TELADAN TUHAN YESUS SEBAGAI GURU AGUNG
SEKOLAH MINGGU
PASAL I
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang tentunya banyak
orang menjadi guru untuk dapat menolong orang lain, gereja memiliki peranan
yang sangat penting untuk mengadakan digereja melalui pendidikan di sekolah
menjadi sarana wadah yang tepat dalam mendidik anak-anak yang membutuhkan
pendidikan agar terbentuknya karakter yang baik untuk menjadi teladan bagi
orang lain.
Makalah ini akan membahas tentang
teladan Tuhan Yesus sebagai guru yang angung dalam sekolah minggu, dengan metode
yang digunakan oleh Tuhan Yesus ketika dalam dunia menyelamatkan umat manusia
dari dosa, Ia yang adalah Tuhan juga mengajar sebagai guru kepada murid-murid
yang dipilihnya dari berbagai karakter dan latar belakang kehidupan yang
berbeda-beda.
Pengajaran yang ditunjukan oleh
Tuhan Yesus dalam mengajar akan menjadi penolong bagi setiap orang yang
melayani dalam sekolah minggu, sikap seorang guru sekolah minggu sangat penting
untuk dapat diterima pengajaran dan teladan yang diberikan kepada murid, Tuhan Yesus
menunjukan teladan guru yang agung ketika membuktikan apa yang dikatakan dengan
kasih kepada dunia, ketika mati dikayu salib membuktikan pengorbanan untuk
semua orang berdosa, Ia sendiri menerapkan apa yang diajarkan dan disampaikan,
melalui makalah ini dapat mengerti dan meneladani Tuhan Yesus sebagai guru yang
agung terutama dalam gereja melalui pendidikan sekolah minggu.
PASAL II
TELADAN TUHAN YESUS SEBAGAI GURU AGUNG
SEKOLAH MINGGU
Tuhan
Yesus Kristus disebut guru agung karena pengajaran-Nya disertai dengan kuasa
dan mujizat, dan hubungan antar sesama menekankan kasih (Matius 22:37-40)
merupakan ajaran yang luar biasa tiada bandingannya inti dari pengajaran-Nya
berpusatkan diri-Nya sendiri[1].
Selama menjadi manusia tinggal diantara manusia dan mengajarkan teladan yang
luar biasa yaitu mengajar para murid, Tuhan Yesus membenarkan panggilan para
murid bahwa diri-nya guru dan Tuhan, Nikodemus guru agama orang Yahudi mengakui
Tuhan Yesus adalah guru yang agung, untuk itu Dia telah membenarkan manusia yang
berdosa dengan jalan satu-satunya menuju keselamatan, untuk itu manusia harus
menerima-Nya sebagai Tuhan dan juru selamatnya.
Tuhan
ketika mengajar para murid yang belum percaya kepada-Nya dengan sabar dan kasih
yang diajarkan-Nya, para murid memiliki karakter yang berbeda, pekerjaan yang
berbeda dan tentunya lingkungan yang berbeda membutukkan metode yang
berbeda-beda untuk mengenal dan memahami para murid.
Metode pengajaran-Nya
Mengajar
bukan hal yang mudah membutuhkan pengorbanan, waktu, tenaga, anggaran, dan
pemikiran, mengajar suatu proses belajar mengajar tugas dari guru agar adanya
perubahan yang terjadi dengan murid yang diajar perubahan pengetahuan karakter,
Tuhan Yesus mengajarkan orang yang tidak percaya, yang tidak diperhatikan dan
dianggap bodoh oleh dunia diubah oleh-Nya menjadi percaya dan menjadi orang
yang sangat perhasil dan berguna Murid-murid sangat melakukan apayang dikatakan
oleh-Nya bahkan rela melakukan untuk mengajar orang lain, Rasul Paulus murid
Tuhan Yesus yang tidak mengenal dan menganiaya umat Tuhan tetapi setelah
mendapat panggilan menjadi murid yang sangat berhasil.
Keberhasil Tuhan
Yesus sebagai guru memahami kebutuhan dan mengenal setiap murid, Ia memberikan
kebutuhan yaitu keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya,
pendekatan yang dilakukan Tuhan Yesus untuk murid dengan datang kepada murid,
memperhatikan dan mengatasi persoalan para murid, memahami ketika murid
mengalami kegagalan, ketika Petrus menyangkal Tuhan Yesus pada waktu akan di
salibkan, tetapi Tuhan Yesus mau datang untuk menyelamatkan Petrus dari
kegagalan akibat menyangkal Tuhan Yesus, rasul Petrus diberikan kepercayaan
untuk memuridkan orang lain menjadi guru bagi orang-orang yang belum percaya
kepada Kristus
kesabaran
Tuhan
Yesus ketika mengajar tentunya mengalami kendala dalam mendidik para murid
karena memiliki usia, karakter dan latar belakang yang berbeda, kunci yang
menjadi keberhasilan salah satunya kesabaran dalam mendidik para murid, guru
sekolah minggu yang baik tentunya harus memiliki kesabaran dalam mengajarkan
firman Tuhan dengan anak-anak yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang
berbeda-beda oleh karena karakter yang tidak semua sama.
Mengajar di Sinagoge
Pada
zaman dahulu bangsa Israel beribadah pada Sinagoge yang terdapat di lingkungan orang
Yahudi, selain sebagai tempat untuk beribadah
juga untuk mendidik anak-anak yang tinggal di lingkungan Sinagoge Tuhan
Yesus sebagai guru agung tentunya pernah mendapat pendidikan di Sinagoge para
rasul sebagai murid Tuhan Yesus tentunya pernah mendapat pendidikan di Sinagoge
sebagai sarana untuk mendapat pendidikan yang digunakan untuk mendalami Hukum
Taurat perintah Allah yang untuk terus dilakukan secara berkelanjutan.
Gereja mengajar
melalui sekolah gereja, di Amerika serikat berarti sekolah minggu gereja,
dengan pengajaran tambahan sepanjang hari-hari lain dan sekolah-sekolah liburan[2].
Gereja zaman sekarang juga berfungsi bukan hanya untuk beribadah tetapi ada
kegiatan yang menunjang untuk membangun dan mendidik anggota gereja terutama
anak-anak, khotbah hanya dilakukan selama 2 jam dalam setiap minggu, tetapi
pendidikan yang dilakukan dapat dilakukan dalam setiap hari untuk memperlengkapi
pengetahuan agar adanya pendidikan yang positif karena banyaknya pengaruh dari
kegiatan yang tidak menunjang dengan zaman yang semakin memiliki pengaruh
adanya kemajuan teknologi, maka anak-anak dalam gereja jika tidak mendapat pendidikan
dari gereja maka ada mengakibatkan generasi yang memiliki karakter yang buruk.
Memberikan teladan
Seorang guru akan mempunyai pengaruh yang amat
besar terhadap muridnya karena murid mudah sekali meniru tutur kata dan tingkah
lagu gurunya. oleh karena itu, seorang guru perlu selalu memperhatikan diri
sendiri apakah ia sudah menjadi teladan yang baik bagi muridnya[3].
Salah satu yang menunjang keberhasilan seorang murid ditunjang oleh sikap
seorang guru, guru harus mempunyai integritas, bukan hanya kelihatan baik
ketika di depan murid, tetapi ketika tidak di depan murid harus bersikap baik,
sikap guru yang salah akan menyebabkan kegagalan kemajuan murid, perkataan yang
tidak membangun hal yang baik di depan murid mengakibatkan ketidak percayaan murid terhadap guru. Banyak
pemimpin yang memimpin dengan tidak melihat kepentingan orang lain, kepedulian
dengan sesama menjadi cerminan bagaimana pendidikan yang diajarkan kurang
diperhatikan pentingnya melihar sikap seorang guru yang penjadikan teladan agar
kepemimpinan menjadi lebih baik.
Memahami para murid
Guru harus
memusatkan perhatianya dengan para murid dengan menghargai setiap pribadi, Tuhan
Yesus tidak terlalu kuatir mengenai berapa besar jumlah. Ia bersedia untuk
mengajar secara pribadi seperti Nikodemus seorang pemimpin agama dalam kalangan
orang Yahudi, tetapi juga kepada orang-orang yang di asingkan seperti wanita
samaria yang dianggap sebagai orang yang tidak berarti tetapi Tuhan Yesus
memahami setiap pribadi[4].
Tuhan Yesus sebagai guru agung telah memberikan teladan dengan memahami para
murid dari kedua belas murid Tuhan Yesus memiliki karakter yang harus dipahami
dengan pendekatan yang berbeda, Tuhan bertemu dengan berbagai orang mulai
dengan orang yang pintar dan ada orang yang tidak diperhatikan, tetapi Ia
memahami keadaan walaupun berbeda dengan budaya dan latar belakang keluarga,
lingkungan.
Sebagai guru yang
mengajar kepada murid harus memahami dengan tidak membeda-bedakankan antara
murid yang satu dengan yang lainnya, dan murid harus dibimbing yang benar, yang
pintar dah kaya bukan menjadi prioritas tetapi semua sama, memahami anak-anak
yang diajarkan harus memahami dari lingkungan dan keluarga, keluarga yang
kurang memperhatikan anak akan mengakibatkan kebutuhan perhatian dan dukungan
kepada anak-anak yang tidak mendapatkan dukuangan keluarga, seorang guru harus
memperhatikan juga kepada mereka yang membutuhkan perhatian dengan ketulusan
hati.
Sebagai guru agung
Tuhan Yesus mengajarkan untuk menjadi guru yang kreatif kepada para murid yang
diajar-Nya berbagai metode dilakukan dalam pelayanannya, guru yang kreatif juga
memperhatikan segala alat dan cara yang dapat diperolehnya, serta mendasarkan
cara-cara itu pada prinsip-prinsip mengajar yang sehat[5].
Supaya setiap murid mengerti dengan apa yang disampaikan maka dibutuhkan cara
agar murid menerima ajaran dengan baik dan melakukan sesuai dengan ajaran Tuhan
Yesus menerapkan kepada murid dan murid memahami danm melakukan walaupun Tuhan
Yesus sudah tidak bersama para murid tetapi injil keselamatan terus menerus
disampaikan.
Pentingnya seorang
guru dikenal oleh seorang murid yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para murid
Tuhan Yesus untuk menunjukan sikap seorang guru yang penuh perhatian, mengerti
dan mengenal murid yang diajarkan kebenara.
Mengajar dengan kreatif
Mengajar secara
kreatif berarti dengan sengaja atau secara sadar dan secara efektif memusatkan
perhatian pada aktivitas-aktivitas belajar yang dapat meningkatkan tahap
belajar para pelajar[6].
Pengajaran yang kretif menyebabkan pengaruh yang luar biasa ketika Tuhan Yesus
mengajarkan para murid, semua bangsa mendapat pengaruh dari ajaran yang disampaikan,
amanat untuk memberitakan injil tercapai bahkan kepada seluruh dunia
diberitakan kabar keselamatan.
Tuhan
Yesus sangat mengerti bagaimana untuk mengenal murid yang sekalipun memiliki
karakter yang sulit dan keras, tetapi Tuhan Yesus dapat menggunakan sebagai
alat perluasan injil seperti Paulus yang ketika menganiaya jemaat Allah dan
membunuh orang yang berada dalam jalan yang benar.
Guru
yang kreatif mengerti bagaimana mengajar supaya murid memahami dan tidak bosan
dan malas ketika diajarkan dan ingin terus menerus di ajar, Tuhan Yesus memili
banyak metode yang menarik dalam mengajarkan firman Tuhan sehingga murid-murid
terus mengikutinya selama memberitakan injil dari kota hingga ke desa banyak
murid yang ingin mendengarkan firman yang diberitakan-Nya.
Soal
praktis ini bukan perkara moderen saja, melainkan Tuhan Yesus sendiri
mempergunakan berbagai-bagai metode dalam menyampaikan berita-Nya mengenai
kerajaan Sorga. Ternyata bahwa Ia sangat berhasil sebagai seorang guru, bukan hanya disebabkan
isi pengajaran-Nya, tetapi juga oleh karena cara yang dipakai-Nya[7].
Siapapun guru pengajar membutuhkan cara yang menarik, Tuhan Yesus menggunakan
metode yang mudah dipahami, metode kuliah atau ceramah, metode bercerita,
berdiskusi, bertanya, dan masih banyak lagi yang membuat murid senang untuk
datang.
Guru
sekolah minggu yang meajarkan pendidikan harus mengambil dan mempelajari metode
yang digunakan oleh Tuhan Yesu bagaimana menghadapi murid, ada saatnya
menggunkan metode ceramah hanya guru yang menyampaikan pengajaran dan murid
hanya diam untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru
Metode
bercerita mungkin cocok dengan anak-anak yang masih suka mendengarkan cerita
dari pada hanya khotbah karena mungkin tidak dimengerti anak-anak pada usia
tertentu yang lebih mengerti jika dijelaskan dengan cerita.
Metode
berdiskusi sangat penting untuk melatih anak didik mengeluarkan ide untuk
menyelesaikan suatu masalah yang akan dibahas yang membutukkan ide dari orang
lain.
Metode
bertanya sangat baik untuk anak yang kurang mengerti apa yang telah di jelaskan
dan timbal balik guru yang menanyakan kepada murid apakah sudah memahami dengan
apa yang diajarkan oleh guru, guru dapat memahami sejauh mana pengertian anak.
Metode
menggunakan alat untuk menyampaikan firman, Tuhan Yesus menggunakan mata uang
koin, biji sesawi, benih gandum untuk menjelaskan kasih Allah kepada manusia,
guru sekolah minggu dapat menggunakan alat yang sederhana dan mudah untuk
dimengerti, alat yang sudah dikenal oleh murid yang ada disekitar tempat
tinggal murid yang diajarkan, kesalahan terjadi ketika guru mengajarkan alat
yang digunakan dianggap asing bagi murid yang membuat murid sulit memahami.
Tuhan
Yesus tidak membatasi tempat ibadah hanya disebuah gedung yang mewah dan
fasilitas yang hebat, Ia menggunakan sarana dalam pendidikan diberbagai tempat,
berkhotbah diatas bukit, di pinggir pantai dan di rumah orang yang di anggap
tidak layak di rumah Zakeus seorang yang bekerja sebagai pemungut cukai yang
bertobat menerima Tuhan Yesus di rumahnya, menunjukan sebagai seorang guru
tidak menunggu ketika fasilitas tersedia dan mewah baru mengajar, tetapi
menggunakan apa yang ada untuk mengajar tidak terbatas hanya ketika di gaji
oleh gereja baru mengajar Tuhan Yesus menunjukan teladan bahkan dengan Cuma-Cuma
darah-Nya menebus umat manusia, guru yang baik selalu menggunakan situasi
apapun keadaannya dapat mengajarkan kepada orang lain tentang kebenaran.
Guru
yang mengerti dengan apa yang akan diajarkan sebelum mengajarkan bahan yang
akan diajarkan kepada para murid tentunya akan melihat apakah yang diajarkan
sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, jika tidak sesuai harus di ubah dika
tidak akan terjadi penyesatan yang dilakukan seorang pengajar, Tuhan Yesus
mengajarkan apa yang dikatakan Bapa kepada-Nya menunjukan ketaatan dan
pengajaran sesuai dengan apa yang diperintahkan.
Guru
sekolah minggu harus memiliki keyakinan yang benar tentang iman kebenaran,
supaya tidak terjadi salah pengajaran, rasul Paulus mengatakan sebagai guru
yang mendidik harus terus mengawasi pengajaran, jika tidak terkontrol dalam
mengalar akan menyebabkan kebingungan murid mengenai apa yang diajarkan dan
murid dapat menerapkan hal yang salah.
Guru
yang mengajar, berkotbah, bercerita dengan sembarangan, akan memiliki akibat
dan menuntut pertanggungjawaban kepada guru yang mengajarkan kesalahan kepada
murid[8].
Guru memiliki tanggungjawab bukan hanya kepada dirinya sendiri terlebih murid
yang diajanya, Tuhan Yesus menegaskan angat keras barang siapa menyesatkan
seorang yang belum mengenal kebenaran lebih baik jika batu kilangan diikatkan
pada lehernya dan di buang kelaut, menunjukan mengajar orang lain harus dengan
keseriusan dan penuh tanggungjawab dengan apa yang disampaikan, berakibat fatal
jika pengajaran yang salah disampaikan terus menerus, akan menyebabkan
kesalahan yang berkepanjangan dan semakin banyak orang yang kehidupannya akan
lebih buruk.
Tuhan
Yesus yang adalah Tuhan guru yang agung memiliki waktu untuk berdoa, penting
bagi seorang guru sekolah minggu untuk meminta tuntunan Roh Kudus dengan
berdoa, agar diberikan hikmat dalam mengajar dan diberikan kekuatan dalam
menyampaikan kebenaran tidak menyesatkan orang lain.
KESIMPULAN
Tuhan Yesus
merupakan guru yang agung yang harus diteladani, selama pelayanan-Nya di dunia
menunjukan pengaruh yang luar biasa, murid-murid yang mengikuti pengajaran-Nya
memberikan dampak bagi semua orang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan juru selamat pribadi.
Guru sekolah
minggu memiliki tanggungjawab bukan hanya menyampaikan firman kepada murid
terlebih kepada Tuhan yang memberikan tanggungjawab yang harus dilakukan, guru
harus menjadi teladan dengan sikap perkataan dan perbuatan yang menunjukan
murid Yesus kristus.
Guru harus
memperlengkapi dirinya sendiri dalam pengajarannya sebelum mengajar orang lain,
memiliki kemampuan dan menggunakan metode yang diajarkan Tuhan Yesus, dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk memberikan dampak kepada orang lain
terlebih para murid.
Guru sekolah
minggu penting untuk memiliki waktu pribadi dengan Tuhan, supaya ada tuntunan
Roh Kudus yang menuntun dalam mengajarkan dan menjaga sikap agar menjadikan
teladan bagi murid-murid yang diajarkan kebenaran.
Tuhan Yesus tidak
akan membiarkan setiap orang yang terpanggil dalam pelayanan untuk melayani oran
lain sama ketia Tuhan Yesus mendidik kedua belas murid-Nya yang memberikan
pengaruh kepada dunia dengan ajaran kebenaran,
DAFTAR PUSTAKA
1. Kristianto,
Drs. Paulus Lilik, M.Si.,Th.M, Prinsip
dan prakte pendidikan agama Kristen, Yogyakarta : Penerbit buku dan majalah
rohani, 2008
2. Cully,
Irisn V., Dinamika pendidikan Kristen,
pen.P. Siahaan Stephen Suleeman, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009
3. Setiawani,
Dr. Mary Go, Pembaharuan Mengajar,
Bandung : Yayasan Kalam Kudus, 1867
4. WcMillin,
Joe.L., Cara mengajar yang lebih berhasil,
Bandung : Lembaga Literatur Baptis, 1972
5. Ford,
Leroy, Alat-alat mengajar, Bandung :
Lembaga Literatur Baptis, 1972
6. Richards,
Lawrence O. Mengajarkan Alkitab secara
kreatif, Pen. Ny. Adina Chapman dan Ny. Pauline Tiendas, Bandung : Yayasan
Kalam Hidup, 2000
7. Homrighausen,
Dr. E.G. dan Dr. I.H. Enklaar, Pendidikan
Agama Kristen, Jakarta : BPK gunung mulia, 2004
8. Tong,
Pdt. Dr. Stephen, Arsitek Jiwa,
Jakarta : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar