Senin, 16 Desember 2013

YANG DIPERSATUKAN TUHAN


ALASAN ORANG KRISTEN TIDAK BOLEH BERCERAI





PASAL 1
PENDAHULAN
      Dengan kemajuan zaman banyak permasalahan yang terjadi meningkatnya kebutuhan dan persoalan yang semakin bertambah mengakibatkan hubungan antara sesama menjadi kurang harmonis keluarga semakin memiliki kebutuhan yang kompleks.
Keluarga-keluarga yang tidak harmonis dan kurang komunikasi akan menyebabkan persoalan yang semakin mempersulit hubungan anggota keluarga untuk saling percaya, ada berbagai persoalan yang menyebabkan keluarga yang tidak dapat menyelesaikan persoalan rumah tangga akan terjadi perceraian.
Makalah ini akan membahas tentang alasan orang Kristen tidak boleh bercerai yang sekarang ini sering terjadi bukan hanya kepada keluarga yang bukan Kristen, tetapi keluarga Kristen yang telah mengenal Kristus dan kebenaran melakukan perceraian yang menghakibat keluarda yang akan mengalami kehancuran.
Pandangan Alkitab mengapa orang Kristen tidak boleh bercerai akan dibahas, karena yang menjadi dasar terbentuknya keluarga berdasarkan firman Tuhan, Tuhan telah memberikan firman agar hubungan manusia menjadi lebih baik, keluarga menjadi berkat bagi keluarga yang bukan Kristen menunjukan kesaksian sebagai anak-anak Allah yang telah dipersatukan.



PASAL 2
ALASAN ORANG KRISTEN TIDAK BOLEH BERCERAI

      Keluarga Kristen pemberian Tuhan yang tak ternilai harganya. Keluarga Kristen yang memegang peranan yang penting dalam memberikan pengajaran bagi pendidikan  dan dipakai gereja dalam pendidikan[1]. Organisasi dalam masyarakat adalah keluarga yang Allah telah bentuk, keluarga pertama ketika Adam dan Hawa disatukan oleh Allah untuk saling menolong dan menjaga dan memelihara yang telah dipercayakan oleh Allah kepada manusia, keluarga bertujuan untuk mendidik anggota keluarga anak-anak dan anggota keluarga merupakan komunitas kecil yang Allah telah bentuk, anak angkat sekalipun harus menjadi bagian dari keluarga, gereja berfungsi untuk mendidik dan mengarahkan keluarga  agar hidup dengan kerukunan.
Gereja memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dalam keluarga mendampingi, menjaga agar terus termonitor perkembangan keluarga sebelum terjadi persoalan yang sulit diatasi keluarga yang mengalami persoalan, gereja harus sering mendoakan dalam keluarga, peranan gereja sangat penting untuk menjaga agar jemaat tetap utuh.
Tuhan Yesus hidup dan bertumbuh dalam keluarga yang takut akan Tuhan Yusuf yang tulus hati tidak menceraikan Maria yang telah mengandung dari Roh Kudus, Yusuf taat dengan firman yang disampaikan malaikat untuk tidak menceraikan Maria, karena anak yang dikandung bukan dari benih manusia, menunjukan keluarga harus melakukan hubungan yang baik dengan Tuhan agar mengerti maksud Tuhan dalam kehidupan keluarga dan setiap orang yang tinggal dalam keluarga.
Keluarga yang kurang memiliki hubungan dengan Tuhan mudah akan tergoda dengan berbagai macam persoalan yang akan mengahancurkan keutuhan sebuah keluarga, membutuhkan ibadah dalam keluarga untuk memberikan motifasi saling menguatkan dengan sesama anggota keluarga agar terjalin komunikasi yang baik, keluarga yang hidup bergaul dengan Tuhan akan menjadi berkat, keluarga Abraham yang menjadi bapa segala bangsa menjadi berkat bagi semua bangsa dengan kedekatannya dengan Tuhan.
Keluarga menjadi tempat harapan bagi anak-anak dan anggota keluarga yang lain yang mendidik dan mengajarkan kebenaran dan kasih, keluarga tidak dapat digantikan untuk mendidik, karena orangtua dan anak-anak memiliki hubungan yang sangat erat yang tidak dapat dipisahkan dengan lembaga yang lain, anak akan lebih menyukai orang tua sendiri dari pada orang lain.
Dalam keluarga yang menjadi peranan yang penting untuk keberlanjutan lembaga yang kecil yang Allah telah bentuk, yaitu orangtua suami dan istri yang menjadi teladan yang dilihat oleh anak-anak, sikap perkataan dan perbuatan harus dapat dipertanggungjawabkan, orangtua yang memiliki kecintaan kepada anak-anak akan memperhatikan hubungan yang baik yang tidak menyebabkan perceraian yang
Keluarga yang tidak adanya komunikasi dan tidak saling mempercayai mengakibatkan jarak antara suami dan istri, persoalan terjadi karena timbulnya kecurigaan dan tidak saling mempercayai, pertengkaran dan keegoisan akan terjadi bahkan akan mengakibatkan tindak kekerasan yang berlebihan dan tidak dapat terkontrol yang terjadi hanya penyesalan.
Alkitab sangat mempertegas agar kelurga Kristen yang telah ditetapkan Tuhan untuk tidak melakukan peceraian yang dilarang oleh Allah yang telah mempersatukan pasangan rumah tangga antara suami dan istri yang telah ditetapkan Tuhan agar menjadi berkat bagi orang lain yang belum mengenal Kristus.
Pernah dikatakan bahwa Allah menyelamatkan segenap keluarga, yang menjadi dasar Alkitabiah, misalnya : Nuh yang membangun sebuah bahtera untuk keselamatan seisi rumah tangganya (Kejadian 7 : 1; Ibrani 11:7), kepala penjara di Filipi yang diselamatkan bersama seisi rumahnya (Kisah Para Rasul 16:31). Petunjuk untuk paskah-lambang agung keselamatan-kelepasan dalam perjanjian lama-menetapkan seekor anak domba untuk seisi rumah tangga (Keluaran 12:3)[2]. Keluarga yang mendengarkan tuntunan Tuhan menjadi berkat bagi orang lain terutama untuk keluarga sendiri, Tuhan sangat tidak menghendaki perceraian dalam keluarga, tentunya ketika perceraian terjadi keluarga akan mengalami kurangnya kesetiaan kepada sesama anggota tidak lagi saling memperhatikan kebutuhan
Orang yang tidak mengenal Kristus jika mendengar dan melihat kerukunan keluarga Kristen mereka dapat menerima Kristus dan ingin meneladani sikap keluarga Kristen yang penuh keharmonisan. Kepala penjara di Filipi seluruh anggota keluarga menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat, karena melihat ketaatan dan keberanian rasul Petrus yang di sertai Tuhan ketika berada di Penjara. Banyak terjadi perceraian dikeluarga Kristen yang disebabkan berbagai hal, saling mempersalahkan antara suami istri, mempertahankan pendapat dan keinginan yang menyebabkan perpecahan dalam keluarga, harus dihindari sikap yang mengakibatkan konflik.
Suami dan istri harus secara tetap menghindari bencana dari janji-janji yang tidak ditepati. Bahkan kegiatan-kegiatan bermanfaat dan menyenangkan menjadi kehancuran ketika mereka memakai sisa tenaga atau saat-saat luang yang tersisa hari itu[3]. Kekagalan keluarga kurangnya menggunakan waktu dengan Tuhan lebih menyenangkan anggota keluarga dengan kegiatan-kegiatan yang untuk memuaskan keinginan dan melupakan saat ibadah dengan keluarga, waktu terus berjalan jika digunakan dengan hal yang tidak bermanfaat bagi Tuhan. Keluarga akan mudah mengalami permasalahan dan tidak  terselesaikan karena tidak mengandalkan Roh Kudus yang menuntun hubungan dalam keluarga.
Keluarga ciptaan Allah “dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, di bangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu (Kej 2 : 22).  Allah menciptakan pendamping yang sepadan bagi manusia yaitu Hawa membawa kepada Adam, rumah tangga tidak terjadi tanpa rencana Allah, Ia yang mengetahui segala sesuatu menyediakan pendamping yang sepadan bagi setiap orang yang percaya, Allah memilih yang terbaik yang sesuai dengan kehendak-Nya ketika memberikan Istri kepada suami sebagai penolong, Perceraian terjadi ketika orang hanya ingin memuaskan kehendaknya tanpa mengerti maksud Tuhan yang menyediakan, pernikahan yang didasari sebuah paksaan tentunya dalam rumah tangga tidak akan memiliki kedamian dan kesejahtraan tidak berdasarkan kasih.
Orang Kristen tentunya berbeda dengan kepercayaan yang lain yang tidak melarang dengan perceraian dan mengijinkan untuk poligami, dan pernikahan yang sejenis terjadi dinegara-negara berkembang dan modern.  Alkitab dengan jelas tidak mengijinkan perceraian terjadi dalam keluarga Kristen, Tuhan memerintahkan untuk mengasihi keluarga seorang suami kepada istri dan anak-anak sebagai anugrah dari Tuhan untuk dijaga dan dipelihara kehidupannya dan menjadi saksi untuk memberitakan injil
Pada zaman nabi Musa ia mengajarkan untuk tidak menceraikan istrinya, tetapi dikarenakan kekerasan hati bangsa Israel Musa memberitahukan untuk memberikan ijin bercerai karena berzinah, istri yang melakukan perzinahan harus diceraikan oleh suami dan boleh menikah dengan perempuan yang lain, istri yang melakukan perinahan dengan orang lain dan menikah dengan orang tersebut, maka keduanya melakukan perzinahan, hal demikian yang dilarang oleh Tuhan, oleh dari itu pentingnya hidup dengan saling menerima antara yang satu dengan yang lain dan saling  mendukung dalam keluarga.
Tuhan Yesus sangat melarang dengan tegas tentang perceraian “Setiap suami yang menceraikan istrinya dan menikah dengan perempuan lain berzinah, dan laki-laki yang menikah dengan istri yang telah diceraikan oleh suaminya berzinah “ (Lukas 16 :18)[4]. Pernikahan bukan dipadang sebagai pertemuan yang sesaat Tuhan Yesus sangat dengan tegas menentang peraturan yang dilakukan orang Yahudi dengan percerian yang terjadi.
Menurut hukum Romawi dan Helenis pada waktu itu percerian boleh dilakukan pada prinsipnya oleh kedua belah pihak, baik oleh seorang suami maupunoleh seorang istri (semula bahkan ayahnya). Perceraian, sebagaimana pernikahan pada umumnya, setelah menceraikan dengan cara yang sederhana, suami akan mengusir istrinya keluar dari rumah dan tidak mendapat warisan. Kegiatan yang dilakukan dan tradisi yang salah sangat mendapat teguran dari Tuhan Yesus dan Alkitab hingga pada saat ini menjelaskan bagaimana agar tidak terjadinya perceraian dan tidak terjadi tindak kekerasan pada orang yang lemah.
Allah membenci dosa perceraian (Maleakhi 2 : 16). Namun, Allah mengasihi mereka yang diceraikan. Dia akan membalas dan memulihkannya. Perceraian adalah pelanggaran terhadap kesepakatan yang di dalamnya melibatkan Allah. Perceraian mempengaruhi benih Ilahi[5]. Setiap rumah tangga yang terjadi ada oleh karena kehendah Allah di dalamnya, ketika dua orang dipersatukan dalam pernikahan, Allah menjadi pihak ketiga dalam perjanjiann yang mereka perbuat, ketika dua orang telah dipersatukan menjadi satu karena ikatan pernikahan yang sah Tuhan menjadi pihak kedua, karena suami istri telah menjadi satu, janji yang telah di ikrarkan dihadapan pendeta tentunya juga dihadapan Tuhan yang menjadikan manusia sungguh amat baik, manusia diberikan pasangan yang sepadan untuk saling melengkapi.
Penceraian sangat dilarang oleh Allah karena dalam pernikahan dankeluarga tentunya akan mendapatkan anugrah dan kepercaya bagi yang memiliki anak, anak adalah titipan Tuhan untuk dirawat dan dijaga sebagai bentuk tanggungjawab keluarga kepada Tuhan, jika keluarga bercerai tentunya masa depan anak menjadi tidak terjaga, anak akan mendapat pengaruh lingkungan teman-teman dan orang yang tidak bertanggungjawab, terjadinya banyak tindak kekerasan kepada anak, karena kurang perhatian terhadap anak oleh keluarga, anak-anak melakukan tindakan criminal, orangtua akan sibuk dengan urusan pekerjaan sendiri-sendiri dan anak akan mencari perlindungan dari orang lain dan anak sangat membenci orang tua yang bercerai, anak akan mendapatkan ejekan dari teman-teman karena keluarga yang bermasalah, orangtua yang sering tidak ada kebersamaan dan keharmonisan menyababkan tempat untuk berkomunikasi bagi anak tidak ada.

Allah mempunyai Tujuan dalam setiap kejadian termasuk di dalamnya pernikahan yang terjadi, dalam perkawinan Kristiani, pasangan hidup itu harus dilihat sebagai milik Allah yang dipercayakan, istri kepada suami untuk dikasihi dan suami untuk istri dan untuk di hormati (Efesus 5 :33)[6]. Perceraian sangat dilarang oleh Allah, karena apa yang telah ada bagi manusia sungguh amat baik, suami dan istri ada karena Allah, ada tujuan dalam semua yang terjadi, suami harus mengasihi, karena istri tidak dapat melakukan sendiri untuk segala sesuatunya tanpa ada orang lain yang menopang, manusia diciptakan untuk menghormati dan menghargai orang lain peduli dengan orang lain untuk saling menghormati, apapun keadaan dan kekurangan suami sebagai istri penting untuk menghormati sesuai dengan Alkitab, pernikahan mempunyai tujuan untuk saling menopang dalam pelayanan.
Perjanjian lama menuliskan banyak kisah yang mengungkapkan antara suami dan istri saling melayani dan melengkapi, Abraham dan Sarah sebagai teladan ketaatan kepada Allah dan menjadi berkat bagi banyak bangsa, Allah mempunyai misi dalam setiap keluarga untuk menjadi berkat bagi orang lain termasuk keluarga yang tidak mengenal Kritus, keluarga yang memiliki komitmen untuk mejaga kehidupan yang selalu dengan kerukunan akan menunjukan keluarga yang takut kepada Tuhan
Allah mempercayakan kepada suami istri segala sesuatu yang Ia telah rencanakan, karena bumi dan segala isinya adalah milik Allah (Mazmur 24 :1). Dalam keluarga Allah memberikan berkat untuk dikelola dan digunakan memberkati orang lain yang harus dijaga, banyak terjadi perceraian yang menyebabkan pembunuhan karena pembagian harta benda antara suami dan istri mengenai siapa yang berhar atas harta dalam keluarga. Allah tidak menghendaki perceraian karena berakibat bukan hanya kepada keluarga antara suami dan istri, tetapi lebih luas dapat emngakibatkan anak-anak menerima dampak, anak tidak mengerti permasalahan yang terjadi, anak tidak sekolah karena tidak memiliki biaya, warisan yang dapat menyebabkan perpecahan antara keluarga suami dan keluarga istri, yang seharusnya harta yang menjadi titipan Tuhan untuk menjadi berkat bukan menyebabkan permasalahan karena perceraian yang terjadi dalam keluarga.
Dalam perjanjian lama dijelaskan ketika ketika Musa membawa keluar bangsa Israel menuju tanah Kanaan mertua Musa orang Median yaitu Yitro menolong Musa untuk mengarah, bagaimana ia yang harus memimpin bangsa yang sangat banyak kurang lebih dua juta orang, teladan dari seorang bapak yang menasehati anaknya, Musa tidak meninggalkan keluarga, tetapi bagaimana ia menunjukan dan memiliki tanggung jawab kepada keluarga, Musa menghargai panggilan Tuhan yang diberikan dan selalu taat, seorang Kristen yang baik harus memiliki tanggungjawab kepada keluarga, tidak menceraikan begitu saja kepada istri ketika mementingkan pelayanan, tetapi Tuhan berkata kasihilah istrimu, menunjukan perintah yang tidak boleh dilanggar. Pentingnya dalam keluarga seorang yang member arahan kepada keluarga seperti yang dilakukan oleh mertua Musa.

PASAL 3
KESIMPULAN

      Percerian tidak akan menyelesaikan masalah ketika orang Kristen sudah merasa tidak bertahan dalam keluarga yang mengalami konflik dan merasa tidak ada jalan keluar, soerang Kriten yang seharus menjadi teladan dalam menghadapi konflik dalam rumah tangga dan menaruh harapan kepada Tuhan Yesus.
Perceraian hanya akan memberikan dampak ketika keluarga mengambil keputusan tidak hidup dalam kebersamaan, anak-anak menjadi akibat dari perceraian, hubungan antara keluarga suami dan istri akan tidak bersahabat, harta dalam perceraian sering menimbulkan permasalahan.
Tuhan sangat tidak menghendaki adanya perceraian yang dilakukan manusia, pernikahan terjadi karena Tuhan yang bekerja dalam setiap hubungan antara suami dan istri yang telah dipersatukan Tuhan, dalam keluarga ada rencaya yang telah Tuhan tetapkan untuk dilakukan bukan untuk digagalkan.
Tuhan menghendaki adanya hubungan dengan Tuhan agar tidak adanya konflik yang terjadi dalam rumah tangga Kriten yang seharusnya menjadi teladan bagi orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, keluarga yang takut akan Tuhan tentunya keluarga yang menjadi berkat pelalui perkataan dan perbuatan yang berkenan kepada Allah yang membentuk keluarga sejak zaman dahulu kala.
     
        
           
DAFTAR PUSTAKA

Christenson, Larry, Keluarga Kristen, Semarang : Yayasan Persekutuan Betania, 1970

Dobson, Dr. James, Memantapkan Kehidupan Keluarga, Pen. C. Th. Enni Sasanti, S.P., Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1995

Daugherty, Billy Joe, Pernikahan yang kokoh, Pen. Rosa Evaquarta, Jakarta : Metanoia Publishing, 2001

Homrighausen, Dr.E.G. dan Dr. I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004

Kussoy,  Drs. J., Menuju kebahagiaan Kristiani dalam perkawinan, Malang : Yayasan Gandum Mas, 2001

Schafer, Ruth dan Frehia Aprilyn Ross, Bercerai Boleh atau tidak, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012




             
           



           






           

   
               
           
           
                    
           

           
             






Tidak ada komentar:

Posting Komentar