Senin, 09 Desember 2013

TELADAN TUHAN YESUS SEBAGAI GURU AGUNG SEKOLAH MINGGU





PASAL I
PENDAHULUAN
            Pada zaman sekarang tentunya banyak orang menjadi guru untuk dapat menolong orang lain, gereja memiliki peranan yang sangat penting untuk mengadakan digereja melalui pendidikan di sekolah menjadi sarana wadah yang tepat dalam mendidik anak-anak yang membutuhkan pendidikan agar terbentuknya karakter yang baik untuk menjadi teladan bagi orang lain.
            Makalah ini akan membahas tentang teladan Tuhan Yesus sebagai guru yang angung dalam sekolah minggu, dengan metode yang digunakan oleh Tuhan Yesus ketika dalam dunia menyelamatkan umat manusia dari dosa, Ia yang adalah Tuhan juga mengajar sebagai guru kepada murid-murid yang dipilihnya dari berbagai karakter dan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.
            Pengajaran yang ditunjukan oleh Tuhan Yesus dalam mengajar akan menjadi penolong bagi setiap orang yang melayani dalam sekolah minggu, sikap seorang guru sekolah minggu sangat penting untuk dapat diterima pengajaran dan teladan yang diberikan kepada murid, Tuhan Yesus menunjukan teladan guru yang agung ketika membuktikan apa yang dikatakan dengan kasih kepada dunia, ketika mati dikayu salib membuktikan pengorbanan untuk semua orang berdosa, Ia sendiri menerapkan apa yang diajarkan dan disampaikan, melalui makalah ini dapat mengerti dan meneladani Tuhan Yesus sebagai guru yang agung terutama dalam gereja melalui pendidikan sekolah minggu.

PASAL II
TELADAN TUHAN YESUS SEBAGAI GURU AGUNG SEKOLAH MINGGU
            Tuhan Yesus Kristus disebut guru agung karena pengajaran-Nya disertai dengan kuasa dan mujizat, dan hubungan antar sesama menekankan kasih (Matius 22:37-40) merupakan ajaran yang luar biasa tiada bandingannya inti dari pengajaran-Nya berpusatkan diri-Nya sendiri[1]. Selama menjadi manusia tinggal diantara manusia dan mengajarkan teladan yang luar biasa yaitu mengajar para murid, Tuhan Yesus membenarkan panggilan para murid bahwa diri-nya guru dan Tuhan, Nikodemus guru agama orang Yahudi mengakui Tuhan Yesus adalah guru yang agung, untuk itu Dia telah membenarkan manusia yang berdosa dengan jalan satu-satunya menuju keselamatan, untuk itu manusia harus menerima-Nya sebagai Tuhan dan juru selamatnya.
            Tuhan ketika mengajar para murid yang belum percaya kepada-Nya dengan sabar dan kasih yang diajarkan-Nya, para murid memiliki karakter yang berbeda, pekerjaan yang berbeda dan tentunya lingkungan yang berbeda membutukkan metode yang berbeda-beda untuk mengenal dan memahami para murid.
Metode pengajaran-Nya      
            Mengajar bukan hal yang mudah membutuhkan pengorbanan, waktu, tenaga, anggaran, dan pemikiran, mengajar suatu proses belajar mengajar tugas dari guru agar adanya perubahan yang terjadi dengan murid yang diajar perubahan pengetahuan karakter, Tuhan Yesus mengajarkan orang yang tidak percaya, yang tidak diperhatikan dan dianggap bodoh oleh dunia diubah oleh-Nya menjadi percaya dan menjadi orang yang sangat perhasil dan berguna Murid-murid sangat melakukan apayang dikatakan oleh-Nya bahkan rela melakukan untuk mengajar orang lain, Rasul Paulus murid Tuhan Yesus yang tidak mengenal dan menganiaya umat Tuhan tetapi setelah mendapat panggilan menjadi murid yang sangat berhasil.
Keberhasil Tuhan Yesus sebagai guru memahami kebutuhan dan mengenal setiap murid, Ia memberikan kebutuhan yaitu keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya, pendekatan yang dilakukan Tuhan Yesus untuk murid dengan datang kepada murid, memperhatikan dan mengatasi persoalan para murid, memahami ketika murid mengalami kegagalan, ketika Petrus menyangkal Tuhan Yesus pada waktu akan di salibkan, tetapi Tuhan Yesus mau datang untuk menyelamatkan Petrus dari kegagalan akibat menyangkal Tuhan Yesus, rasul Petrus diberikan kepercayaan untuk memuridkan orang lain menjadi guru bagi orang-orang yang belum percaya kepada Kristus           
kesabaran
            Tuhan Yesus ketika mengajar tentunya mengalami kendala dalam mendidik para murid karena memiliki usia, karakter dan latar belakang yang berbeda, kunci yang menjadi keberhasilan salah satunya kesabaran dalam mendidik para murid, guru sekolah minggu yang baik tentunya harus memiliki kesabaran dalam mengajarkan firman Tuhan dengan anak-anak yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang berbeda-beda oleh karena karakter yang tidak semua sama.
Mengajar di Sinagoge
            Pada zaman dahulu bangsa Israel beribadah pada Sinagoge yang terdapat di lingkungan orang Yahudi, selain sebagai tempat untuk beribadah  juga untuk mendidik anak-anak yang tinggal di lingkungan Sinagoge Tuhan Yesus sebagai guru agung tentunya pernah mendapat pendidikan di Sinagoge para rasul sebagai murid Tuhan Yesus tentunya pernah mendapat pendidikan di Sinagoge sebagai sarana untuk mendapat pendidikan yang digunakan untuk mendalami Hukum Taurat perintah Allah yang untuk terus dilakukan secara berkelanjutan.
Gereja mengajar melalui sekolah gereja, di Amerika serikat berarti sekolah minggu gereja, dengan pengajaran tambahan sepanjang hari-hari lain dan sekolah-sekolah liburan[2]. Gereja zaman sekarang juga berfungsi bukan hanya untuk beribadah tetapi ada kegiatan yang menunjang untuk membangun dan mendidik anggota gereja terutama anak-anak, khotbah hanya dilakukan selama 2 jam dalam setiap minggu, tetapi pendidikan yang dilakukan dapat dilakukan dalam setiap hari untuk memperlengkapi pengetahuan agar adanya pendidikan yang positif karena banyaknya pengaruh dari kegiatan yang tidak menunjang dengan zaman yang semakin memiliki pengaruh adanya kemajuan teknologi, maka anak-anak dalam gereja jika tidak mendapat pendidikan dari gereja maka ada mengakibatkan generasi yang memiliki karakter yang buruk.
Memberikan teladan
 Seorang guru akan mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap muridnya karena murid mudah sekali meniru tutur kata dan tingkah lagu gurunya. oleh karena itu, seorang guru perlu selalu memperhatikan diri sendiri apakah ia sudah menjadi teladan yang baik bagi muridnya[3]. Salah satu yang menunjang keberhasilan seorang murid ditunjang oleh sikap seorang guru, guru harus mempunyai integritas, bukan hanya kelihatan baik ketika di depan murid, tetapi ketika tidak di depan murid harus bersikap baik, sikap guru yang salah akan menyebabkan kegagalan kemajuan murid, perkataan yang tidak membangun hal yang baik di depan murid mengakibatkan  ketidak percayaan murid terhadap guru. Banyak pemimpin yang memimpin dengan tidak melihat kepentingan orang lain, kepedulian dengan sesama menjadi cerminan bagaimana pendidikan yang diajarkan kurang diperhatikan pentingnya melihar sikap seorang guru yang penjadikan teladan agar kepemimpinan menjadi lebih baik. 
Memahami para murid
Guru harus memusatkan perhatianya dengan para murid dengan menghargai setiap pribadi, Tuhan Yesus tidak terlalu kuatir mengenai berapa besar jumlah. Ia bersedia untuk mengajar secara pribadi seperti Nikodemus seorang pemimpin agama dalam kalangan orang Yahudi, tetapi juga kepada orang-orang yang di asingkan seperti wanita samaria yang dianggap sebagai orang yang tidak berarti tetapi Tuhan Yesus memahami setiap pribadi[4]. Tuhan Yesus sebagai guru agung telah memberikan teladan dengan memahami para murid dari kedua belas murid Tuhan Yesus memiliki karakter yang harus dipahami dengan pendekatan yang berbeda, Tuhan bertemu dengan berbagai orang mulai dengan orang yang pintar dan ada orang yang tidak diperhatikan, tetapi Ia memahami keadaan walaupun berbeda dengan budaya dan latar belakang keluarga, lingkungan.
Sebagai guru yang mengajar kepada murid harus memahami dengan tidak membeda-bedakankan antara murid yang satu dengan yang lainnya, dan murid harus dibimbing yang benar, yang pintar dah kaya bukan menjadi prioritas tetapi semua sama, memahami anak-anak yang diajarkan harus memahami dari lingkungan dan keluarga, keluarga yang kurang memperhatikan anak akan mengakibatkan kebutuhan perhatian dan dukungan kepada anak-anak yang tidak mendapatkan dukuangan keluarga, seorang guru harus memperhatikan juga kepada mereka yang membutuhkan perhatian dengan ketulusan hati.

Sebagai guru agung Tuhan Yesus mengajarkan untuk menjadi guru yang kreatif kepada para murid yang diajar-Nya berbagai metode dilakukan dalam pelayanannya, guru yang kreatif juga memperhatikan segala alat dan cara yang dapat diperolehnya, serta mendasarkan cara-cara itu pada prinsip-prinsip mengajar yang sehat[5]. Supaya setiap murid mengerti dengan apa yang disampaikan maka dibutuhkan cara agar murid menerima ajaran dengan baik dan melakukan sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus menerapkan kepada murid dan murid memahami danm melakukan walaupun Tuhan Yesus sudah tidak bersama para murid tetapi injil keselamatan terus menerus disampaikan.  
Pentingnya seorang guru dikenal oleh seorang murid yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para murid Tuhan Yesus untuk menunjukan sikap seorang guru yang penuh perhatian, mengerti dan mengenal murid yang diajarkan kebenara.
Mengajar dengan kreatif
            Mengajar secara kreatif berarti dengan sengaja atau secara sadar dan secara efektif memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas belajar yang dapat meningkatkan tahap belajar para pelajar[6]. Pengajaran yang kretif menyebabkan pengaruh yang luar biasa ketika Tuhan Yesus mengajarkan para murid, semua bangsa mendapat pengaruh dari ajaran yang disampaikan, amanat untuk memberitakan injil tercapai bahkan kepada seluruh dunia diberitakan kabar keselamatan.
            Tuhan Yesus sangat mengerti bagaimana untuk mengenal murid yang sekalipun memiliki karakter yang sulit dan keras, tetapi Tuhan Yesus dapat menggunakan sebagai alat perluasan injil seperti Paulus yang ketika menganiaya jemaat Allah dan membunuh orang yang berada dalam jalan yang benar.
            Guru yang kreatif mengerti bagaimana mengajar supaya murid memahami dan tidak bosan dan malas ketika diajarkan dan ingin terus menerus di ajar, Tuhan Yesus memili banyak metode yang menarik dalam mengajarkan firman Tuhan sehingga murid-murid terus mengikutinya selama memberitakan injil dari kota hingga ke desa banyak murid yang ingin mendengarkan firman yang diberitakan-Nya.
            Soal praktis ini bukan perkara moderen saja, melainkan Tuhan Yesus sendiri mempergunakan berbagai-bagai metode dalam menyampaikan berita-Nya mengenai kerajaan Sorga. Ternyata bahwa Ia sangat berhasil  sebagai seorang guru, bukan hanya disebabkan isi pengajaran-Nya, tetapi juga oleh karena cara yang dipakai-Nya[7]. Siapapun guru pengajar membutuhkan cara yang menarik, Tuhan Yesus menggunakan metode yang mudah dipahami, metode kuliah atau ceramah, metode bercerita, berdiskusi, bertanya, dan masih banyak lagi yang membuat murid senang untuk datang.
            Guru sekolah minggu yang meajarkan pendidikan harus mengambil dan mempelajari metode yang digunakan oleh Tuhan Yesu bagaimana menghadapi murid, ada saatnya menggunkan metode ceramah hanya guru yang menyampaikan pengajaran dan murid hanya diam untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru
            Metode bercerita mungkin cocok dengan anak-anak yang masih suka mendengarkan cerita dari pada hanya khotbah karena mungkin tidak dimengerti anak-anak pada usia tertentu yang lebih mengerti jika dijelaskan dengan cerita.
            Metode berdiskusi sangat penting untuk melatih anak didik mengeluarkan ide untuk menyelesaikan suatu masalah yang akan dibahas yang membutukkan ide dari orang lain.
            Metode bertanya sangat baik untuk anak yang kurang mengerti apa yang telah di jelaskan dan timbal balik guru yang menanyakan kepada murid apakah sudah memahami dengan apa yang diajarkan oleh guru, guru dapat memahami sejauh mana pengertian anak.
            Metode menggunakan alat untuk menyampaikan firman, Tuhan Yesus menggunakan mata uang koin, biji sesawi, benih gandum untuk menjelaskan kasih Allah kepada manusia, guru sekolah minggu dapat menggunakan alat yang sederhana dan mudah untuk dimengerti, alat yang sudah dikenal oleh murid yang ada disekitar tempat tinggal murid yang diajarkan, kesalahan terjadi ketika guru mengajarkan alat yang digunakan dianggap asing bagi murid yang membuat murid sulit memahami.
            Tuhan Yesus tidak membatasi tempat ibadah hanya disebuah gedung yang mewah dan fasilitas yang hebat, Ia menggunakan sarana dalam pendidikan diberbagai tempat, berkhotbah diatas bukit, di pinggir pantai dan di rumah orang yang di anggap tidak layak di rumah Zakeus seorang yang bekerja sebagai pemungut cukai yang bertobat menerima Tuhan Yesus di rumahnya, menunjukan sebagai seorang guru tidak menunggu ketika fasilitas tersedia dan mewah baru mengajar, tetapi menggunakan apa yang ada untuk mengajar tidak terbatas hanya ketika di gaji oleh gereja baru mengajar Tuhan Yesus menunjukan teladan bahkan dengan Cuma-Cuma darah-Nya menebus umat manusia, guru yang baik selalu menggunakan situasi apapun keadaannya dapat mengajarkan kepada orang lain tentang kebenaran.
            Guru yang mengerti dengan apa yang akan diajarkan sebelum mengajarkan bahan yang akan diajarkan kepada para murid tentunya akan melihat apakah yang diajarkan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, jika tidak sesuai harus di ubah dika tidak akan terjadi penyesatan yang dilakukan seorang pengajar, Tuhan Yesus mengajarkan apa yang dikatakan Bapa kepada-Nya menunjukan ketaatan dan pengajaran sesuai dengan apa yang diperintahkan.
            Guru sekolah minggu harus memiliki keyakinan yang benar tentang iman kebenaran, supaya tidak terjadi salah pengajaran, rasul Paulus mengatakan sebagai guru yang mendidik harus terus mengawasi pengajaran, jika tidak terkontrol dalam mengalar akan menyebabkan kebingungan murid mengenai apa yang diajarkan dan murid dapat menerapkan hal yang salah.
            Guru yang mengajar, berkotbah, bercerita dengan sembarangan, akan memiliki akibat dan menuntut pertanggungjawaban kepada guru yang mengajarkan kesalahan kepada murid[8]. Guru memiliki tanggungjawab bukan hanya kepada dirinya sendiri terlebih murid yang diajanya, Tuhan Yesus menegaskan angat keras barang siapa menyesatkan seorang yang belum mengenal kebenaran lebih baik jika batu kilangan diikatkan pada lehernya dan di buang kelaut, menunjukan mengajar orang lain harus dengan keseriusan dan penuh tanggungjawab dengan apa yang disampaikan, berakibat fatal jika pengajaran yang salah disampaikan terus menerus, akan menyebabkan kesalahan yang berkepanjangan dan semakin banyak orang yang kehidupannya akan lebih buruk.
            Tuhan Yesus yang adalah Tuhan guru yang agung memiliki waktu untuk berdoa, penting bagi seorang guru sekolah minggu untuk meminta tuntunan Roh Kudus dengan berdoa, agar diberikan hikmat dalam mengajar dan diberikan kekuatan dalam menyampaikan kebenaran tidak menyesatkan orang lain.
           
 PASAL III
KESIMPULAN
Tuhan Yesus merupakan guru yang agung yang harus diteladani, selama pelayanan-Nya di dunia menunjukan pengaruh yang luar biasa, murid-murid yang mengikuti pengajaran-Nya memberikan dampak bagi semua orang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi.
Guru sekolah minggu memiliki tanggungjawab bukan hanya menyampaikan firman kepada murid terlebih kepada Tuhan yang memberikan tanggungjawab yang harus dilakukan, guru harus menjadi teladan dengan sikap perkataan dan perbuatan yang menunjukan murid Yesus kristus.
Guru harus memperlengkapi dirinya sendiri dalam pengajarannya sebelum mengajar orang lain, memiliki kemampuan dan menggunakan metode yang diajarkan Tuhan Yesus, dan menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk memberikan dampak kepada orang lain terlebih para murid.
Guru sekolah minggu penting untuk memiliki waktu pribadi dengan Tuhan, supaya ada tuntunan Roh Kudus yang menuntun dalam mengajarkan dan menjaga sikap agar menjadikan teladan bagi murid-murid yang diajarkan kebenaran.
Tuhan Yesus tidak akan membiarkan setiap orang yang terpanggil dalam pelayanan untuk melayani oran lain sama ketia Tuhan Yesus mendidik kedua belas murid-Nya yang memberikan pengaruh kepada dunia dengan ajaran kebenaran,


DAFTAR PUSTAKA

1.       Kristianto, Drs. Paulus Lilik, M.Si.,Th.M, Prinsip dan prakte pendidikan agama Kristen, Yogyakarta : Penerbit buku dan majalah rohani, 2008

2.       Cully, Irisn V., Dinamika pendidikan Kristen, pen.P. Siahaan Stephen Suleeman, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009

3.       Setiawani, Dr. Mary Go, Pembaharuan Mengajar, Bandung : Yayasan Kalam Kudus, 1867

4.       WcMillin, Joe.L., Cara mengajar yang lebih berhasil, Bandung : Lembaga Literatur Baptis, 1972

5.       Ford, Leroy, Alat-alat mengajar, Bandung : Lembaga Literatur Baptis, 1972

6.       Richards, Lawrence O. Mengajarkan Alkitab secara kreatif, Pen. Ny. Adina Chapman dan Ny. Pauline Tiendas, Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2000

7.       Homrighausen, Dr. E.G. dan Dr. I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta : BPK gunung mulia, 2004

8.       Tong, Pdt. Dr. Stephen, Arsitek Jiwa, Jakarta : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993




[1]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar