Rabu, 12 Juni 2013

SEORANG PENDETA YANG AKTIF DALAM PARTAI POLITIK



BAB I
PENDAHULUAN

     Seorang Pendeta yang telah dipilih oleh Allah untuk melakukan tugas khusus memberikan semua tenaga, waktu dan hidupnya bagi Tuhan harus benar-benar dari hati tidak lagi memikirkan kepentingan untuk memuaskan diri sendiri dan mengikuti berbagai kegiatan yang tidak lagi melanani Tuhan, banyak hamba Tuhan yang tidak melayani Tuhan, dikarenakan banyak pertimbangan dan tuntutan.
Dalam makalah ini akan membahas tentang pendeta yang aktif dalam partai politik. pada zaman sekarang ini karena perubahan reformasi semua warga negara berhak menjadi pemimpin daerah bahkan seorang pendeta sekalipun memiliki kebebasan. Dan banyak pendeta telah beralif profesi dengan terlibat dalam dunia politik bangku kepemimpinan dipemerintah pusat dan daerah, dengan gaji yang sangat menjamin, untuk itu banyak yang ingin menjadi pemimpin dalam partai politik. Pendeta yang merasa kekurangan dikarenakan gaji yang kecil dan fasilitas yang kurang, dapat terpengarung dengan ikut pemilihan dalam setiap pemimpin daerah.


BAB II
SEORANG PENDETA YANG AKTIF DALAM PARTAI POLITIK

     Penatua, uskup, penilik, gembala, dan pendeta, semua menunjuk pada jabatan yang sama di gereja setempat. Hal ini dapat dilihat dengan memeriksa kata-kata Yunani yang dipergunakan dalam perjanjian Baru untuk menggambarkan para pemimpin gereja. Kata presbuteros, yang dipergunakan lebih dari 60 kali, berarti seorang yang berumur atau penatua . Kata episkuros berarti penilik atau pengawas tinggi dan juga diterjemahkan sebagai “uskup” dalam sejumlah terjemahan Alkitab. Kata poinmen berarti gembala dan dapat juga diterjemahkan pendeta1 dengan demikian prebuteros, episkuros, dan poimen semua digunakan untuk menunjuk kelompok pemimpin yang sama dari gereja Efesus, setiap gereja harus mempunyai satu saja penatua pengajar dan ia di sebut pendeta.
Kata politik ada hubungannya dengan berbagai kata Yunani, kata polis berarti benteng, kota, negara, akhirnya suatu bentuk tertentu, yakni demokrasi. Kata politik ada hubungannya dengan kata Yunani : Politeia, yang bermacam-macam artinya : penduduk atau warganegara, hak warga negara, kewarganegaraan, tetapi juga tatanegara, bentuk pemerintah, dll2 setiap warga negara siapapun dia apapun jabatannya memiliki hukum dan kedudukan yang sama didalam berpolitik semua orang dapat terlibat bahkan seorang hamba Tuhan dan pendeta memiliki kedudukan sama dalam berpolitik, tidak ada batasam karena menenjak terjadinya reformasi setiap daerah diberi kewenangan masing-masing untuk mengrus peminpin dan kepala daerah sehingga banyak orang masuk dalam dunia politik, dengan kedudukan, gaji dan fasilitas yang baik, membuat semua orang berlomba untuk ikut berpolitik dan ingin menjadi pemimpin. Daerah yang masih dalam tahap pemekaran membutuhkan tenaga dan kemampuan serta mempunyai kemampuan dalam memimpin, di daerah yang sulit untuk menerima pendidikan yang baik, pada akhirnya banyak yang sekolah keluar daerah bahkan keluar negeri, untuk mendapatkan pengetahuan termasuk hamba Tuhan, setelah mendapatkan gelar dan kemampuan, Pendeta akan mendapat tempat didalam masyarakat sehingga banyak jemaat dan simpatisan jika pendeta memiliki karakter yang baik, dapat meiliki jumlah jemaat yang banyak sehingga mempermudah dalam perolehan pendukung suara dalam berpolitik karena banyak dukungan, sehingga pendeta tidak lagi melayani dan fokus kepada jemaat, menyebabkan terabaikan pelayanan kepada umat yang telah dipercayakan oleh Tuhan. Jemaat menjadi terlantar seperti domba-domba yang tidak bergembala, sehingga jemaat dapat terjadi perpecahan dan jemaat akan mengundurkan untuk pindak ke gereja yang lain.
Pentingnya memahami panggilan setiap orang memiliki pilihan dalam pekerjaan tetapi Tuhan menghendaki bukan melayani untuk manusia dan memuaskan diri sendiri tetapi untuk Tuhan, ketika manusia hanya ingin kehormatan dan pujian dari manusia dengan melupakan Tuhan, apalagi menimbulkan pertengkaran dalam memperoleh jabatan. Tuhan menegur para murid ketika ada pertengkaran diantara mereka siapa yang terbesar diantara mereka. Pelayanan semu terpengaru oleh “rencana hebat” perhatian ditujukan kepada perolehan tambahan-tambahan yang mengesankan majelis gereja. Ia suka melayani, terutama bila pelayanan itu sangat besar dan hebat3. Setiap pekerjaan mempunyai tujuan setiap orang mempunyai perencanaan, panggilan seorang pendeta yang walaupun hidup dalam kesederhanan yang harus tinggal di desa jauh dari fasilitas jika dengan tekun dan mengerti bahwa panggilan Tuhan yang mulia, akan menjalankan tugas dengan baik dan takut akan Tuhan, Seorang pendeta harus melayani bukan hanya untuk sementara waktu, tetapi sepenuh waktu.
Allah menyatakan bahwa fungsi utama para imam Lewi ialah untuk “mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian (Yehezkiel 44 :15). bagi keimaman perjanjian lama, berbakti atau beribadah kepada Tuhan harus mendahului segala tugas lainnya. Hal ini juga berlaku bagi keimaman universal dari perjanjian baru. Satu godaan yang sangat berbahaya yang kita semua hadapi ialah memenuhi undangan untuk melayani di mana-mana tanpa beribadah kepada Tuhan sendiri4. Pendeta yang telah memilik banyak pendukung dan jemaat serta simpatisan yang mengenal tentunya akan mudah mendapatkan suara dalam berpolitik, tetapi apa yang dilakukan oleh imam lewi sejak dalam perjanjian Lama dan perjanjian baru dengan jelas menyatakan apa yang harus dilakukan seorang imam sebagai orang yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Allah orang tersebut harus mengutamakan tugas panggilanya. orang yang memimpin ibadah harus mengutamakan upacara peribadah yang dilakukan imam Lewi, daripada kepentingan pribadi.
Kekristenan mengalami pergolakan yang terjadi pada Abad XI dikarenakan Paus sebagai pememimpin tertinggi di katolik Roma berkuasa bukan hanya dalam keagamaan gereja Katolik tetapi juga istana Paus adalah pusat dari mesin administrasi yang besar, dan banyak terlibat dalam politik yang mengakibatkan terjadinya perselisihan dengan Martin Luther5. Melihat dari pengalaman yang terjadi tentunya menjadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan dengan penuh kesadaran resiko yang dihadapi seorang pemimpin gereja. Pendeta jika terlibat dengan politik tentunya harus membedakan antara kepentingan umat atau berpolitik, ketika pendeta memegang dua jabatan sebagai pendeta dan ikut dalam berpolitik tentunya akan mengalami hal yang sama ketika terjadi perpecahan dan perselisihan, sama dengan yang di alami oleh gereja katolik roma pada abad XI. Kekuasaan Paus lebih tinggi dari pemerintah bahkan menggunakan kekuasaan dalam menjari kekeuasaan pasinya tidak dikehendaki oleh Tuhan sebagai hamba Tuhan yang telah mendapat panggilan untuk melayani sepenuh waktu.
Dalam perjanjian lama ketika para nabi menyampaikan firman Tuhan yang menjadi fokus utama bukan untuk berpolitik tetapi memperingatkan akan dosa, bangsa Israel sebagai bangsa tidak tergantung kepada keunggulan politik. Kesetiaan dalam memenuhi maksud pengutusan Allah bagi mereka menjelaskan peluang mereka untuk kebesaran. Israel diciptakan untuk menjadi bangsa yang melayani6. Mempelajari apa yang dilakukan oleh para nabi menjadi pemberita Firman untuk bangsa Israel yang yang walaupun menjadi penasehat raja dan menjadi orang kepercayaan raja dan istana, tetapi bukan untuk medapatkan jabatan dalam yang menjadi fokus utama, pendeta penting mengikuti perkembangan Politik dan menjadi bagian kesejahtraan kota dimana ia tinggal tetapi bukan untuk terlibat dalam politik dan meninggalkan panggilan sebagai pendeta, Ketika Tuhan Yesus datang di dunia Ia juga mendapat tantangan dari orang-orang farisi yang pandai perpolitik dan menggunakan kekuasaan untuk kekusasan dan berbuat jahat kepada kaum yang miskin dan tertindas, seorang pendeta penting dalam mengambil bagian ketika tidak adanya keadailan dan penindasan kepada kaum yang terabaikan dan yang tidak diperhatikan oleh negara, tetapi yang menjadi fokus utama adalah menyampaikan kabar keselamatan, Tuhan Yesus memiliki fokus apa yang harus dilakukan yaitu menganyampaikan keselamatan dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk datang kedalam dunia sebagai manusia.
Seorang pendeta mempunyai pendirian panggilan yang jelas apa yang menjadi prioritas sangatlah penting agar tidak bimbang waktu menlayani, kehidupan ibadah yang perlu dilakukan dengan setia, hubungan keluarga setiap orang harus dijaga dan perhatian terhadap keluarga jemaat, dan beban sebagai pendeta yaitu untuk memberitakan injil kepada orang yang mengenal kebenaran Yesus Kristus, belajar Firman Tuhan dengan tekun, kemajuan pendeta dan gereja yaitu bagaimana berkhorbah yang baik dan benar, yang terpenting yaitu menggembalakan jemaat. Hubungan dengan anggota-anggota gereja akan memberi keseimbangan pada pelayanan. Sang pengkhotbah harus juga menjadi sang gembala7. Ketika seorang pendeta yang terlibat dalam dua pelayanan pastinya akan kesulitan melalukan tugas sebagai seorang pendeta jika terabaikan maka jemaat akan mengalami kemunduran dalam kerohian apalagi pendeta terlibat dalam politik, hubungan antara pendeta dan jemaat akan sulit bertemu dengan kesibukan masing-masing tugasnya, karena pendeta yang terlibat politik pasti memiliki dua pelayanan yang harus dipertanggungjawabkan.

BAB III
KESIMPULAN

     Pendeta memdapat panggilan khusus yang bertujuan untuk maksut yang sangat baik mengembalakan jemaat yang telah dipercayakan dengan penuh tanggungjawab mengorbankan segala sesuatu sama sperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Ia juga mengikuti politik tetapi tidak menjadi tujuan utama, yang utama menyampaikan kabar keselamatan bagi umat manusia.
Politik yang ada disetiap negara mengharuskan semua warga negara harus terlibat dan warga mempunyai hak untuk berpolitik termasuk Pendeta, tetapi yang menjadi prioritas pendeta adalah menyampaikan kabar tentang keselamatan dan menjaga setiap jemaat yang dilayani. Saya selaku penulis makalah menyatakan tidak setujua jika yang menjadi fokus utama untuk melayani terlibat aktif dalam berpolitik dan mengabaikan jemaat yang dilayani, jika seorang pendeta ikut aktif dalam perpolitik harus meninggalkan jabatan sebagai pendeta agar tidak ada perselisihan antara jemaat dan pendeta dan jemaat antara jemaat yang lian.
Tuhan menginginkan pelayanan yang sepenuh waktu bukan hanya sekedar dan menjadi batu loncatan ingin mengejar karir dan jabatan apalagi harta dan kehormatan. Tuhan Yesus menginginkan pelayanan dan kerelaan yang dari hati, bukan keterpaksaan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ronald W. Leigh. MELAYANI DENGAN EFEKTIF
  2. DR. J. Verkuyl. Etika Kristen. Ras, Bangsa, Gereja dan Negara
  3. Richard J. Foster. TERTIB ROHANI
  4. Pdt. Dr. E.P. Ginting s. GEMBALA DAN PASTORAL KLINIS
  5. Robert D. Dale. PELAYANAN SEBAGAI PEMIMPIN
  6. Waren W. Wiersbe dan Howard F. Sugden. MEMIMPIN GEREJA SECARA MANTAP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar