiap karakter kpribadiannya yang berkenan kepada Tuhan melalui sikap dan perbuatan bahkan perkataan yang selalu memberikan motofasi dan membangun untuk dihargai, agar murid yang telah menjadi pengikut kita, ia juga menjadi teladan bagi murid yang lainnya.
Tuhan Yesus mempunyai teladan peka terhadap orang lain, pendekatannya dengan Zakeus (Lukas 19 : 1-10), Ia mengajarkan bagaimana cara berkomukasi, perkataan maupun sikap yang mencerminkan bahwa Yesus mengenal dari dalam hati Zakeus, bagaimana cara pendekatan, waktu yang tepat, ketika semua orang menjauhi Zakeus karena di anggap sebagi orang berdosa pemungut cukai melakukan kecurangan, tetapi Yesus melihat kesungguhan hati dan keterbukaan untuk menerima keselamatan, Yesus peka bahwa Zakeus butuh keselamatan, Yesus mengajarkan penanganan dan pendampingan setiap orang berbeda-beda, Zakeus berbeda dengan orang pada umumnya dia lebih tertutup tidak mau berbagi apa yang dimili dengan orang lain, tetapi dengan kehadiran Yesus memberi dampak perubahan ia bertobat dan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain. Ia juga mengajarkan “ hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya (Lukas 12 : 14-15), Ia mengajarkan manusia tidak dapat di selamatkan walaupun banyaknya harta ketamakan hanya akan mendatangkan kesengsaraan dan tidam menyelamatkan, kekayaan hanyalah milik dunia dan akan di tinggalkan.
Tuhan Yesus mengajarkan kepekaanNya terhadap situasi dan penanganan para murid berbeda-beda “ perlakuanNya terhadap Andreas tidak sama dengan perlakuanNya terhadap Petrus (Yohanes 4 : 2-42), pendekatan yang dilakukan berbeda-beda masing-masing murid mempunya keunikan, kelebihan, latarbelakang yang berbeda-beda, dan emosi yang berbeda-beda, Yesus peka dan tau akan kedalama isi hati para murid, sikapNya kepada murid pun berbeda cara penanganannya, bukan berarti membedakan para murid tetapi lebih kependekatan pribadi.
Rasul Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Filipi “ sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 3 : 14), Paulus mengajar kepada jemaat untuk selalu berpegang kepada injil kebenaran Kristus, setelah kita percaya Yesus adalah Tuhan dan juru selamat, tetapi tidak berhenti sampai disitu ia mengajarkan kita harus turut serta dalam ambil bagian bahkan turut menderita mengambil bagian untuk memikul salib, dihina, dianiaya, sama seperti Paulus banyak menerima tantangan menderita secara fisik, jiwanya pun terancam sering di kejar untuk dibunuh, tetapi Paulus mengatakan “ hidup adalah Kristus mati adalah keuntungan “, hal yang sunguh luar biasa, ia mengajarkan kita turut serta ambil bagian dalam penderitaan, kita diciptakan oleh Kristus, yang bertujuan kita untuk melakukan kehendakNya.
Tuhan Yesus memanggil ke dua belas muridNya dengan latar belakang yang berbeda-beda dengan pekerjaan yang kurang mendapat perhatian di kalangan masyarakat yang dianggap rendah setatus sosialnya, Rasul Petrus seorang penjala ikan di ubahkan oleh Yesus sebagai penjala manusia, yang memenangkan 3000 jiwa dalam khobah pertamanya, sungguh luar biasa setiap orang yang meberikan waktunya tenaga sepenuhnya untuk di pakai oleh Tuhan, ia juga seorang yang mau bersemangat dalam pelayanannya, ketika ia melakukan dosa dengan menyangkan Tuhan Yesus ia bertobat dengan kesungguhan hatinya, ia pekerja keras dengan menebarkan jala siang dan malam dan menuruti kata-kata Tuhan Yesus, membuktikan semangat yang luar biasa.
Bahwa segala sesuatu dikerjakan oleh Allah untuk menghasilkan kebaikan bagi kita dan untuk membentuk kita agar lebih dekat dengan teladan Kristus (Roma 8 : 28-29), Rasul Paulus mengajarkan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan siapa saja dapat di pakai Tuhan untuk menjadi alatNya, Ketika Yusuf harus di jual dan menjadi budak ia di pakai Tuhan untuk menolong keluarganya dan bangsa Israel di Tanah Mesir, mengajarkan ketika kita di dera oleh berbagai kesulitan Tuhan mengajarkan itu semua untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, Yusuf menjadi penguasa setelah mendapat tantangan di fitnahkan hal yang buruk padanya tetapi Tuhan memakai hal yang buruk menjadi kebaikan dan untuk membentuk kepribadian yang selalu mengandalkan Tuhan ketika Yusuf di dalam penjara ia tidak meninggalkan Tuhan, menghujatnya ataupun meratapi nasipnya seakan Tuhan jauh dari dirinya, tetapi ia senantiasa dekat dan berdoa kepada Tuhan dan tidak melakukan hal-hal yang tercela, ia juga tidak pendendam dengan menaruh pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah menjualnya, ia juga di bentuk dengan kepribadian yang kuat oleh Tuhan dengan menunjukan kasihnya terhadap orang yang telah menfitnahnya, bahkan kepada bangsa mesir sekalipun ia menunjukan kasihnya, ia di kenal sebagai orang yang dipakai Allah oleh bangsa yang tidak mengenal Allah sekalipun seperti bangsa mesir yang dipimpinnya dengan menunjukan kepribadian yang berkenan.
Rasul Paulus juga pernah mengalami kekecewaan karena beberapa orang yang lama besama-sama dengan dia akhirnya berpaling daripadanya ( II Timotius 4 : 10), Ia mengajarkan kepada kita segala sesuatu dapat berubah oleh karena ketidak sepahaman tentang pendapat, bahkan dapat menimbulkan perpecahan, ketika ia harus berpisah dengan Barnabas menyebabkan keretakan hubungan, bahkan para jemaat yang Paulus bina untuk melakukan pengabaran injil banyak yang berpaling kepada ajaran yang lain, ia sangat kecewa pastinya merasa gagal dalam melatih, tetapi ia mengajarkan kepada Timotius untuk selalu setia.
Rasul Petrus mengajarkan untuk selalu mempunyai ide inisiatif yang membangun, ia tidak perlu di dorong karena ia akan bertindak sendiri ia juga tidak berencana untuk menyampaiakan khotbah pada hari pentakosta tetapi ketika ada kesempatan ia berinisiatif untuk menyampaikan kabar keselamatan, ia mengajarkan pentingnya menggunakan waktu yang ada dimanasaja, kapan saja dan kepada siapa saja menyampaikan kabar kebenaran, kesempatan adalah peluang bisa jadi hal itu tidak akan terulang lagi di waktu yang akan datang, di dukung oleh ide yang berani mengambil resiko bahkan 3000 orang dimenangkan.
Tuhan Yesus mengajarkan seorang pelayan Tuhan harus memiliki sifat percaya akan dirinya sendiri, ketika berhadapan dengan para pemuka agama Yahudi di Yerusalem Ia menunjukan bahwa Ia sangat melayani













































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar