SEORANG PENDETA YANG AKTIF
DALAM PARTAI POLITIK
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang
Pendeta yang telah dipilih oleh Allah untuk melakukan tugas khusus
memberikan semua tenaga, waktu dan hidupnya bagi Tuhan harus
benar-benar dari hati tidak lagi memikirkan kepentingan untuk
memuaskan diri sendiri dan mengikuti berbagai kegiatan yang tidak
lagi melanani Tuhan, banyak hamba Tuhan yang tidak melayani Tuhan,
dikarenakan banyak pertimbangan dan tuntutan.
Dalam makalah ini
akan membahas tentang pendeta yang aktif dalam partai politik. pada
zaman sekarang ini karena perubahan reformasi semua warga negara
berhak menjadi pemimpin daerah bahkan seorang pendeta sekalipun
memiliki kebebasan. Dan banyak pendeta telah beralif profesi dengan
terlibat dalam dunia politik bangku kepemimpinan dipemerintah pusat
dan daerah, dengan gaji yang sangat menjamin, untuk itu banyak yang
ingin menjadi pemimpin dalam partai politik. Pendeta yang merasa
kekurangan dikarenakan gaji yang kecil dan fasilitas yang kurang,
dapat terpengarung dengan ikut pemilihan dalam setiap pemimpin
daerah.
BAB
II
SEORANG
PENDETA YANG AKTIF DALAM PARTAI POLITIK
Penatua,
uskup, penilik, gembala, dan pendeta, semua menunjuk pada jabatan
yang sama di gereja setempat. Hal ini dapat dilihat dengan memeriksa
kata-kata Yunani yang dipergunakan dalam perjanjian Baru untuk
menggambarkan para pemimpin gereja. Kata presbuteros, yang
dipergunakan lebih dari 60 kali, berarti seorang yang berumur atau
penatua . Kata episkuros berarti penilik atau pengawas tinggi dan
juga diterjemahkan sebagai “uskup” dalam sejumlah terjemahan
Alkitab. Kata poinmen berarti gembala dan dapat juga diterjemahkan
pendeta1
dengan demikian prebuteros, episkuros, dan poimen semua digunakan
untuk menunjuk kelompok pemimpin yang sama dari gereja Efesus, setiap
gereja harus mempunyai satu saja penatua pengajar dan ia di sebut
pendeta.
Kata
politik ada hubungannya dengan berbagai kata Yunani, kata polis
berarti benteng, kota, negara, akhirnya suatu bentuk tertentu, yakni
demokrasi. Kata politik ada hubungannya dengan kata Yunani :
Politeia, yang bermacam-macam artinya : penduduk atau warganegara,
hak warga negara, kewarganegaraan, tetapi juga tatanegara, bentuk
pemerintah, dll2
setiap warga negara siapapun dia apapun jabatannya memiliki hukum
dan kedudukan yang sama didalam berpolitik semua orang dapat terlibat
bahkan seorang hamba Tuhan dan pendeta memiliki kedudukan sama dalam
berpolitik, tidak ada batasam karena menenjak terjadinya reformasi
setiap daerah diberi kewenangan masing-masing untuk mengrus peminpin
dan kepala daerah sehingga banyak orang masuk dalam dunia politik,
dengan kedudukan, gaji dan fasilitas yang baik, membuat semua orang
berlomba untuk ikut berpolitik dan ingin menjadi pemimpin. Daerah
yang masih dalam tahap pemekaran membutuhkan tenaga dan kemampuan
serta mempunyai kemampuan dalam memimpin, di daerah yang sulit untuk
menerima pendidikan yang baik, pada akhirnya banyak yang sekolah
keluar daerah bahkan keluar negeri, untuk mendapatkan pengetahuan
termasuk hamba Tuhan, setelah mendapatkan gelar dan kemampuan,
Pendeta akan mendapat tempat didalam masyarakat sehingga banyak
jemaat dan simpatisan jika pendeta memiliki karakter yang baik, dapat
meiliki jumlah jemaat yang banyak sehingga mempermudah dalam
perolehan pendukung suara dalam berpolitik karena banyak dukungan,
sehingga pendeta tidak lagi melayani dan fokus kepada jemaat,
menyebabkan terabaikan pelayanan kepada umat yang telah dipercayakan
oleh Tuhan. Jemaat menjadi terlantar seperti domba-domba yang tidak
bergembala, sehingga jemaat dapat terjadi perpecahan dan jemaat akan
mengundurkan untuk pindak ke gereja yang lain.
Pentingnya
memahami panggilan setiap orang memiliki pilihan dalam pekerjaan
tetapi Tuhan menghendaki bukan melayani untuk manusia dan memuaskan
diri sendiri tetapi untuk Tuhan, ketika manusia hanya ingin
kehormatan dan pujian dari manusia dengan melupakan Tuhan, apalagi
menimbulkan pertengkaran dalam memperoleh jabatan. Tuhan menegur para
murid ketika ada pertengkaran diantara mereka siapa yang terbesar
diantara mereka. Pelayanan semu terpengaru oleh “rencana hebat”
perhatian ditujukan kepada perolehan tambahan-tambahan yang
mengesankan majelis gereja. Ia suka melayani, terutama bila pelayanan
itu sangat besar dan hebat3.
Setiap pekerjaan mempunyai tujuan setiap orang mempunyai perencanaan,
panggilan seorang pendeta yang walaupun hidup dalam kesederhanan yang
harus tinggal di desa jauh dari fasilitas jika dengan tekun dan
mengerti bahwa panggilan Tuhan yang mulia, akan menjalankan tugas
dengan baik dan takut akan Tuhan, Seorang pendeta harus melayani
bukan hanya untuk sementara waktu, tetapi sepenuh waktu.
Allah
menyatakan bahwa fungsi utama para imam Lewi ialah untuk “mendekat
kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian (Yehezkiel 44 :15). bagi
keimaman perjanjian lama, berbakti atau beribadah kepada Tuhan harus
mendahului segala tugas lainnya. Hal ini juga berlaku bagi keimaman
universal dari perjanjian baru. Satu godaan yang sangat berbahaya
yang kita semua hadapi ialah memenuhi undangan untuk melayani di
mana-mana tanpa beribadah kepada Tuhan sendiri4.
Pendeta yang telah
memilik banyak pendukung dan jemaat serta simpatisan yang mengenal
tentunya akan mudah mendapatkan suara dalam berpolitik, tetapi apa
yang dilakukan oleh imam lewi sejak dalam perjanjian Lama dan
perjanjian baru dengan jelas menyatakan apa yang harus dilakukan
seorang imam sebagai orang yang telah dipilih dan ditetapkan oleh
Allah orang tersebut harus mengutamakan tugas panggilanya. orang yang
memimpin ibadah harus mengutamakan upacara peribadah yang dilakukan
imam Lewi, daripada kepentingan pribadi.
Kekristenan
mengalami pergolakan yang terjadi pada Abad XI dikarenakan Paus
sebagai pememimpin tertinggi di katolik Roma berkuasa bukan hanya
dalam keagamaan gereja Katolik tetapi juga istana Paus adalah pusat
dari mesin administrasi yang besar, dan banyak terlibat dalam politik
yang mengakibatkan terjadinya perselisihan dengan Martin Luther5.
Melihat dari pengalaman yang terjadi tentunya menjadikan pertimbangan
untuk mengambil keputusan dengan penuh kesadaran resiko yang dihadapi
seorang pemimpin gereja. Pendeta jika terlibat dengan politik
tentunya harus membedakan antara kepentingan umat atau berpolitik,
ketika pendeta memegang dua jabatan sebagai pendeta dan ikut dalam
berpolitik tentunya akan mengalami hal yang sama ketika terjadi
perpecahan dan perselisihan, sama dengan yang di alami oleh gereja
katolik roma pada abad XI. Kekuasaan Paus lebih tinggi dari
pemerintah bahkan menggunakan kekuasaan dalam menjari kekeuasaan
pasinya tidak dikehendaki oleh Tuhan sebagai hamba Tuhan yang telah
mendapat panggilan untuk melayani sepenuh waktu.
Dalam
perjanjian lama ketika para nabi menyampaikan firman Tuhan yang
menjadi fokus utama bukan untuk berpolitik tetapi memperingatkan
akan dosa, bangsa Israel sebagai bangsa tidak tergantung kepada
keunggulan politik. Kesetiaan dalam memenuhi maksud pengutusan Allah
bagi mereka menjelaskan peluang mereka untuk kebesaran. Israel
diciptakan untuk menjadi bangsa yang melayani6.
Mempelajari apa yang dilakukan oleh para nabi menjadi pemberita
Firman untuk bangsa Israel yang yang walaupun menjadi penasehat raja
dan menjadi orang kepercayaan raja dan istana, tetapi bukan untuk
medapatkan jabatan dalam yang menjadi fokus utama, pendeta penting
mengikuti perkembangan Politik dan menjadi bagian kesejahtraan kota
dimana ia tinggal tetapi bukan untuk terlibat dalam politik dan
meninggalkan panggilan sebagai pendeta, Ketika Tuhan Yesus datang di
dunia Ia juga mendapat tantangan dari orang-orang farisi yang pandai
perpolitik dan menggunakan kekuasaan untuk kekusasan dan berbuat
jahat kepada kaum yang miskin dan tertindas, seorang pendeta penting
dalam mengambil bagian ketika tidak adanya keadailan dan penindasan
kepada kaum yang terabaikan dan yang tidak diperhatikan oleh negara,
tetapi yang menjadi fokus utama adalah menyampaikan kabar
keselamatan, Tuhan Yesus memiliki fokus apa yang harus dilakukan
yaitu menganyampaikan keselamatan dan melakukan apa yang
diperintahkan oleh Allah untuk datang kedalam dunia sebagai manusia.
Seorang
pendeta mempunyai pendirian panggilan yang jelas apa yang menjadi
prioritas sangatlah penting agar tidak bimbang waktu menlayani,
kehidupan ibadah yang perlu dilakukan dengan setia, hubungan keluarga
setiap orang harus dijaga dan perhatian terhadap keluarga jemaat, dan
beban sebagai pendeta yaitu untuk memberitakan injil kepada orang
yang mengenal kebenaran Yesus Kristus, belajar Firman Tuhan dengan
tekun, kemajuan pendeta dan gereja yaitu bagaimana berkhorbah yang
baik dan benar, yang terpenting yaitu menggembalakan jemaat. Hubungan
dengan anggota-anggota gereja akan memberi keseimbangan pada
pelayanan. Sang pengkhotbah harus juga menjadi sang gembala7.
Ketika seorang
pendeta yang terlibat dalam dua pelayanan pastinya akan kesulitan
melalukan tugas sebagai seorang pendeta jika terabaikan maka jemaat
akan mengalami kemunduran dalam kerohian apalagi pendeta terlibat
dalam politik, hubungan antara pendeta dan jemaat akan sulit bertemu
dengan kesibukan masing-masing tugasnya, karena pendeta yang terlibat
politik pasti memiliki dua pelayanan yang harus
dipertanggungjawabkan.
BAB III
KESIMPULAN
Pendeta
memdapat panggilan khusus yang bertujuan untuk maksut yang sangat
baik mengembalakan jemaat yang telah dipercayakan dengan penuh
tanggungjawab mengorbankan segala sesuatu sama sperti yang dilakukan
oleh Tuhan Yesus Kristus. Ia juga mengikuti politik tetapi tidak
menjadi tujuan utama, yang utama menyampaikan kabar keselamatan bagi
umat manusia.
Politik yang ada disetiap negara
mengharuskan semua warga negara harus terlibat dan warga mempunyai
hak untuk berpolitik termasuk Pendeta, tetapi yang menjadi prioritas
pendeta adalah menyampaikan kabar tentang keselamatan dan menjaga
setiap jemaat yang dilayani. Saya selaku penulis makalah menyatakan
tidak setujua jika yang menjadi fokus utama untuk melayani terlibat
aktif dalam berpolitik dan mengabaikan jemaat yang dilayani, jika
seorang pendeta ikut aktif dalam perpolitik harus meninggalkan
jabatan sebagai pendeta agar tidak ada perselisihan antara jemaat dan
pendeta dan jemaat antara jemaat yang lian.
Tuhan menginginkan pelayanan
yang sepenuh waktu bukan hanya sekedar dan menjadi batu loncatan
ingin mengejar karir dan jabatan apalagi harta dan kehormatan. Tuhan
Yesus menginginkan pelayanan dan kerelaan yang dari hati, bukan
keterpaksaan.
DAFTAR PUSTAKA
- Ronald W. Leigh. MELAYANI DENGAN EFEKTIF
- DR. J. Verkuyl. Etika Kristen. Ras, Bangsa, Gereja dan Negara
- Richard J. Foster. TERTIB ROHANI
- Pdt. Dr. E.P. Ginting s. GEMBALA DAN PASTORAL KLINIS
- Robert D. Dale. PELAYANAN SEBAGAI PEMIMPIN
- Waren W. Wiersbe dan Howard F. Sugden. MEMIMPIN GEREJA SECARA MANTAP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar