Mempersiapkan Sebuah Khotbah
Ringkasan
Diserahkan kepada Bpk. Demsy J.
Jura. P.sd
Dosen Sekolah Tinggi
Theologi Baptis Jakarta
Untuk memenuhi sebagai
Persyaratan
Tugas Mata Kuliah
Homelitik
Oleh :
Opy Suryanto
NIM: 01.2012.07
Juni 2013
Seni berkhotbah disebut “homelitik”, yang diambil
dari kata-kata Yunani, homileo
danhomilia, yang artinya “ditemani oleh, yaitu, berbicara dan berkomunikas”.
Ada dua aspek berbeda yang terlibat di dalam penyampaian Firman, Yaitu :
pertama,KeIlahian dan kedua adalah kemanusiaan.
A.
Bagaimana menjadi Efektif
Pemberita Firman adalah suatu seni
mengkomunikasikan kebenaran ilahi melalui pribadi manusia. Yang harus
dipelajari adalah
1.
Menantikan Tuhan
Berdiam dihadirat Tuhan dan membedakan suara
Tuhan dengan suara rohnya sendiri. Tuhan sumber segala kebenaran, kita harus
mengijinkan kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu,
sebelum kita membagikan kepada orang lain.
2.
Pelajari Alkitab
Adakan waktu duduk dengan tenang dan sabar dengan
Alkitab di tangan, meminta Tuhan meneranghan arti Firman Tuhan melalui doa.
3.
Sediakan sebuah catatan
Agar ayat yang penting dapat di ingat, dan mudah
mendapatkan tema untuk berkhotbah.
4.
Di sucikan oleh Firman
Jangan mencari peluru rohani supaya dapat
ditembakan ke orang lain. Memberi makan jiwa anda sendiri adalah sangat
penting.
B.
Dua ide yang salah mengenai Homelitik
1.
“Tidak perlu persiapan”
Ide salah yang pertama adalah anggapan bahwa
persiapan itu tidak perlu dan hal itu menandakan kurangnya iman, yang benar
adalah menyediakan waktu yang cukup untuk persiapan.
2.
“cukup dengan kemampuan manusia”
Ketergantungan kepada Roh Kudus kecil sekali
hanya mengandalkan kekuatan dan pengetahuan manusia, mengandalkan bakat dan
latihan study.
C.
Empat bagian (daerah) Homelitik
1.
Konsep
Bagaimana mendapatkan ide dan tema yang pertama
untuk sebuah Khotbah,sesuatu seperti menebukan bongahan emas.
2.
Komposisi
Harus melakukan analisa untuk mengetahui isi dari
kebenaran dan menulis dengan cepat supaya dapat mengikuti aliran ilham yang
anda terima.
3.
Konstruksi (penyusunan)
Tujuan penyusunan khotbah adalah membuatnya
sejelas dan sesederhana mungkin hingga mudah dimengerti oleh pendengar.
4.
Komunikasi
Mengkomunikasikan dengan jelas dan afektif,
dengan sikap yang baik sehingga pendengar dapat menerima Firman dengan baik.
D.
Tiga tipe persiapan khotbah
1.
Khotbah
yang tertulis
Metode ini memerlukan catatan sangat banyak
kadang-kadang seluruh isi khotbah dituliskan.
Kebaikan metode : deteil dan teliti, tidak ada
informasi yang tertinggal
Kelemahan metode : tidak menarik dan tidak
menguasai perhatian pendengarnya, sangat membosankan
2.
Tipe catatan kerangka
Paling sering digunakan dan paling efekif,
menyediakan garis-garis besar khotbah, penyampaian firman akan lebih spontan dan
menarik.
3.
Khotbah yang tidak direncanakan
Spontan dan tidak disertai catatan apapun. Firman
khotbah penginjilan akan dapat disampaikan dengan lebih efektif dengan cara
ini. Kelemahan roh dan pikiran pendengarnya tidak terbangun.
4.
Ringkasan
Menggunakan kerangka sangat baik dikobinasikan
dengan 2 gaya lainnya, catatan sangat diperlukan
E.
Tujuh macam khotbah
1.
Tekstual,
yaitu : berdasarkan teks
Berasarkan pada suatu ayat Alkitab yang relatif
pendek, biasanya berdasarkan satu “teks” kitab suci
2.
Topikal, yaitu : berdasarkan topik
Menyajikan sebuah topik yang khusus, referensinya
dari Alkitab dan mempelajarinya lebih
lengkap dan berseri agar dapat dipahami arti topiknya
3.
Tipikal, yaitu : berdasarkan tipe
Seni mengupas kebenaran yang tersembunyi, bisa
itu pribadi, simbol dari seseorang atau suatu nubuatan akan terjadi. Misalnya
domba paskah (PL) bernubuatkan Yesus Kristus dalam (PB).
4.
Secara Ekspositori
Menguraikan secara terperinci makna dan kebenaran
yang terkandug dalam bacaan tertentu, menujukan kebenaran yang sering
tersebunyi diantara kata-kata pada halama tertentu, penggalian pasal-demi pasal
dan ayat demi ayat.
5.
Secara Biografis
Kisah hidup seseorang, mempelajari hidup dari
beberapa tokoh dalam Alkitab, yang memiliki arti penting bagi kita.
6.
Secara Analitis
Analisa yang mendetail dan menarik kebenaran
sebuah subyek, diajarkan pokok yang mendasnya.
7.
Secara Analogis
Suatu bentuk yang mengajarkan kebenaran lewat
sebuah kasus, subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar