ALASAN
ORANG KRISTEN TIDAK BOLEH BERCERAI
PASAL 1
PENDAHULAN
Dengan kemajuan zaman banyak
permasalahan yang terjadi meningkatnya kebutuhan dan persoalan yang semakin
bertambah mengakibatkan hubungan antara sesama menjadi kurang harmonis keluarga
semakin memiliki kebutuhan yang kompleks.
Keluarga-keluarga yang tidak harmonis dan kurang komunikasi
akan menyebabkan persoalan yang semakin mempersulit hubungan anggota keluarga
untuk saling percaya, ada berbagai persoalan yang menyebabkan keluarga yang
tidak dapat menyelesaikan persoalan rumah tangga akan terjadi perceraian.
Makalah ini akan membahas tentang alasan orang Kristen
tidak boleh bercerai yang sekarang ini sering terjadi bukan hanya kepada
keluarga yang bukan Kristen, tetapi keluarga Kristen yang telah mengenal
Kristus dan kebenaran melakukan perceraian yang menghakibat keluarda yang akan
mengalami kehancuran.
Pandangan Alkitab mengapa orang Kristen tidak boleh
bercerai akan dibahas, karena yang menjadi dasar terbentuknya keluarga
berdasarkan firman Tuhan, Tuhan telah memberikan firman agar hubungan manusia
menjadi lebih baik, keluarga menjadi berkat bagi keluarga yang bukan Kristen
menunjukan kesaksian sebagai anak-anak Allah yang telah dipersatukan.
PASAL 2
ALASAN
ORANG KRISTEN TIDAK BOLEH BERCERAI
Keluarga Kristen pemberian Tuhan yang tak
ternilai harganya. Keluarga Kristen yang memegang peranan yang penting dalam
memberikan pengajaran bagi pendidikan
dan dipakai gereja dalam pendidikan[1].
Organisasi dalam masyarakat adalah keluarga yang Allah telah bentuk, keluarga
pertama ketika Adam dan Hawa disatukan oleh Allah untuk saling menolong dan
menjaga dan memelihara yang telah dipercayakan oleh Allah kepada manusia,
keluarga bertujuan untuk mendidik anggota keluarga anak-anak dan anggota
keluarga merupakan komunitas kecil yang Allah telah bentuk, anak angkat
sekalipun harus menjadi bagian dari keluarga, gereja berfungsi untuk mendidik
dan mengarahkan keluarga agar hidup
dengan kerukunan.
Gereja memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dalam
keluarga mendampingi, menjaga agar terus termonitor perkembangan keluarga
sebelum terjadi persoalan yang sulit diatasi keluarga yang mengalami persoalan,
gereja harus sering mendoakan dalam keluarga, peranan gereja sangat penting
untuk menjaga agar jemaat tetap utuh.
Tuhan Yesus hidup dan bertumbuh dalam keluarga yang takut akan Tuhan
Yusuf yang tulus hati tidak menceraikan Maria yang telah mengandung dari Roh
Kudus, Yusuf taat dengan firman yang disampaikan malaikat untuk tidak
menceraikan Maria, karena anak yang dikandung bukan dari benih manusia,
menunjukan keluarga harus melakukan hubungan yang baik dengan Tuhan agar
mengerti maksud Tuhan dalam kehidupan keluarga dan setiap orang yang tinggal
dalam keluarga.
Keluarga yang kurang memiliki hubungan dengan Tuhan mudah akan tergoda
dengan berbagai macam persoalan yang akan mengahancurkan keutuhan sebuah
keluarga, membutuhkan ibadah dalam keluarga untuk memberikan motifasi saling
menguatkan dengan sesama anggota keluarga agar terjalin komunikasi yang baik,
keluarga yang hidup bergaul dengan Tuhan akan menjadi berkat, keluarga Abraham
yang menjadi bapa segala bangsa menjadi berkat bagi semua bangsa dengan
kedekatannya dengan Tuhan.
Keluarga menjadi tempat harapan bagi anak-anak dan anggota keluarga yang
lain yang mendidik dan mengajarkan kebenaran dan kasih, keluarga tidak dapat
digantikan untuk mendidik, karena orangtua dan anak-anak memiliki hubungan yang
sangat erat yang tidak dapat dipisahkan dengan lembaga yang lain, anak akan
lebih menyukai orang tua sendiri dari pada orang lain.
Dalam keluarga yang menjadi peranan yang penting untuk keberlanjutan
lembaga yang kecil yang Allah telah bentuk, yaitu orangtua suami dan istri yang
menjadi teladan yang dilihat oleh anak-anak, sikap perkataan dan perbuatan
harus dapat dipertanggungjawabkan, orangtua yang memiliki kecintaan kepada
anak-anak akan memperhatikan hubungan yang baik yang tidak menyebabkan
perceraian yang
Keluarga yang tidak adanya komunikasi dan tidak saling mempercayai
mengakibatkan jarak antara suami dan istri, persoalan terjadi karena timbulnya
kecurigaan dan tidak saling mempercayai, pertengkaran dan keegoisan akan
terjadi bahkan akan mengakibatkan tindak kekerasan yang berlebihan dan tidak
dapat terkontrol yang terjadi hanya penyesalan.
Alkitab sangat mempertegas agar kelurga Kristen yang telah ditetapkan
Tuhan untuk tidak melakukan peceraian yang dilarang oleh Allah yang telah
mempersatukan pasangan rumah tangga antara suami dan istri yang telah
ditetapkan Tuhan agar menjadi berkat bagi orang lain yang belum mengenal
Kristus.
Pernah dikatakan bahwa Allah menyelamatkan segenap keluarga, yang menjadi
dasar Alkitabiah, misalnya : Nuh yang membangun sebuah bahtera untuk
keselamatan seisi rumah tangganya (Kejadian 7 : 1; Ibrani 11:7), kepala penjara
di Filipi yang diselamatkan bersama seisi rumahnya (Kisah Para Rasul 16:31).
Petunjuk untuk paskah-lambang agung keselamatan-kelepasan dalam perjanjian
lama-menetapkan seekor anak domba untuk seisi rumah tangga (Keluaran 12:3)[2].
Keluarga yang mendengarkan tuntunan Tuhan menjadi berkat bagi orang lain
terutama untuk keluarga sendiri, Tuhan sangat tidak menghendaki perceraian
dalam keluarga, tentunya ketika perceraian terjadi keluarga akan mengalami
kurangnya kesetiaan kepada sesama anggota tidak lagi saling memperhatikan
kebutuhan
Orang yang tidak mengenal Kristus jika mendengar dan melihat kerukunan
keluarga Kristen mereka dapat menerima Kristus dan ingin meneladani sikap
keluarga Kristen yang penuh keharmonisan. Kepala penjara di Filipi seluruh
anggota keluarga menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat, karena melihat
ketaatan dan keberanian rasul Petrus yang di sertai Tuhan ketika berada di
Penjara. Banyak terjadi perceraian dikeluarga Kristen yang disebabkan berbagai
hal, saling mempersalahkan antara suami istri, mempertahankan pendapat dan
keinginan yang menyebabkan perpecahan dalam keluarga, harus dihindari sikap
yang mengakibatkan konflik.
Suami dan istri harus secara tetap menghindari bencana dari janji-janji
yang tidak ditepati. Bahkan kegiatan-kegiatan bermanfaat dan menyenangkan
menjadi kehancuran ketika mereka memakai sisa tenaga atau saat-saat luang yang
tersisa hari itu[3].
Kekagalan keluarga kurangnya menggunakan waktu dengan Tuhan lebih menyenangkan
anggota keluarga dengan kegiatan-kegiatan yang untuk memuaskan keinginan dan
melupakan saat ibadah dengan keluarga, waktu terus berjalan jika digunakan
dengan hal yang tidak bermanfaat bagi Tuhan. Keluarga akan mudah mengalami
permasalahan dan tidak terselesaikan
karena tidak mengandalkan Roh Kudus yang menuntun hubungan dalam keluarga.
Keluarga ciptaan Allah “dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari
manusia itu, di bangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia
itu (Kej 2 : 22). Allah menciptakan
pendamping yang sepadan bagi manusia yaitu Hawa membawa kepada Adam, rumah
tangga tidak terjadi tanpa rencana Allah, Ia yang mengetahui segala sesuatu
menyediakan pendamping yang sepadan bagi setiap orang yang percaya, Allah
memilih yang terbaik yang sesuai dengan kehendak-Nya ketika memberikan Istri
kepada suami sebagai penolong, Perceraian terjadi ketika orang hanya ingin
memuaskan kehendaknya tanpa mengerti maksud Tuhan yang menyediakan, pernikahan
yang didasari sebuah paksaan tentunya dalam rumah tangga tidak akan memiliki
kedamian dan kesejahtraan tidak berdasarkan kasih.
Orang Kristen tentunya berbeda dengan kepercayaan yang lain yang tidak
melarang dengan perceraian dan mengijinkan untuk poligami, dan pernikahan yang
sejenis terjadi dinegara-negara berkembang dan modern. Alkitab dengan jelas tidak mengijinkan
perceraian terjadi dalam keluarga Kristen, Tuhan memerintahkan untuk mengasihi
keluarga seorang suami kepada istri dan anak-anak sebagai anugrah dari Tuhan
untuk dijaga dan dipelihara kehidupannya dan menjadi saksi untuk memberitakan injil
Pada zaman nabi Musa ia mengajarkan untuk tidak menceraikan istrinya,
tetapi dikarenakan kekerasan hati bangsa Israel Musa memberitahukan untuk
memberikan ijin bercerai karena berzinah, istri yang melakukan perzinahan harus
diceraikan oleh suami dan boleh menikah dengan perempuan yang lain, istri yang
melakukan perinahan dengan orang lain dan menikah dengan orang tersebut, maka
keduanya melakukan perzinahan, hal demikian yang dilarang oleh Tuhan, oleh dari
itu pentingnya hidup dengan saling menerima antara yang satu dengan yang lain
dan saling mendukung dalam keluarga.
Tuhan Yesus sangat melarang dengan tegas tentang perceraian “Setiap suami
yang menceraikan istrinya dan menikah dengan perempuan lain berzinah, dan
laki-laki yang menikah dengan istri yang telah diceraikan oleh suaminya
berzinah “ (Lukas 16 :18)[4].
Pernikahan bukan dipadang sebagai pertemuan yang sesaat Tuhan Yesus sangat
dengan tegas menentang peraturan yang dilakukan orang Yahudi dengan percerian
yang terjadi.
Menurut hukum Romawi dan Helenis pada waktu itu percerian boleh dilakukan
pada prinsipnya oleh kedua belah pihak, baik oleh seorang suami maupunoleh
seorang istri (semula bahkan ayahnya). Perceraian, sebagaimana pernikahan pada
umumnya, setelah menceraikan dengan cara yang sederhana, suami akan mengusir
istrinya keluar dari rumah dan tidak mendapat warisan. Kegiatan yang dilakukan
dan tradisi yang salah sangat mendapat teguran dari Tuhan Yesus dan Alkitab
hingga pada saat ini menjelaskan bagaimana agar tidak terjadinya perceraian dan
tidak terjadi tindak kekerasan pada orang yang lemah.
Allah
membenci dosa perceraian (Maleakhi 2 : 16). Namun, Allah mengasihi mereka yang
diceraikan. Dia akan membalas dan memulihkannya. Perceraian adalah pelanggaran
terhadap kesepakatan yang di dalamnya melibatkan Allah. Perceraian mempengaruhi
benih Ilahi[5]. Setiap rumah tangga yang
terjadi ada oleh karena kehendah Allah di dalamnya, ketika dua orang
dipersatukan dalam pernikahan, Allah menjadi pihak ketiga dalam perjanjiann
yang mereka perbuat, ketika dua orang telah dipersatukan menjadi satu karena
ikatan pernikahan yang sah Tuhan menjadi pihak kedua, karena suami istri telah
menjadi satu, janji yang telah di ikrarkan dihadapan pendeta tentunya juga
dihadapan Tuhan yang menjadikan manusia sungguh amat baik, manusia diberikan
pasangan yang sepadan untuk saling melengkapi.
Penceraian
sangat dilarang oleh Allah karena dalam pernikahan dankeluarga tentunya akan
mendapatkan anugrah dan kepercaya bagi yang memiliki anak, anak adalah titipan
Tuhan untuk dirawat dan dijaga sebagai bentuk tanggungjawab keluarga kepada
Tuhan, jika keluarga bercerai tentunya masa depan anak menjadi tidak terjaga,
anak akan mendapat pengaruh lingkungan teman-teman dan orang yang tidak
bertanggungjawab, terjadinya banyak tindak kekerasan kepada anak, karena kurang
perhatian terhadap anak oleh keluarga, anak-anak melakukan tindakan criminal,
orangtua akan sibuk dengan urusan pekerjaan sendiri-sendiri dan anak akan
mencari perlindungan dari orang lain dan anak sangat membenci orang tua yang
bercerai, anak akan mendapatkan ejekan dari teman-teman karena keluarga yang
bermasalah, orangtua yang sering tidak ada kebersamaan dan keharmonisan
menyababkan tempat untuk berkomunikasi bagi anak tidak ada.
Allah mempunyai
Tujuan dalam setiap kejadian termasuk di dalamnya pernikahan yang terjadi,
dalam perkawinan Kristiani, pasangan hidup itu harus dilihat sebagai milik
Allah yang dipercayakan, istri kepada suami untuk dikasihi dan suami untuk
istri dan untuk di hormati (Efesus 5 :33)[6]. Perceraian
sangat dilarang oleh Allah, karena apa yang telah ada bagi manusia sungguh amat
baik, suami dan istri ada karena Allah, ada tujuan dalam semua yang terjadi,
suami harus mengasihi, karena istri tidak dapat melakukan sendiri untuk segala
sesuatunya tanpa ada orang lain yang menopang, manusia diciptakan untuk
menghormati dan menghargai orang lain peduli dengan orang lain untuk saling
menghormati, apapun keadaan dan kekurangan suami sebagai istri penting untuk
menghormati sesuai dengan Alkitab, pernikahan mempunyai tujuan untuk saling
menopang dalam pelayanan.
Perjanjian
lama menuliskan banyak kisah yang mengungkapkan antara suami dan istri saling
melayani dan melengkapi, Abraham dan Sarah sebagai teladan ketaatan kepada
Allah dan menjadi berkat bagi banyak bangsa, Allah mempunyai misi dalam setiap
keluarga untuk menjadi berkat bagi orang lain termasuk keluarga yang tidak
mengenal Kritus, keluarga yang memiliki komitmen untuk mejaga kehidupan yang
selalu dengan kerukunan akan menunjukan keluarga yang takut kepada Tuhan
Allah
mempercayakan kepada suami istri segala sesuatu yang Ia telah rencanakan,
karena bumi dan segala isinya adalah milik Allah (Mazmur 24 :1). Dalam keluarga
Allah memberikan berkat untuk dikelola dan digunakan memberkati orang lain yang
harus dijaga, banyak terjadi perceraian yang menyebabkan pembunuhan karena
pembagian harta benda antara suami dan istri mengenai siapa yang berhar atas
harta dalam keluarga. Allah tidak menghendaki perceraian karena berakibat bukan
hanya kepada keluarga antara suami dan istri, tetapi lebih luas dapat
emngakibatkan anak-anak menerima dampak, anak tidak mengerti permasalahan yang
terjadi, anak tidak sekolah karena tidak memiliki biaya, warisan yang dapat
menyebabkan perpecahan antara keluarga suami dan keluarga istri, yang
seharusnya harta yang menjadi titipan Tuhan untuk menjadi berkat bukan
menyebabkan permasalahan karena perceraian yang terjadi dalam keluarga.
Dalam
perjanjian lama dijelaskan ketika ketika Musa membawa keluar bangsa Israel
menuju tanah Kanaan mertua Musa orang Median yaitu Yitro menolong Musa untuk
mengarah, bagaimana ia yang harus memimpin bangsa yang sangat banyak kurang
lebih dua juta orang, teladan dari seorang bapak yang menasehati anaknya, Musa
tidak meninggalkan keluarga, tetapi bagaimana ia menunjukan dan memiliki
tanggung jawab kepada keluarga, Musa menghargai panggilan Tuhan yang diberikan
dan selalu taat, seorang Kristen yang baik harus memiliki tanggungjawab kepada
keluarga, tidak menceraikan begitu saja kepada istri ketika mementingkan pelayanan,
tetapi Tuhan berkata kasihilah istrimu, menunjukan perintah yang tidak boleh
dilanggar. Pentingnya dalam keluarga seorang yang member arahan kepada keluarga
seperti yang dilakukan oleh mertua Musa.
PASAL 3
KESIMPULAN
Percerian
tidak akan menyelesaikan masalah ketika orang Kristen sudah merasa tidak
bertahan dalam keluarga yang mengalami konflik dan merasa tidak ada jalan
keluar, soerang Kriten yang seharus menjadi teladan dalam menghadapi konflik
dalam rumah tangga dan menaruh harapan kepada Tuhan Yesus.
Perceraian
hanya akan memberikan dampak ketika keluarga mengambil keputusan tidak hidup
dalam kebersamaan, anak-anak menjadi akibat dari perceraian, hubungan antara
keluarga suami dan istri akan tidak bersahabat, harta dalam perceraian sering
menimbulkan permasalahan.
Tuhan sangat
tidak menghendaki adanya perceraian yang dilakukan manusia, pernikahan terjadi
karena Tuhan yang bekerja dalam setiap hubungan antara suami dan istri yang
telah dipersatukan Tuhan, dalam keluarga ada rencaya yang telah Tuhan tetapkan
untuk dilakukan bukan untuk digagalkan.
Tuhan
menghendaki adanya hubungan dengan Tuhan agar tidak adanya konflik yang terjadi
dalam rumah tangga Kriten yang seharusnya menjadi teladan bagi orang yang belum
percaya kepada Tuhan Yesus, keluarga yang takut akan Tuhan tentunya keluarga
yang menjadi berkat pelalui perkataan dan perbuatan yang berkenan kepada Allah
yang membentuk keluarga sejak zaman dahulu kala.
DAFTAR
PUSTAKA
Christenson, Larry, Keluarga Kristen, Semarang : Yayasan
Persekutuan Betania, 1970
Dobson, Dr. James, Memantapkan Kehidupan Keluarga, Pen. C.
Th. Enni Sasanti, S.P., Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1995
Daugherty, Billy Joe, Pernikahan yang kokoh, Pen. Rosa
Evaquarta, Jakarta : Metanoia Publishing, 2001
Homrighausen, Dr.E.G. dan Dr. I.H. Enklaar, Pendidikan
Agama Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004
Kussoy, Drs. J.,
Menuju kebahagiaan Kristiani dalam perkawinan, Malang : Yayasan Gandum Mas,
2001
Schafer, Ruth dan Frehia Aprilyn Ross, Bercerai Boleh atau
tidak, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar